Kerangka Konsep Definisi Istilah

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan di atas maka latar belakang wanita post mastektomi yang mengalami depresi perlu diketahui dan diteliti dengan baik sehingga dapat dilakukan upaya penanganan yang tepat dan mencegah depresi yang berkepanjangan dan risiko bunuh diri pada klien. Di bawah ini dijelaskan mengenai kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Barat. Faktor Predisposisi : cara berpikir negatif Faktor Pencetus : kehilangan keterikatan, ketegangan peran Penilaian Stresor Sumber Koping : dukungan sosial Mekanisme Koping: Destruktif Respon maladaptif : Depresi Depresi sedang Depresi berat Depresi ringan Bagan 3.1 Kerangka Konsep Model Adaptasi Stres Stuart yang Dikaitkan dengan Respon Emosi Tingkatan Depresi PPDGJ III 33 Berdasarkan bagan di atas maka peneliti ingin mengetahui gambaran latar belakang wanita post mastektomi yang mengalami depresi.

B. Definisi Istilah

1. Cara berpikir negatif adalah strategi negatif dalam menggunakan pikiran yang mencakup pembuatan pendapat, keputusan, menarik kesimpulan dan merefleksikan untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan Gordon, 1995 dalam Potter Perry, 2005. 2. Kehilangan keterikatan adalah kondisi berpisahnya individu dengan sesuatu yang dicintai yang bersifat nyata maupun dibayangkan seperti kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik, kedudukan, atau harga diri Stuart Sundeen, 1998. 3. Ketegangan peran adalah perpaduan antara konflik peran dan ambiguitas peran yang diekspresikan sebagai perasaan frustasi ketika seseorang merasakan ketidakadekuatan atau merasa perannya tidak sesuai Potter Perry, 2005. 4. Dukungan sosial adalah dukungan atau kehadiran orang-orang terdekat seperti keluarga, sahabat, teman, saudara, atau orang yang dicintai oleh individu yang bersangkutan dalam memberikan bantuan berupa materi, emosi, dan informasi sehingga individu tersebut dapat meringankan keluhannya Potter Perry, 2005. 5. Depresi adalah suatu kondisi terganggunya fungsi manusia berkaitan dengan alam perasaan seperti kesedihan dan gejala penyerta termasuk perubahan pola tidur, nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya serta gagasan bunuh diri Kaplan Benjamin, 1998. 6. Depresi ringan merupakan tingkatan depresi yang paling rendah menurut PPDGJ III. Karakteristik depresi ini yaitu minimal harus ada 2 atau 3 gejala utama depresi, ditambah minimal 2 dari gejala tambahan, tidak boleh ada gejala berat, lamanya seluruh episode berlangsung minimal 2 minggu, hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukan PPDGJ III, 1993. 7. Depresi sedang merupakan depresi yang memiliki karakteristik minimal harus ada 2 atau 3 gejala utama depresi seperti pada depresi ringan, ditambah minimal 3 dan sebaiknya 4 dari gejala tambahan, lamanya seluruh episode berlangsung minimal sekitar 2 minggu, menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial pekerjaan dan urusan rumah tangga PPDGJ III, 1993. 8. Depresi berat dibedakan menjadi 2 yaitu depresi berat tanpa psikotik dan depresi berat dengan psikotik. Karakteristik depresi berat tanpa psikotik yaitu semua gejala depresi utama harus ada, ditambah minimal gejala tambahan dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat, lamanya episode depresif biasanya harus berlangsung minimal 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk menegakan 47

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Barat 1. Sejarah Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta Barat Pendirian Rumah Sakit Kanker Dharmais berawal dari pemikiran para pakar penyakit kanker termasuk para staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang merasa perlu adanya sebuah layanan kanker yang terpadu di Indonesia. Cita-cita untuk mendirikan suatu rumah sakit kanker yang mampu memberikan layanan yang bersifat holistik dan terpadu telah lama dipendam. Kesempatan untuk mewujudkan cita-cita tersebut terbuka pada tahun 1988 ketika ketua Yayasan Dharmais, Bp. H.M. Soeharto meminta Dr.dr.A.Harryanto Reksodiputro untuk memikirkan model rumah sakit kanker yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Dr.dr.A.Harryanto Reksodiputro segera menghubungi para pakar di FKUI dan meminta nasehat Departemen Kesehatan serta Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Selanjutnya pada bulan Oktober 1988 terbentuklah tim pembuatan usulan pendirian rumah sakit kanker. Usulan tersebut dapat diselesaikan pada bulan Desember 1988 dan diserahkan kepada ketua Yayasan Dharmais pada 8 Januari 1999. Sejak saat itu rumah sakit ini berkembang dan menjadi Rumah Sakit dan Pusat Kanker Nasional yang melakukan pelayanan, pendidikan dan penelitian yang bermutu tinggi di bidang kanker melalui aktualisasi SMILE C berdasarkan kebijakan mutu, lingkungan, dan k3 RS. Kanker DHARMAIS No. HK.00.09169952009 tanggal 02 September 2009, yaitu : S = Senyum, dan selalu siap melayani. M = Mengutamakan Mutu Pelayanan, pencegahan pencemaran dan pengendalian dampak lingkungan, pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, untuk kepentingan dan keselamatan pengunjung, pasien dan karyawan. I = Ikhlas dalam melaksanakan tugas. L = Loyal pada pimpinan dan berdedikasi dalam tugas, serta taat pada peraturan perundangan yang berlaku. E = Excellent dalam pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta disiplin administrasi yang tertib dan efisien. = Merupakan simbol optimis yang berarti mempunyai sikap selalu optimis menghadapi segala tantangan dan, C = Continually Improvement, senantiasa melakukan perbaikan mutu pelayanan, lingkungan dan Keselamatan dan kesehatan kerja K3 secara berkesinambungan.