1. Akitivitas angkat-angkut material secara manual: a. Usahakan meminimalkan aktivitas angkat-angkut secara manual
b. Upayakan agar lantai kerja tidak licin c. Upayakan menggunakan alat bantu kerja yang memadai seperti crane,
kereta dorong, pengungkit, dll. d. Gunakan alat apabila harus mengangkat di atas kepala atau bahu
e. Upayakan agar beban angkat tidak melebihi kapasitas angkat pekerja 2. Berat bahan dan alat
a. Upayakan untuk menggunakan bahan atau alat yang ringan b. Upayakan menggunakan wadah atau alat angkut dengan kapasitas 50
kg 3. Alat tangan
a. Upayakan agar ukuran pegangan tangan sesuai dengan lingkar genggam pekerja dan karakteristik pekerjaan pekerjaan berat atau ringan.
b. Pasang lapisan peredam getaran pada pegangan tangan c. Upayakan pemiliharaan yang rutin sehingga alat selalu dalam kondisi
layak pakai d. Berikan pelatihan sehingga pekerja terampil dalam mengoperasikan alat.
2.5 Kerangka Teori
Paparan dari faktor risiko ergonomi di tempat kerja dapat menyebabkan atau memberi konstribusi bagi perkembangan musculoskeletal disorders atau disebut
faktor risiko MSDs. Musculoskeletal disorders MSDs dapat terjadi sebagai akibat dari faktor pekerjaan, pekerja, lingkungan dan psikososial Cohen et al, 1997.
Faktor-faktor risiko MSDs yaitu faktor pekerjaan yang terdiri dari postur tubuh, peregangan otot yang berlebihan, aktivitas berulang, forceload dan durasi. Faktor
individu meliputi umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani, kekuatan fisik, ukuran tubuh antropometri, masa kerja dan indeks massa tubuh.
Faktor lingkungan terdiri dari mikrolimat, ilmunasi dan getaran. Sedangkan faktor psikososial yaitu kepuasaan kerja, stress mental dan organisasi kerja Bridger, 1995;
Tarwaka et al, 2004. Beberapa penelitian terdahulu juga menyampaikan hal serupa mengenai faktor-
faktor yang berkaitan dengan keluhan MSDs. Faktor individu yang terkait dengan MSDs adalah usia Guo et al. 1995; Chaffin 1979; Biering-Sorensen 1983; Inggris et
al. 1995; Ohlsson et al. 1994; Riihimäki et al; Toomingas et al 1989, jenis kelamin Betti’e et al.1989; Chiang et al.1993; Bernard et al.1994; Hales et al. 1994;
Johansonb 1994; Lindman et al. 1991; Armstrong et al. 1994, kebiasaan merokok Finkelstein 1995; Owen dan Damron 1984; Frymoyer et al. 1983; Svensson dan
Anderson 1983; Kelsey et al.1984; Boshuizen et al. 1993, kesegaran jasmani Cady et al. 1979; Betti’e et al. 1989, kekuatan fisik Chaffin dan Park, 1977; Troup et
al. 1981; Bettie et al. 1989; Leino 1987, indeks massa tubuh Wener et al. 1994 dan masa kerja Guo, 2004.
Faktor lingkungan yang berkontribusi terhadap kejadian MSDs diantaranya adalah mikrolimat Suma’mur, 1982; Grandjean, 1993, iluminasi Bridger, 1995
dan getaran Cohen et al, 1997; J.M. Harrington, 2003; Nurmianto, 2004. Sedangkan faktor psikososial Bongers et al, 1993; Lim dan Carayon 1994; ILO
1986; Sauter dan Swanson 1996.
Berikut adalah bagan kerangka teori tersebut:
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Faktor Pekerjaan :
1.
postur tubuh
2.
peregangan otot yang berlebihan
3.
aktivitas berulang
4.
forceload
5.
durasi
Faktor Psikososial : 1. Kepuasaan kerja
2. Stress mental 3. Organisasi kerja
Faktor Lingkungan : 1. Mikrolimat
2. Iluminasi
3.
Getaran Faktor individu :
1. umur 2. jenis kelamin
3. kebiasaan merokok 4. kesegaran jasmani
5. kekuatan fisik 6.
masa kerja 7.
indeks massa tubuh
. Keluhan Muculoskeletal
Disorders MSDs
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan Musculoskeletal Disorders MSDs pada pekerja
assembling di PT X Bogor. Kerangka konsep ini terdiri dari variabel dependen
dan variabel independen yang mengacu pada kerangka teori yang telah disebutkan sebelumnya. Variabel independen terdiri dari faktor pekerjaan dan
faktor pekerja dan variabel dependen dari penelitian ini adalah keluhan Musculoskeletal Disorders
MSDs. Sedangkan variabel yang tidak diteliti yaitu: a. Jenis kelamin
Jenis kelamin tidak diteliti dalam penelitian ini karena populasi di tempat penelitian homogen atau dengan kata lain semua responden adalah laki-laki.
b. Kesegaran jasmani Kesegaran jasmani tidak diteliti dalam penelitian ini karena populasi di
tempat kerja homogen yaitu mendapatkan perlakuan yang sama pemanasan atau olahraga terlebih dahulu sebelum bekerja.
c. Kekuatan fisik Kekuatan fisik tidak diteliti dalam penelitian ini karena secara fisiologis
tiap orang dilahirkan dengan struktur otot yang berbeda-beda yaitu ada yang dilahirkan dengan struktur otot yang mempunyai kekuatan fisik lebih kuat
dibandingkan dengan lainnya. Dalam kondisi kekuatan yang berbeda ini, apabila harus melakukan pekerjaan yang memerlukan pengerahan otot, jelas