Kerangka Konsep KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keluhan Musculoskeletal Disorders MSDs pada pekerja assembling di PT X Bogor. Kerangka konsep ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen yang mengacu pada kerangka teori yang telah disebutkan sebelumnya. Variabel independen terdiri dari faktor pekerjaan dan faktor pekerja dan variabel dependen dari penelitian ini adalah keluhan Musculoskeletal Disorders MSDs. Sedangkan variabel yang tidak diteliti yaitu: a. Jenis kelamin Jenis kelamin tidak diteliti dalam penelitian ini karena populasi di tempat penelitian homogen atau dengan kata lain semua responden adalah laki-laki. b. Kesegaran jasmani Kesegaran jasmani tidak diteliti dalam penelitian ini karena populasi di tempat kerja homogen yaitu mendapatkan perlakuan yang sama pemanasan atau olahraga terlebih dahulu sebelum bekerja. c. Kekuatan fisik Kekuatan fisik tidak diteliti dalam penelitian ini karena secara fisiologis tiap orang dilahirkan dengan struktur otot yang berbeda-beda yaitu ada yang dilahirkan dengan struktur otot yang mempunyai kekuatan fisik lebih kuat dibandingkan dengan lainnya. Dalam kondisi kekuatan yang berbeda ini, apabila harus melakukan pekerjaan yang memerlukan pengerahan otot, jelas yang mempunyai kekuatan rendah akan lebih rentan terhadap risiko cidera otot. Selain itu pengukuran kekuatan uji memerlukan serangkaian pengukuran yang cukup rumit, mahal, melibatkan banyak waktu dan biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian dibidang ini. d. Indeks Massa Tubuh IMT Variabel ini tidak diteliti karena pengaruhnya yang relatif kecil atau kurang signifikan meskipun merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan keluhan MSDs dan tidak langsung berhubungan dengan keluhan MSDs yang terjadi. e. Lingkungan Variabel lingkungan tidak diteliti karena untuk mikrolimat atau suhu yang dianggap sama atau homogen untuk seluruh pekerja di bagian yang akan diteliti karena mereka bekerja di ruangan atau tempat yang sama sehingga secara otomatis lingkungan kerja mereka sama. Sedangkan untuk iluminasi tidak diteliti karena proses pekerjaan di bagian ini tidak tetap pada satu tempat, dikarenakan pekerjaan dibagian ini selalu berpindah tempat untuk memasang bagian-bagian pada kendaraan yang sedang dirakit sehingga akan sulit menentukan posisi pekerja yang tetap dan pencahayaannya akan sulit diukur. Sedangkan untuk getaran tidak diteliti karena keterbatasan kemampuan peneliti untuk mengukur getaran, serta keterbatasan biaya dan alat. f. Psikososial Variabel psikososial yang terdiri dari kepuasaan kerja, stress mental dan organisasi kerja tidak diteliti karena variabel ini dipengaruhi oleh faktor- faktor yang terdiri dari faktor internal dan eksternal pekerja yang sehingga akan sulit diukur. Tidak adanya definisi universal dan objektif dalam mengukur faktor psikososial telah membuatnya sulit untuk melakukan studi untuk menyelidiki penyebab-akibat di konteks MSDs Sauter dan Swanson 1996. Menurut Terry Beehr dan John Newman dalam Widyasari, 2009 memaparkan mengenai 3 gejala umum stres yang terjadi pada individu, yaitu gejala psikologis, gejala fisiologis dan gejala sikap atau perilaku yang masing-masing memiliki ciri-ciri khusus dan membutuhkan keahlian khusus atau seseorang yang memiliki kemampuan dibidang ini untuk melakukan penilaian pada masing-masing gejala yang berkaitan dengan keluhan MSDs. Selain itu stress mental atau kelelahan mental dapat dikatakan sebagai kelelahan semu tidak kasat mata yang timbul dalam perasaan pekerja. Kelelahan ini terlihat dengan tingkah laku atau pendapat-pendapatnya yang sudah tidak konsekuen lagi serta jiwanya yang labil dengan adanya perubahan dalam kondisi lingkungan atau kondisi tubuhnya. Sedangkan untuk organisasi kerja tidak diteliti karena seluruh pekerja berada pada organisasi kerja yang sama atau bekerja di perusahaan yang sama. Kerangka konsep ini mengacu pada kerangka teori yang telah disebutkan pada bab II yang mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu. Seperti yang disampaikan oleh Cohen et al pada tahun 1997, menyatakan bahwa musculoskeletal disorders MSDs dapat terjadi sebagai akibat dari faktor pekerjaan, pekerja, lingkungan dan psikososial. Hal serupa juga disampaikan oleh Bridger pada tahun 1995 yaitu faktor-faktor risiko musculoskeletal disorders yaitu faktor pekerjaan yang terdiri dari postur tubuh, peregangan otot yang berlebihan, aktivitas berulang, forceload dan durasi. Faktor individu meliputi umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, kesegaran jasmani, kekuatan fisik, ukuran tubuh antropometri, masa kerja dan indeks massa tubuh. Faktor lingkungan terdiri dari mikrolimat, ilmunasi dan getaran. Sedangkan faktor psikososial yaitu kepuasaan kerja, stress mental dan organisasi kerja. Kerangka konsep terdiri dari variabel dependen dan variabel independen. Variabel independen yaitu faktor pekerjaan, usia, kebiasaan merokok, dan masa kerja. Sedangkan keluhan MSDs ditetapkan sebagai variabel dependen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel pada masing-masing faktor risiko MSDs diteliti karena kondisi dan keadaan yang tidak memungkinkan serta beberapa alasan lain yang telah dijelaskan diatas. Variabel yang tidak diteliti seperti jenis kelamin, kesegaran jasmani, kekuatan fisik dan indeks massa tubuh pada faktor individu, faktor lingkungan serta faktor psikososial. Berikut ini adalah bagan kerangka konsep. Gambar 3.1 Bagan Kerangka Konsep Faktor Pekerjaan • postur tubuh • peregangan otot yang berlebihan • aktivitas berulang • forceload • durasi Faktor pekerja: • Umur • Kebiasaan merokok • Masa kerja Keluhan Musculoskeletal Disorders MSDs

3.2 Definisi Operasional No

Dokumen yang terkait

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Sales Promotion Girl (SPG) Pengguna Sepatu Hak Tinggi di Suzuya Medan Plaza pada Tahun 2015

33 205 129

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang Tahun 2011

0 15 205

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders Pada Ibu Menyusui 0 sampai 6 Bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Tahun 2013

1 15 193

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pengrajin Sepatu di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan Kecamatan Cakung Tahun 2013

2 28 147

FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA CLEANING SERVICE RSUD KOTA SEMARANG 2015.

0 3 20

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 15 199

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

1 1 20

UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS TEKNIK P T I K 2010 KATA PENGANTAR - MAKALAH Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

0 1 10

PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI SOKARAJA

0 0 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIF MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA PEMBUAT BAKSO (Studi Pada Pekerja Pembuat Bakso Kelurahan Gayamsari Kota Semarang) - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 12