Sejarah singkat perusahaan Departemen APC Assembling Passenger Cars

100

BAB V HASIL

5.1 Sejarah singkat perusahaan

PT. X merupakan salah satu industri dibidang perakitan kendaraan bermotor yang memproduksi dua kendaraan yaitu, kendaraan untuk pribadi passenger cars dan chassis untuk kendaraan commercial. Perusahaan ini adalah agen resmi dan perakit semua produknya di Indonesia serta bertanggung jawab untuk pemasaran semua produknya di Indonesia. Selain itu perusahaan ini merupakan perusahaan patungan antar perusahaan asing dan indonesia. Kegiatan perusahaan ini di Indonesia dimulai tahun 1970-an dan pada tahun yang sama didirikan pula sebuah perusahaan sebagai perakit dan pembuat produk untuk perusahaan ini. Saat ini Indonesia memiliki tiga perusahaan serupa yang lokasinya disekitar Jakarta dengan jumlah karyawan keseluruhan lebih dari 583 orang, yaitu pabrik perakitan kendaraan, layanan purna jual dan perusahaan distribusi.

5.2 Departemen APC Assembling Passenger Cars

PT. X terbagi atas beberapa departemen, dua diantaranya merupakan departemen yang berkaitan dengan pekerjaan assembling yaitu produksi passenger cars yang terdapat di APC dan commercial vehicle atau chassis bus yang terdapat di ACV Assembling Commercial Vehicle. Untuk departemen APC terbagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu trimming line, mechanical line, rectification dan finishing. Penelitian ini fokus pada bagian trimming line dan mechanical line. 101 Bagian trimming line merupakan bagian awal dalam proses produksi passenger cars . Pada bagian ini dilakukan bermacam-macam pekerjaan yang berkaitan dengan pemasangan interior dan exterior parts pada passenger cars. Proses pekerjaan dibagian ini menggunakan bermacam-macam peralatan dan mesin, diantaranya ada yang memiliki risiko dan bahaya yang cukup signifikan terkait ergonomi pada pekerja. Bagian trimming line terdiri dari 10 stasiun dan didukung oleh dua stasiun lainnya yaitu cockpit dan doors. Gambaran proses pekerjaan pada trimming line adalah sebagai berikut: 1. Pre Stasiun : merupakan stasiun paling awal pada bagian ini dengan pekerjaannya yaitu pemasangan engine roof, tutup bagasi, karet dan spring pada cabin . Pada pemasangan engine roof dan tutup bagasi pada cabin, pekerja mengangkat part tersebut secara manual yang beratnya sekitar 10 kg. Ketika pengangkatan punggung pekerja membungkuk dan saat pemasangan lengan atas dan bawah pekerja tidak lurus atau membengkok. Pada kegiatan ini didapatkan skor REBA 11 sehingga masuk ke dalam kategori sangat tinggi. 2. Stasiun 0 : pekerjaan pada stasiun ini yaitu pemasangan air cover, bumper cross member , lampu dan proses markier, mal dan seting bonet pada cabin. Pada proses markier pekerja harus mengangkat alat markier dan mal secara manual dengan berat 15 kg dan 20 kg dengan posisi punggung membungkuk dan leher tertekuk. Pada proses ini didapatkan skor REBA 12 yang berarti pekerjaan ini memiliki risiko ergonomi sangat tinggi dan merupakan proses pekerjaan yang memiliki skor REBA tertinggi jika dibandingkan dengan pekerjaan lainnya di stasiun ini. 102 3. Stasiun 1 : pekerjaan pada stasiun ini yaitu pemasangan spare will dengan berat sekitar 15 kg, plug, proses sealing atau proses pengeleman dengan alat yang memiliki berat sekitar 5 kg dan alat pemberatnya dengan berat sekitar 60 kg, pipa kecil dan tanki dengan berat sekitar 30 kg yang seluruhnya diangkat dan dipasang secara manual serta posisi punggung yang membungkuk, lengan membengkok dan leher tertekuk, ada juga posisi leher in extension pada proses pengangkatan tanki. Pada proses sealing didapatkan skor REBA 11 dan pada proses pengangkatan tanki didapatkan skor REBA 12 sehingga kedua proses ini termasuk dalam kategori pekerjaan dengan risiko ergonomi sangat tinggi. 4. Stasiun 2 : pekerjaan pada stasiun ini yaitu pemasangan plug, shock becker dan dumping . Pada pekerjaan ini posisi punggung agak membungkuk dan leher yang menekuk dan ada juga posisi leher in extension pada proses pemasangan plug pada engine roof. Skor REBA pada proses ini yaitu 8 sehingga termasuk kategori pekerjaan dengan risiko ergonomi tinggi. 5. Stasiun 3 : pekerjaan pada stasiun ini terbagi menjadi dua yaitu 3A dan 3B. Pekerjaan pada stasiun 3A adalah pemasangan kabel-kabel yang berhubungan dengan electric control dan RBA kabel, airbag control unit dan RBA passenger compartment rear . Pada pemasangan kabel-kabel tersebut pekerja harus mengangkatnya secara manual dengan berat sekitar 40 kg dan posisi punggung yang agak membungkuk dan leher in extension dengan skor REBA 9 sehingga termasuk kategori pekerjaan dengan risiko ergonomi tinggi. Sedangkan pekerjaan pada stasiun 3B adalah pemasangan booster rem, kabel- kabel engine hood, kabel harness, pedal remsub assy pedal system, pipa AC. 103 Pada proses pemasangan pedal rem, pekerjaan dilakukan dengan duduk, posisi punggung membungkuk, leher menekuk dan lengan atas bawah membengkok dengan skor RULA 6 sehingga termasuk kategori risiko ergonomi tinggi. Sedangkan pada proses pemasangan pipa AC posisi punggung membungkuk dan agak miring ke kanan, leher menekuk dan lengan bawah atas membengkok dengan skor REBA 9 sehingga termasuk kategori risiko ergonomi tinggi. 6. Stasiun 4: pekerjaan pada stasiun ini juga terbagi menjadi dua yaitu 4A dan 4B. Pekerjaan pada stasiun 4A adalah pemasangan window bag, control unit plate of firewall dan sub assy cockpit pada cabin. Pada pemasangan cockpit, pekerja mengangkatnya secara manual dengan berat sekitar 60 kg ke dalam cabin dengan posisi punggung yang membungkuk, leher in extension, kaki menekuk dan lengan atas bawah yang membengkok serta mengangkat beban berat. Skor REBA pada pekerjaan ini 13 sehingga termasuk pekerjaan dengan kategori risiko ergonomi sangat tinggi. Sedangkan pada proses pemasangan cockpit karena dilakukan didalam cabin maka dilakukan dengan posisi duduk dan didapatkan skor RULA 7 sehingga termasuk kategori risiko ergonomi sangat tinggi. Sedangkan pekerjaan pada stasiun 4B adalah pemasangan park handle, brake pipe, air duct firewall, battery frame engine . Pada pemasangan battery frame engine posisi punggung agak membungkuk dengan leher menekuk dan agak miring ke kiri, posisi kaki menekuk dan kadang berdiri dengan satu tumpuan kaki saja, lengan atas bawah membengkok. Pada proses ini didapatkan skor REBA 9 yang termasuk pekerjaan dengan kategori risiko ergonomi tinggi. 104 7. Stasiun 5 : proses pekerjaan di stasiun ini juga terbagi menjadi dua yaitu 5A dan 5B. Pekerjaan pada stasiun 5A yaitu pemasangan part untuk interior seperti seat belt driver, part pd roof atau atap mobil, lampu, gear shift, handles roof. Proses pekerjaan pada stasiun ini banyak dilakukan di dalam cabin, sehingga pekerja bekerja dengan cara duduk atau terkadang setengah berdiri di dalam cabin seperti pada pemasangan lampu di dalam cabin dan part interior. Posisi punggung dan leher in extension, lengan atas dan bawah terangkat keatas. Pada proses ini dapatkan skor RULA 7 yang berarti pekerjaan tersebut termasuk kategori risiko ergonomi sangat tinggi. Sedangkan untuk pekerjaan pada stasiun 5B yaitu pemasangan karpet bawah panel, ABS untuk rem atau sistem kendali, safety hook bonet, rubber sealing bonet, cooling water tank, warning triangle compl, shock becker . Proses pekerjaan di staisun ini banyak dilakukan diluar cabin, seperti pada pemasangan shock becker pekerja harus merunduk dengan punggung membungkuk, leher in extension dan agak miring serta posisi lengan yang membengkok. Skor REBA pada pekerjaan ini adalah 9 yang termasuk pekerjaan dengan kategori risiko ergonomi tinggi. 8. Stasiun 6 : proses pekerjaan pada stasiun ini yaitu glozing in rear glass, pemasangan glass atau kaca depan dan belakang, whipped system, covering aggregate, water deflector, shielding partition panel . Pekerjaan di bagian ini lebih terfokus pada pemasangan glass yang terdiri dari beberapa kegiatan, seperti memberi lem pada tepi glass, mengangkat glass kemudian dipasang pada bagian depan dan belakang cabin. Postur tubuh pada proses pekerjaan 105 tersebut bermacam-macam, seperti punggung yang membungkuk saat mengangkat glass dan mengolesi lem pada tepi glass, leher menekuk dan agak miring, lengan atas dan bawah terangkat ke atas serta mengangkat beban sekitar 15 kg. Untuk proses ini didapatkan skor REBA 10 yang termasuk pekerjaan dengan kategori risiko ergonomi tinggi. 9. Stasiun 7 : proses pekerjaan pada stasiun yaitu terdiri dari pemasangan perlengkapan berbagai cover seperti cover rain-light sensor dan cover c-pillar, air intake pendingin, engine compaqment, rear floor carpet, handle rem, side bag rear . Pekerjaan pada bagian ini lebih banyak dilakukan didalam cabin dengan posisi duduk atau jongkok, punggung agak membungkuk, leher menekuk, lengan atas terangkat. Dari proses ini didapatkan skor RULA 5 yang berarti pekerjaan tersebut termasuk kategori risiko ergonomi tinggi. 10. Stasiun 8 : proses pekerjaan pada stasiun ini terbagi menjadi dua yakni stasiun 8A dan 8B. Pekerjaan pada stasiun 8A terdiri dari pemasangan cover under dashboard, accelerator pedal , cover side panel, cockpit side cover, seat belt house , sandaran jok belakang, lampu atas jok belakang. Pekerjaan pada bagian ini ada yang dilakukan didalam cabin dan luar cabin. Di dalam cabin seperti sandaran jok belakang dan lampu diatas jok belakang dengan posisi jongkok, punggung membungkuk, leher in extension, lengan atas dan bawah terangkat, kaki menekuk. Dari proses ini didapatkan skor REBA 13 yang berarti pekerjaan tersebut termasuk kategori sangat tinggi. Adapun pekerjaan diluar cabin seperti pemasangan pedal yang dilakukan dengan posisi setengah berdiri, punggung membungkuk, leher in extension, kaki menekuk. Dari proses ini didapatkan 106 skor REBA 11 yang berarti pekerjaan tersebut termasuk kategori risiko ergonomi tinggi. Sedangkan pekerjaan pada stasiun 8B yaitu pemasangan front seat, rear seat backrest , karet pada pemasangan pintu, list pintu, edge protecting. Pengangkatan dan pemasangan seat ke troley dan ke dalam cabin merupakan salah satu pekerjaan di bagian ini yang memiliki risiko ergonomi cukup signifikan karena postur tubuh yang berisiko serta beban sekitar 25-30 kg yang harus diangkat secara manual berkali-kali dalam satu hari. Skor REBA yang didapatkan dari proses ini adalah 13 yang berarti pekerjaan tersebut termasuk kategori risiko ergonomi sangat tinggi. 11. Stasiun 9 :proses pekerjaan pada stasiun ini terdiri dari pemasangan rear safety belt, rear seat cushion, sill cover, door lock striker, front door dan dumping under rear seat serta ISTK yaitu penggabungan beberapa software dalam satu control unit pada kendaraan. Pekerjaan pada bagian ini terdapat bermacam- macam postur tubuh yang berisiko diantaranya ketika pengangkatan jok dudukan belakang sekitar 8-10 kg, dengan punggung membungkuk, kaki menekuk, lengan atas bawah terangkat. Pada proses tersebut didapatkan hasil skor REBA adalah 11 yang berarti pekerjaan tersebut termasuk kategori risiko ergonomi sangat tinggi. 12. Stasiun 10 : proses pekerjaan pada stasiun ini tidak terlalu berat seperti pekerjaan pada stasiun lain. Pekerjaannya terdiri dari quality control, seperti pengecekan apakah part atau komponen kendaaran dirakit atau dipasang dengan benar dan memeriksa fungsional masing-masing part. Dari proses ini 107 didapatkan skor REBA 6 yang berarti termasuk pekerjaan dengan kategori risiko ergonomi sedang. Selanjutnya adalah bagian mechanical line yaitu bagian assembling yang berkaitang dengan perakitan aggregates parts, yaitu seperti engine, rear dan front axle dan semua komponen yang berkaitan dengan engine pada kendaraan. Selain itu terdapat perakitan tires, fluid filling dan electrical checking. Bagian ini terdiri dari 9 stasiun yakni stasiun 11 sampai 19. Gambaran proses pekerjaan pada mechanical line adalah sebagai berikut: 1. Stasiun 11 – 12 : proses pemasangan hoist crane pada cabin untuk proses selanjutnya yaitu married engine atau pemasangan komponen engine pada cabin atau body mobil. Diawali dengan proses pendorongan untuk memasukkan mesin pengepasan lubang baut, pada proses ini didapatkan hasil skor REBA 11 yang termasuk pekerjaan dengan kategori risiko ergonomi tinggi. Setelah itu dilanjutkan dengan pemasangan front dan rear axle pada cabin, pemasangan stearing connection dan connected working bottom, wish bone, lempengan besicover heat shield fuel tank, heat shield MSD RH, heat shield catalist, propeller shaft batang penghubung rear dan front axle, engine, propeller shaft center bearing dan plug. Seluruh pemasangan bagian tersebut dilakukan dibawah cabin dengan postur tubuh pekerja rata-rata yaitu leher in extension, punggung in extension, lengan atas dan bawah over head dan kaki tegak lurus. Seperti pada pemasangan front axle dan front rear axle didapatkan skor REBA 8 yang berarti pekerjaan tersebut termasuk kategori risiko ergonomi tinggi. 108 2. Stasiun 13: proses pekerjaan pada stasiun ini terdiri dari pemasangan exhaust system front knalpot dengan berat sekitar 15 kg yang diangkat secara manual sedangkan exhaust pipe front beratnya sekitar 5 – 8 kg. Postur pekerja saat mengangkat knalpot leher in extension, punggung membungkuk, lengan atas dan bawah posisi terangkat dan kaki lurus. Dari pekerjaan ini didapatkan skor REBA 10 yang berarti pekerjaan tersebut termasuk kategori risiko ergonomi tinggi. Selanjutnya pemasangan shifftening bagian depan dan belakang dengan berat ½ kg, gearbox brackets, connection at radiator, radiator covering, temperatur sensor, cable, harness transmission, strut lempeng besi panjang, tunnel strut, sprig strut cap dan covering under body . Pemasangan komponen- komponen tersebut juga dilakukan dibawah cabin. Seperti pada pemasangan shifftening depan dan belakang, dengan postur tubuh pekerja leher in extension, punggung in extension, lengan atas dan bawah terangkat keatas dan kaki sedikit menekuk dan didapatkan hasil skor REBA 10 yang berarti pekerjaan tersebut termasuk kategori risiko ergonomi tinggi. 3. Stasiun 14: proses pekerjaan pada stasiun ini tidak dilakukan dibawah cabin lagi seperti pada stasiun 11-13, namun terdapat beberapa pekerjaan yang dilakukan dengan duduk. Prosesnya terdiri dari pemasangan front module diikuti dengan pengencangan baut yang menggunakan moment 90 nm 180 o dengan postur tubuh leher menekuk, punggung membungkuk, kaki membengkok, lengan atas dan bawah terangkat dalam posisi menarik moment dan didapatkan skor REBA 10 yang berarti pekerjaan tersebut termasuk kategori risiko ergonomi tinggi. Kemudian pemasangan rear bumper fitting dengan berat sekitar 10 kg diangkat 109 secara manual, brake house, activated charcoal filter pompa bahan bakar, filler nech fitment , tutup bensin, tanki whipped depan, fluid reservoir, induction pipe , screen plate ESD. Misalnya pemasangan brake house postur pekerja leher in extension , punggung sedikit membungkuk dan agak miring, lengan atas dan bawah terangkat dan kaki dalam posisi duduk. Dari pekerjaan ini didapat skor RULA 7 yang berarti pekerjaan tersebut termasuk kategori risiko ergonomi sangat tinggi. 4. Stasiun 15 : proses pekerjaan pada stasiun ini terdiri dari pemasangan tires dengan moment 130 nm, bumper depan dengan berat sekitar 10 kg, lampu depan, grill pasang setir, engine complied cover engine dengan moment 33nm. Kemudian pemasangan connection brake pipe wheel arch front, brake pipe rear, covering wheel house, wheels front dan rear, tighten spring strut. Pada pemasangan tires, sebelumnya tires diangkat secara manual dari troley ke cabin dengan berat sekitar 15 kg dan punggung in extension, leher in extension, tangan dan lengan terangkat ke atas pada posisi mengangkat tires serta kaki sedikit membengkok, didapatkan skor REBA 10 yang berarti pekerjaan ini termasuk kategori risiko ergonomi tinggi. Kemudian proses moment tires dengan menggunakan moment 130 nm posisi punggung membungkuk, leher in extension, lengan atas dan bawah terangkat dengan beban yang dipegang sekitar 2-3 kg dan kaki menekuk, didapatkan skor REBA 9 yang berarti pekerjaan ini termasuk kategori risiko ergonomi tinggi. Pemasangan bumper depan diawali dengan mengangkat bumper ke cabin secara manual, posisi punggung membungkuk, leher in extension, lengan atas dan bawah terangkat 110 dalam posisi mengangkat bumper dan kaki lurus, didapatkan skor REBA 11 yang berarti pekerjaan ini memiliki risiko ergonomi sangat tinggi. Sedangkan pada pemasangan lampu depan posisi punggung lurus, leher in extension, lengan atas dan bawah terangkat ke atas dan kaki lurus, didapatkan skor REBA 9 yang berarti pekerjaan ini memiliki kategori risiko ergonomi tinggi. 5. Stasiun 16 : proses pekerjaan pada stasiun ini terdiri dari pengencangan untuk bagian setir mobil, pengangkatan dan pemasangan ban serep secara manual dengan berat sekitar 30 – 50 kg, setting bonet engine hood dengan special tool, vacuum pipe engine compartment, trunk floor . Untuk setting bonet, didapatkan skor REBA 5 yang berarti pekerjaan ini memiliki risiko ergonomi sedang. 6. Stasiun 17 : proses pekerjaan pada stasiun ini yaitu berupa filling vehicle atau pengisian fuel dan cairan seperti, bahan bakar, minyak rem, isi culler radiator, freon AC, oli stearing, air whipper dan tes kebocoran. Proses pekerjaan pada stasiun ini memiliki skor REBA 2 yang termasuk dalam kategori risiko ergonomi rendah. Hal ini karena pekerjaan pada stasiun ini hanya filling vehicle yang terdiri dari beberapa cairan dan fuel yang sudah ada alat khusus untuk mengerjakannya sehingga pekerja tidak perlu menggunakan peralatan yang menggunakan tenaga besar. 7. Stasiun 18 : proses pekerjaan pada stasiun ini hanya diagnosis fungsional pada kendaraan atau disebut juga dengan ISTK. Proses bertujuan untuk memastikan dan memeriksa sistem komputerisasi dan connection pada kendaraan sudah sesuai dengan fungsinya masing-masing. Hal serupa juga dilakukan pada 111 bagian trimming line yaitu pada stasiun 9 dan pekerjaan ini juga memiliki risiko ergonomi yang rendah dengan skor REBA 3, karena pekerjaannya hanya diagnosis dan lebih banyak berhadapan dengan komputer. 8. Stasiun 19 : stasiun ini merupakan stasiun terakhir pada keseluruhan proses assembling . Pekerjaannya terdiri dari pemeriksaan quality secara fungsi dan visual pada kendaraan yang telah selesai dipasang semua komponennya, apakah sudah sesuai dengan ketentuan atau masih ada perbaikan. Setelah itu dibuat laporan dan pemberian stempel yang menyatakan bahwa kendaraan tersebut sudah sesuai dengan kualitas yang telah ditentukan. Proses pemeriksaan visual pada kendaraan dilakukan secara menyeluruh di dalam maupun di luar kendaraan, sehingga tidak jarang pekerja harus membungkuk dengan leher tertekuk untuk memeriksa bagian dalam mobil, pada proses ini didapatkan skor REBA 7 yang berarti pekerjaan ini termasuk kategori risiko ergonomi sedang. 5.3 Analisis Univariat 5.3.1 Keluhan MSDs pada Pekerja

Dokumen yang terkait

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Sales Promotion Girl (SPG) Pengguna Sepatu Hak Tinggi di Suzuya Medan Plaza pada Tahun 2015

33 205 129

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang Tahun 2011

0 15 205

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders Pada Ibu Menyusui 0 sampai 6 Bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Tahun 2013

1 15 193

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pengrajin Sepatu di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan Kecamatan Cakung Tahun 2013

2 28 147

FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA CLEANING SERVICE RSUD KOTA SEMARANG 2015.

0 3 20

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 15 199

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

1 1 20

UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS TEKNIK P T I K 2010 KATA PENGANTAR - MAKALAH Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

0 1 10

PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI SOKARAJA

0 0 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIF MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA PEMBUAT BAKSO (Studi Pada Pekerja Pembuat Bakso Kelurahan Gayamsari Kota Semarang) - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 12