Usia dan Kebiasaan Merokok Tabel 5.3 Masa Kerja Tabel 5.4 Usia dan Kebiasaan Merokok Tabel 5.6

113

5.3.2 Risiko Faktor Pekerjaan pada Pekerja Assembling

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Risiko Faktor Pekerjaan pada Pekerja Assembling PT. X Bogor tahun 2010 Risiko Jumlah n Persentasi Sangat Tinggi 24 34,3 Tinggi 33 47,1 Sedang 11 15,7 Rendah 2 2,9 Jumlah 70 100 Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat risiko sangat tinggi sebanyak 24 orang 34,3, tinggi sebanyak 33 orang 47,1, sedang sebanyak 11 orang 15,7 dan rendah sebanyak 2 orang 2,9.

5.3.3 Risiko Faktor Pekerja pada Pekerja Assembling

a. Usia dan Kebiasaan Merokok Tabel 5.3

Distribusi Responden Berdasarkan Usia dan Kebiasaan Merokok pada Pekerja Assembling PT. X Bogor tahun 2010 No Variabel Kategori Jumlah 86 Persentase 1 Usia ≥ 35 tahun 41 58,6 35 tahun 29 41,4 2 Kebiasaan merokok Merokok 36 51,4 Tidak merokok 34 48,6 Berdasarkan tabel 5.3 diketahui sebagian besar responden berusia ≥ 35 tahun yaitu sebanyak 41 orang 58,6 dan responden yang berusia 35 tahun sebanyak 29 orang 41,4. Untuk kebiasaan merokok 36 orang 51,4 merokok, dan 34 orang 48,6 tidak merokok. 114

b. Masa Kerja Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja pada Pekerja Assembling PT. X Bogor tahun 2010 Variabel Rata-Rata Masa Kerja SD Min-Max Masa kerja dalam bulan 147,39 124,670 4 – 384 Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa rata-rata masa kerja pekerja adalah 147,39 bulan dengan standar deviasi 124,670 bulan serta masa kerja terendah 4 bulan dan masa kerja tertinggi 384 bulan.

5.4 Analisis Bivariat

5.4.1 Hubungan Faktor Pekerjaan dengan Keluhan MSDs pada Pekerja Assembling

Tabel 5.5 Distribusi Faktor Pekerjaan dengan Keluhan MSDs pada Pekerja Assembling PT. X Bogor tahun 2010 Variabel Kategori Keluhan MSDs P value OR 95 CI Mengeluh Tidak mengeluh Total 70 n n n Faktor pekerjaan Sangat Tinggi 22 91,7 2 8,3 24 100 0,927 - Tinggi 31 93,9 2 6,1 33 100 Sedang 10 90,9 1 9,1 11 100 Rendah 2 100 2 100 Berdasarkan tabel 5.5, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki risiko pekerjaan sangat tinggi dan mengalami keluhan MSDs sebanyak 22 orang 91,7, responden yang memiliki risiko pekerjaan tinggi dan mengalami keluhan MSDs sebanyak 31 orang 93,9, responden yang mengalami resiko pekerjaan sedang dan mengalami keluhan MSDs sebanyak 10 orang 90,9 , dan responden yang mengalami 115 resiko pekerjaan rendah dan mengalami keluhan MSDs sebanyak 2 orang 100 Berdasarkan hasil uji statistic Chi Square didapatkan P value sebesar 0,927 artinya pada α = 5 dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara keluhan MSDs dengan responden yang memiliki risiko pekerjaan tinggi dan rendah.

5.4.2 Hubungan Faktor Pekerja dengan Keluhan MSDs pada Pekerja Assembling

a. Usia dan Kebiasaan Merokok Tabel 5.6

Distribusi Responden Menurut Usia dan Kebiasaan Merokok Dengan Keluhan MSDs Pada Pekerja Assembling PT. X Bogor tahun 2010 Variabel Kategori Keluhan MSDs P value OR 95 CI Mengeluh Tidak Mengeluh Total 70 N n n Usia Pekerja ≥ 35 tahun 40 97,6 1 2,4 41 100 0,152 6,400 0,676-60,573 35 tahun 25 86,2 4 13,8 29 100 Kebiasaan Merokok Merokok 32 88,9 4 11,1 36 100 0,358 0,242 0,026-2,288 Tidak merokok 33 97,1 1 2,9 34 100 a. Hubungan antara usia dengan keluhan MSDs Berdasarkan tabel 5.6, dapat diketahui bahwa responden yang berusia ≥ 35 tahun sebagian besar mengalami keluhan MSDs yaitu sebanyak 40 orang 97,6. Sedangkan responden yang berusia 35 tahun sebagian besar juga mengalami keluhan MSDs yaitu sebanyak 25 orang 86,2. 116 Berdasarkan hasil statistik Chi Square diketahui usia responden tidak memiliki hubungan yang bermakna P value 0,05 dengan keluhan MSDs, dengan P value = 0,152. b. Hubungan antara kebiasaan merokok dengan keluhan MSDs Berdasarkan tabel 5.6, dapat diketahui bahwa responden yang merokok sebagian besar mengalami keluhan MSDs yaitu sebanyak 32 orang 88,9. Sedangkan responden yang tidak merokok sebagian besar mengalami keluhan MSDs sebanyak 33 orang 97,1. Berdasarkan hasil statistik Chi Square diketahui kebiasaan merokok tidak memiliki hubungan yang bermakna P value 0,05 dengan keluhan MSDs, dengan P value = 0,358.

b. Masa Kerja

Dokumen yang terkait

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Sales Promotion Girl (SPG) Pengguna Sepatu Hak Tinggi di Suzuya Medan Plaza pada Tahun 2015

33 205 129

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders pada Pekerja di Bagian Polishing PT. Surya Toto Indonesia. Tbk Tangerang Tahun 2011

0 15 205

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders Pada Ibu Menyusui 0 sampai 6 Bulan di Kelurahan Pisangan Ciputat Timur Tahun 2013

1 15 193

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Pengrajin Sepatu di Perkampungan Industri Kecil (PIK) Penggilingan Kecamatan Cakung Tahun 2013

2 28 147

FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA CLEANING SERVICE RSUD KOTA SEMARANG 2015.

0 3 20

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

0 15 199

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Terjadinya Musculoskeletal Disorders (MSDs) Pada Pekerja Pembuatan Dodol di Tanjung Pura Kabupaten Langkat Tahun 2016

1 1 20

UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS TEKNIK P T I K 2010 KATA PENGANTAR - MAKALAH Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

0 1 10

PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN TERHADAP PENURUNAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI SOKARAJA

0 0 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN SUBYEKTIF MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA PEKERJA PEMBUAT BAKSO (Studi Pada Pekerja Pembuat Bakso Kelurahan Gayamsari Kota Semarang) - Repository Universitas Muhammadiyah Semarang

0 0 12