BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian bab-bab dimuka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Pemanfaatan RTRW Kabupaten Labuhan Batu belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu rencana dapat berfungsi secara tepat sebagai acuan spasial
pembangunan dimana seluruh kegiatan yang dilakukan masyarakat, swasta dan pemerintah dapat mewujudkan terbentuknya tata ruang yang diinginkan.
Seringkali terdapat hambatan, batasan, kendala yang disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan luar, sehingga menimbulkan adanya
ketidaksesuaian atau penyimpangan antara rencana yang ada dengan kenyataan yang ada di lapangan. Faktor internal yang berasal dari wilayah kabupaten antara
lain: a.
Kualitas RTRW Kabupaten yang ada rendah sehingga kurang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk penertiban perizinan lokasi pembangunan
dan kurang dapat digunakan untuk optimasi perkembangan dan pertumbuhan aktivitas sosial ekonomi yang berlangsung cepat dan dinamis yang secara fisik
terus meningkatkan kebutuhan ruang. b.
Masih kurangnya pengertian dan atau komitmen aparat yang terkait dengan tugas penataan ruang, mengenai fungsi dan kegunaan RTRW Kabupaten
dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga tingkat partisipasinya dalam penyusunan RTRW sendiri maupun pendayagunaannya bagi seluruh
Irwansyah Ritonga : Analisis Hukum Terhadap Pengelolaan Tata Ruang Di Wilayah Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, 2009
pembangunan daerah rendah, bahkan seringkali penertiban izin lokasi berlawanan dengan rencana pemanfaatan dan struktur ruang yang telah ada.
c. Adanya perubahan sektoral yang terjadi di wilayah kabupaten akibat adanya
pergeseran penggunaan ruang dalam skala besar seperti penggunaan tanah sehingga pola pemanfaatan ruang yang ada mencakup peruntukan kawasan
hutan tidak sesuai lagi dengan kondisi faktual yang ada. d.
Adanya kekurangtegasan para aparat yang berwewenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang, khususnya dalam tindakan penertiban pemanfaatan ruang
sehingga simpangan yang terjadi sedemikian jauh yang mengakibatkan rencana tata ruang harus diubah.
e. Terjadinya pemekaran wilayah kecamatan yang semula berjumlah hanya 14
wilayah administratif menjadi 22 wilayah administratif kecamatan yang berpengaruh terhadap pusat-pusat pelayanan dan pembentukan wilayah
pengembangan. Jadi berdasarkan penelitian diatas dapat dikatakan bahwa Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Labuhan Batu belum berjalan sebagaimana mestinya dan belum mengacu kepada UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, banyak terjadi
deviasi penyimpangan dari UU tersebut 2. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan Tata Ruang di Wilayah
Kabupaten Labuhan Batu belum berjalan sebagaimana mestinya, karena kurang sosialisasi ke masyarakat dan masyarakat tidak dilibatkan dalam
penyusunan RTRW Kabupaten Labuhan Batu, sehingga masyarakat tidak
Irwansyah Ritonga : Analisis Hukum Terhadap Pengelolaan Tata Ruang Di Wilayah Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, 2009
mengerti tentang RTRW Labuhan Batu, padahal UU No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang mengatur bagaimana prosedur dan peran serta
masyarakat dalam penyusunan dan pengelolaan tata ruang di daerah. 3. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan tata ruang di Kabupaten
Labuhan Batu yaitu: Masih terdapatnya peraturan perundang-undangan yang menjadi kendala bagi pelaksanaan rencana tata ruang wilayah
kabupaten Labuhan Batu, RTRW yang baru setelah RTRW 1996-2006 sudah selesai dibuat, yaitu ranperda untuk RTRW Labuhan Batu tahun
2006-2016, tetapi ranperda itu tidak sempat dibahas dan diperdalam, mengingat ranperda RUTR Provinsi Sumut belum selesai, karena untuk
mensinkronkan harus sesuai dengan RUTR Provinsi Sumut. Dengan terbitnya UU No.26 tahun 2007 juga sebagai kendala karena ranperda
harus disesuaikan dengan Undang-undang tersebut, disamping itu ada kendala infrastruktur yang belum sesuai dengan RTRW, Masyarakat juga
menjadi kendala karena peran serta masyarakat hampir tidak ada dalam penyusunan RTRW disebabkan kurangnya sosialisasi kepada
masyarakat.DPR Daerah juga sudah sering memberi masukan kepada Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, tapi tidak diakomodir oleh
Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, disamping itu perangkat daerah juga tidak siap dalam pelaksanaan pengelolaan tata ruang di Labuhan Batu.
Irwansyah Ritonga : Analisis Hukum Terhadap Pengelolaan Tata Ruang Di Wilayah Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, 2009
B. Saran