Faktor Eksternal Faktor Internal

Petunjuk ini selanjutnya menjadi pedoman bagi Pemerintah Kabupaten untuk menentukan apakah RTRW yang bersangkutan perlu disempurnakan dan bagaimana cara penyempurnaan rencana. Faktor-Faktor Evaluasi Umum Pemanfaatan RTRW Kabupaten tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan yaitu rencana dapat berfungsi secara tepat sebagai acuan spasial pembangunan dimana seluruh kegiatan yang dilakukan masyarakat, swasta dan pemerintah dapat mewujudkan terbentuknya tata ruang yang diinginkan. Seringkali terdapat hambatan, batasan, kendala yang disebabkan oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan luar, sehingga menimbulkan adanya ketidaksesuaian atau penyimpangan antara rencana yang ada dengan kenyataan yang ada di lapangan. Faktor-faktor inilah yang sebenarnya menjadikan kegiatan peninjauan kembali menjadi suatu aktivitas yang penting dilakukan secara berkala dalam proses penataan ruang.

1. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar sistem yang ada di wilayah kabupaten, seperti: a. Adanya perubahan dan atau penyempurnaan peraturan dan atau rujukan sistem penataan ruang yang berlaku dan mengikat bagi provinsi atau nasional dan belum digunakan dalam penyusunan rencana tata ruang sebelumnya, seperti adanya PERDA no. 7 tahun 2003 tentang RTRWP Sumatera Utara b. Adanya perubahan kebijaksanaan pemanfaatan ruang dan atau sektoral dari tingkat nasionalprovinsi yang berdampak pada alokasi kegiatan yang Irwansyah Ritonga : Analisis Hukum Terhadap Pengelolaan Tata Ruang Di Wilayah Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, 2009 memerlukan ruang berskala besar, yang harus diakomodasikan oleh kabupaten, sehingga praktis akan tejadi pelaksanaan pemanfaatan ruang yang tidak mengacu lagi pada rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang yang sudah ada dalam RTRW Kabupaten. Hal ini juga sebagai dampak berlakunya PERDA No. 7 Tahun 2003. c. Adanya ratifikasi kebijaksanaan global yang mengubah paradigma-paradigma sistem pembangunan dan pemerintahan yang sedang berlaku pada umumnya, dan paradigma perencanaan tata ruang yang digunakan dalam penyusunan rencana tata ruang tersebut pada khususnya, rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ada dalam RTRW akan menjadi tidak relevan sehingga seringkali sia-sia untuk mempertahankannya d. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat dan seringkali radikal dalam hal memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan, oleh karena itu perlu diantisipasi untuk optimisasi struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ada e. Adanya bencana alam yang cukup besar sedemikian sehingga mengubah struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ada, dan memerlukan realokasi kegiatan budidaya maupun lindung yang ada untuk kepentingan pembangunan pasca bencana tersebut. Irwansyah Ritonga : Analisis Hukum Terhadap Pengelolaan Tata Ruang Di Wilayah Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, 2009

2. Faktor Internal

Faktor internal berasal dari wilayah kabupaten antara lain: a. Kualitas RTRW Kabupaten yang ada rendah sehingga kurang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk penertiban perizinan lokasi pembangunan dan kurang dapat digunakan untuk optimasi perkembangan dan pertumbuhan aktivitas sosial ekonomi yang berlangsung cepat dan dinamis yang secara fisik terus meningkatkan kebutuhan ruang. b. Masih kurangnya pengertian dan atau komitmen aparat yang terkait dengan tugas penataan ruang, mengenai fungsi dan kegunaan RTRW Kabupaten dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga tingkat partisipasinya dalam penyusunan RTRW sendiri maupun pendayagunaannya bagi seluruh pembangunan daerah rendah, bahkan seringkali penertiban izin lokasi berlawanan dengan rencana pemanfaatan dan struktur ruang yang telah ada. c. Adanya perubahan sektoral yang terjadi di wilayah kabupaten akibat adanya pergeseran penggunaan ruang dalam skala besar seperti penggunaan tanah sehingga pola pemanfaatan ruang yang ada mencakup peruntukan kawasan hutan tidak sesuai lagi dengan kondisi faktual yang ada. d. Adanya kekurangtegasan para aparat yang berwewenang dalam pengendalian pemanfaatan ruang, khususnya dalam tindakan penertiban pemanfaatan ruang sehingga simpangan yang terjadi sedemikian jauh yang mengakibatkan rencana tata ruang harus diubah. Irwansyah Ritonga : Analisis Hukum Terhadap Pengelolaan Tata Ruang Di Wilayah Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu, 2009 e. Terjadinya pemekaran wilayah kecamatan yang semula berjumlah hanya 14 wilayah administratif menjadi 22 wilayah administratif kecamatan yang berpengaruh terhadap pusat-pusat pelayanan dan pembentukan wilayah pengembangan.

3. Kajian Perlunya Revisi RTRW Kabupaten