Pengertian Bilangan Pecahan Jenis-jenis Bilangan Pecahan

yang diperoleh tiap orangnya tidak dapat dinyatakan dengan konsep bilangan bulat. Tetapi kita dapat menyetakannya dengan konsep bilangan pecahan.

a. Pengertian Bilangan Pecahan

Pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimkasud adalah bagian yang diperhatikan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Bagian inilah yang dinamakan pembilang. Adapun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut. 21 Gambar. 2.2 Contoh penyajian bilangan pecahan dalam bentuk gambar Bilangan pecahan merupakan bilangan yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari utuh.Terdiri dari pembilang dan penyebut.Pembilang merupakan bilangan yang terbagi.Sedangkan penyebut merupakan bilangan pembagi. Jenis-jenis bilangan pecahan adalah pecahan biasa, pecahan campuran, pecahan desimal, persen, dan permil. 22 . Bilangan pecahan adalah bilangan yang disajikanditampilkan dalam bentuk; a , b bilangan bulat dan b ≠ 0 a disebut pembilang dan b disebut penyebut.

b. Jenis-jenis Bilangan Pecahan

21 Haeruman, Op. Cit. h. 43. 22 http:rangkuman-pelajaran.blogspot.com200812materi-matematika-bilangan pecahan.html. diakses pada tanggal 23042013. a Pecahan biasa adalah pecahan yang dinyatakan dengan pembilang per penyebut Contohnya: , . b Pecahan campuran adalah pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dan bilangan biasa. Contohnya 1 , 3 . c Pecahan Desimal adalah bilangan yang di dapat dengan cara membagi suatu bilangan lain dengan angka 10 dan kelipatannya. Contohnya 0,9 adalah hasil bagi antara , 55 adalah hasil bagi antara . d Persen adalah pecahan yang nilainya perseratus biasanya dilambangkan dengan . Contohnya 50 memiliki arti 70 memiliki arti . 23 Untuk mengenalkan konsep pecahan diperlukan alat peraga yang berupa benda-benda kongkrit yang mudah dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar dan gambar-gambar yang menunjukan luas daerah suatu bangun, atau gambar garis bilangan. Pembelajaran matematika harus selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari- hari karena sifat materi matematika abstrak, sehingga siswa merasa kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu seorang guru dalam pembelajaran matematika dapat memilih pendekatan matematika realistik yang sesuai dengan kehidupan siswa, agar siswa tidak asing lagi antara keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari. Karena prinsip utama pembelajaran matematika realistik adalah menggunakan konteks “dunia nyata”, model-model, produksi, dan kontruksi siswa, interaktif, dan keterkaitan. Ada banyak jenis pecahan seperti yang telah disebutkan di atas. Namun yang dipelajari di kelas IV MISD dan yang akan menjadi materi pokok dalam penelitian ini adalah bilangan pecahan sub pokok bahasan tentang mengenal dan memahami pecahan sederhana, pecahan senilai, menyederhanakan pecahan dan operasi hitung pecahan. Konsep yang dipelajari sebagai berikut: 23 http:www.preceptorial.commateri-matematika-smp-kelas-vii-semester-i-jenis-jenis- bilangan-pecahan. diakses pada tanggal 23042013. 1 Mengenal dan Memahami Pecahan Sederhana Pecahan sederhana terdiri dari bilangan penyebut dan pembilang. Contoh: Sebuah Apel akan dibagikan kepada 4 orang siswa maka ditulis dalam bentuk pecahan ¼. Pecahan ¼ dibaca satu per empat. Angka yang diatas disebt pembilang sedangkan angka yang dibawah disebut dengan penyebut. 2 Pecahan Senilai Dalam bilangan pecahan dikenal pecahan-pecahan senilai, artinya pecahan- pecahan tersebut mempunyai nilai yang sama meskipun dituliskan dalam bentuk pecahan yang berbeda. 24 Mari kita perhatikan garis bilangan berikut ini. 24 Burhan Mustaqim dan Ary Astuti, Ayo Belajar Matematika, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008, h. 166. Contoh pecahan-pecahan senilai ditunjukkan dengan garis tegak putus-putus. Pecahan-pecahan senilai mempunyai nilai yang sama. Mari kita tuliskan pecahan-pecahan yang mempunyai nilai setengah dengan gambar lingkaran berikut. Jika dperhatikan gaambar di atas, bagian yang diarsir dari masing-masing lingkaran adalah sama. Maka dari itu pecahan-pecahan tersebut dikatakan senilai atau senilai.Sebuah pecahan juga tidak akan berubah nilainya jika pembilang dan penyebutnya dibagi atau dikali dengan bilangan yang sama. Sehingga pecahan senilai dapat kita tentukan dengan mengalikan atau membagi pembilang dan penyebutnya dengan bilangan yang sama. 3 Menyederhanakan Pecahan Suatu pecahan dikatakan sederhana bila pembilang dan penyebutnya tidak mempunyai factor persekutuan lagi, kecuali 1. Untuk memperoleh pecahan yang paling sederhana, maka pembilang dan penyebutnya harus dibagi dengan factor persekutuan yang paling besar. Sehingga pembaginya merupakan faktor persekutuan terbesar FPB dari pembilang dan penyebutnya. Contoh: Tentukan pecahan paling sederhana dari Jawab: Faktor dari 12 pembilang adalah 1, 2, 3, 4, 6, 12 Faktor dari 16 penyebut adalah 1, 2, 4, 8, 16 FPB dari 12 dan 16 adalah 4 = = Jadi, bentuk paling sederhana dari adalah 4 Operasi hitung pecahan a Penjumlahan pecahan Dalam operasi penjumlahan terdapat aturan-aturan dalam menyelesaikan, yaitu Penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dengan menjumlahkan pembilang-pembilangnya. Sedangkan penyebutnya tidak dijumlahkan. Sedangkan penjumlahan yan g penyebutnya tidak sama, yaitu dengan cara mengubah ke bentuk pecahan sebilai sehingga penyebutnya sama. Contoh: Tentukan hasil penjumlahan pecahan berikut ini. 1. + = 2. + = Jawab: 1. + = = 2. + = = b Pengurangan pecahan Seperti halnya penjumlahan pecahan, dalam pengurangan pecahan juga terdapat aturan-aturan dalam penyelesaian soal, yaitu pengurangan pecahan yang berpenyebut sama dilakukan dengan mengurangkan pembilang- pembilangnya. Sedangkan penyebutnya tidak dikurangkankan. Sedangkan pengurangan yan g penyebutnya tidak sama, yaitu dengan cara mengubah ke bentuk pecahan sebilai sehingga penyebutnya sama. Contoh: Tentukan hasil pengurangan pecahan berikut ini. 1. - = 2. - = Jawab: 1. - = = 2. - = =

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Di Indonesia, beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik PMR memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Beberapa penelitian tersebut antara lain adalah: 25 1 Penelitian yang dilakukan Fauzan 2002, menemukan bahwa hasil pembelajaran geometri siswa kelas IV dan V SD dengan pendekatan matematika realistik pada tes akhir lebih tinggi daripada pembelajaran secara tradisional. 2 Hasil penelitian Armanto 2002, menemukan bahwa hasil pembelajaran perkalian dan pembagian bilangan besar siswa kelas IV SD dengan pendekatan matematika realistik lebih baik daripada pembelajaran secara tradisional. 3 Penelitian yang dilaksanakan oleh Kamiluddin 2007:48, berkesimpulan bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 8 Baruga Kendari pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan pecahan dapat ditingkatkan melalui pendekatan Realistic Mathematic Education RME. 25 http:nazwandi.wordpress.com20100622jurnalpmri-pembelajaran-matematika-realistik- indonesia-suatu-inovasi-dalam-pendidikan-matematika-di-indonesiadiakses pada tanggal 28-03- 2013.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN DI KELAS IV MI GHIDAUL ATHFAL KOTA SUKABUMI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV M

1 40 213

PAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 3 42

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA DI KELAS IV SD NEGERI 3 MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 31 213

PENERAPAN METODE PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV D SD KARTIKA II-5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 26 62

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 TANJUNG SARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 50

PENERAPAN MODEL PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN BERBANTUAN BLOK PECAHAN SISWA KELAS IV SD 2 PIJI

0 0 24

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI) PADA SISWA KELAS IV SD 2 GRIBIG TAHUN PELAJARAN 20132014

0 0 24

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA PADA SISWA KELAS IV SD 2 JEPANG MEJOBO KUDUS

2 3 21

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA BERBANTU FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN MEDINI 2 DEMAK

0 0 23

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD

0 0 10