bagaimana cara penilaian pada lembar observasi siswa serta beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada penelitian siklus I ini posisi siswa tidak diubah sebagaimana posisi duduk siswa seperti biasanya, hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa kaku pada
saat belajar matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI.
1 Pertemuan ke-1Senin, 13 Mei 2013
Pertemuan pertama ini berlangsung selama 70 menit 2 jam pelajaran. Jumlah subyek yang hadir pada pertemuan ini yaitu 26
orang, 2 subyek S18 dan S22 tidak hadir dikarenakan sakit. Materi pelajaran pada pertemuan pertama adalah mengenal bilangan pecahan
sederhana dan menuliskan lambang bilangan pecahan. Pada pertemuan ini peneliti mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dan dibantu dengan guru kolaborator untuk memperkuat hasil pengamatan.
Pembelajaran pada pertemuan ini diawali dengan memberikan sebuah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari kontekstual yang
berkaitan dengan pecahan , seperti: “Lusi mempunyai sebuah kue
donat. Kue donat tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama dengan adiknya. Adiknya mendapatkan ... bagian
”. Kegiatan ini dilakukan untuk merangsang pengetahuan siswa
tentang pecahan sederhana.Untuk peragaan tentang masalah di atas guru menyuruh siswa menyediakan kertas berbentuk persegi panjang,
lalu kertas tersebut dilipat menjadi dua bagian yang sama. Kemudian berilah garis bekas lipatan dan arsir salah satu bagian lipatan. Kemudian
guru memberikan serangkaian pertanyaan secara lisan, yakni1 Berapa bagian kertas yang dilipat? 2 Berapakah bagian kertas yang diarsir?
3 Berapa bagian kertas yang diarsir dari semua bagian?. Pada saat peneliti bertanya tentang materi yang telah dijelaskan,
tercatat masih ada 5 subyek S1, S3, S5, S6, dan S9 yang lupa saat ditanya. Setelah siswa mulai memahami apa yang dimaksud pecahan
sederhana, guru melanjutkannya dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil.
Kegiatan selanjutnya, yaitu diskusi kelompok dengan tiap kelompok diberikan media satu buah apel untuk dipotong menjadi
beberapa bagian. Media ini digunakan untuk membantu siswa mengenal pecahan setengah, sepertiga, seperempat, dan seperenaman.
Gambar. 4.2 Kegiatan Kelompok Memotong Buah Apel
Pada saat diskusi kelompok, hampir semua anggota kelompoknya mengandalkan teman yang pintar saja untuk mengerjakan bahan diskusi
yang diberikan guru. Tidak adanya bentuk kerjasama yang baik pada setiap kelompok, setiap individu ingin menunjukan kemampuannya
mereka di depan guru. Kemudian peneliti mulai mengarahkan mereka bagaimana diskusi kelompok yang baik dan memotivasi mereka.
Gambar. 4.3 Kelompok II Terlihat Hanya Mengandalkan S2 dan S8 Dalam
Mengerjakan Tugas Kelompok
Selanjutnya masing-masing kelompok diberikan tugas LKS 1 untuk dikerjakan. Beberapa kelompok masih ada yang terlihat bingung
dan hanya melihat teman yang lain mengerjakan tugas kelompok. Setelah diskusi kelompok selesai, guru meminta salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas. Ketika salah satu kelompok sedang menjelaskan hasil jawaban mereka, masih ada
beberapa siswa yang tidak memperhatikannya dan terlihat acuh dengan penjelasan temannya.
Pada pertemuan pertama diakhiri dengan guru memberikan latihan soal 1 kepada seluruh siswa kelas IV. Ada 3 subyek S1, S6, dan S9
yang terlihat tidak berkonsentrasi pada saat mengerjakan soal latihan tersebut. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan pekerjaan
rumah PR kepada semua siswa.
2 Pertemuan ke-2Rabu, 15 Mei 2013
Pada pertemuan kedua ini jumlah subyek yang hadir ada 27 orang siswa, 1 orang siswa S17 tidak hadir dengan alasan izin. Pokok
pembahasan pada pertemuan kedua ini adalah membandingkan bilangan pecahan sederhana.
Sebelum memulai pelajaran guru memeriksa pekerjaan rumah yang diberikan pada pertemuan pertama, ada 2 subyek S1 dan S5 yang
tidak mengerjakan PR dengan alasan lupa. Setelah memeriksa PR guru memulai pembelajaran dengan melakukan tanya jawab untuk
mengingatkan siswa tentang lambang bilangan pecahan setengah, sepertiga, seperempat, dan seperenam pada pertemuan sebelumnya dan
diingatkan kepada siswa tentang tanda yang digunakan untuk membandingkan 2 bilangan , , =. Namun, hanya beberapa siswa
saja yang menjawab pertanyaan guru dengan benar, beberapa siswa yang lain masih terlihat lupa dan menoleh kepada teman sebangkunya
ketika ditanya oleh guru. Setelah selesai melakukan tanya jawab guru mulai menjelaskan
materi membandingkan pecahan dengan menggunakan media gambar.
Benda real yang digunakan oleh guru adalah dua lembar roti tawar yang berbentuk persegi yang kemudian dipotong menjadi dua bagian yang
berbeda. Kemudian guru meminta 2 orang siswa maju ke depan untuk memotong roti tersebut. S5 dan S12 yang duduk sebangku dibelakang
langsung maju ke depan kelas dan berkata: “Pa, boleh gak kita maju ke
depan untuk membantu Bapak memotong rotinya”. Walaupun S5 dan
S12 tergolong siswa yang kurang pintar tetapi S5 dan S12 sudah menunjukan keberaniannya. Kemudian S5 meotong roti menjadi 2
bagian yang sama dan S12 memotong roti menjadi 4 bagian yang sama. Setelah S5 dan S12 selesai memotong roti tersebut, guru
memperlihatkan hasil potongan roti tersebut dan meminta semua siswa untuk membandingkan kedua bagian roti. Ada 2 subyek S3 dan S17
yang masih melakukan kesalahan dalam membandingkan pecahan tersebut.
Gambar.4. 4 S5 dan S15 Sedang Memperlihatkan Roti Yang Telah Dipotong
Kegiatan selanjutnya, yaitu guru meminta siswa untuk berdiskusi, guru membagi siswa atas beberapa kelompok kecil yang terdiri 4 anak.
Kemudian guru membagikan satu lembar kertas lipat warna kepada setiap kelompok. Masing-masing kelompok membuat pasangan
pecahan dari kertas warna yang dibagikan kemudian membandingkan
pecahan yang diperoleh. Ketika guru berkeliling mengamati pekerjaan siswa terlihat ada sepasang siswa S24 dan S27 yang masih asik
bercanda. Ketika ditanya oleh guru, S27 berkata: ”Ini Pa.., temen aku
gangguin terus ngajakin bercanda terus ”.
Pada akhir pertemuan ini guru memberikan LKS 2 kepada masing- masing kelompok dan membahasnya secara bersama-sama. Guru
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum mengerti. Pada kesempatan ini ada 3 subyek S2, S18, dan S25 dari masing-
masing kelompok yang berani bertanya tentang materi yang belum meraka mengerti. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan
pekerjaan rumah PR kepada semua siswa.
3 Pertemuan ke-3Jum,at 17 Mei 2013
Pada pertemuan ini siswa yang hadir 28 orang siswa jadi tidak ada siswa yang tidak hadir semua siswa hadir dengan antusias dan
bersemangat. Materi yang diajarkan pada pertemuan ini adalah mengurutkan bilangan pecahan berpenyebut sama dan menuliskan letak
bilangan pecahan sederhana pada garis bilangan. Sebelum memulai pelajaran guru memeriksa pekerjaan rumah yang
diberikan pada pertemuan kedua, dalam pertemuan ini masih ada 1 subyek S18 yang tidak mengerjakan PR dengan alasan tidak bisa dan
lupa cara mengerjakannya. Pada awal pembelajaran guru melakukan tanya jawab kepada siswa
untuk mengingatkan
kembali kepada
siswa tentang
materi membandingkan pecahan berpenyebut sama, misalnya dengan
pertanyaan lebih besar mana ¼ dengan . kemudian guru memberikan beberapa permasalahan yang real secara lisan kepada siswa dan
meminta siswa untuk menjawabnya. Hampir semua siswa bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru, tetapi ada 2 subyek S11
dan S25 yang masih menghindar ketika ditanya oleh guru.
Gambar. 4.5 S26 Perwakilan Kelompok II Sedang Mengerjakan Tugas di Depan
Kelas
Kegiatan selanjutnya, yaitu kerja kelompok dimana dalam kegiatan ini guru membagi siswa atas beberapa kelompok kecil yang terdiri 4
anak. Kemudian guru membagikan beberapa lembar pita warna kepada setiap kelompok. Masing-masing kelompok membuat garis bilangan
dengan pita, kemudian disuruh membuat nilai pecahan dan mengurutkan pecahan yang diperoleh dan menuliskan letak pecahan
tersebut pada garis bilangan. Beberapa kelompok mepresentasikan hasil kerjanya di depan kelas. Kelompok lain diberi kesempatan untuk
bertanya dan memberi tanggapan.
Gambar. 4.6 Kelompok II Sedang Mengerjakan Tugas Kelompok
Pada akhir pertemuan ini guru memberikan LKS 3 kepada masing- masing kelompok dan membahasnya secara bersama-sama. Guru
memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum mengerti. Pada kesempatan ini masih ada 2 subyek S18, dan S25 dari masing-
masing kelompok yang bertanya tentang materi yang belum meraka mengerti.
4 Pertemuan ke-4Senin, 20 Mei 2013
Pada pertemuan ini berlangsung selama 2 jam pelajaran 2 x 35 menit. Jumlah siswa yang hadir pada pertemuan ini adalah 28 orang.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada pertemuan ini pembelajaran akan diisi dengan pemberian tes akhir siklus I.
Posisi duduk siswa pada pertemuan ini dirubah dengan posisi leter U dan posisi duduknya sesuai dengan nama siswa pada absen yang ada,
hal ini dilakukan agar siswa tidak mencontek dengan teman sebangkunya. Setelah siswa sudah terlihat rapi menempati tempat
duduknya masing-masing dan telah mempersiapkan diri untuk mengikuti tes akhir siklus I yang diberikan.
Gambar. 4.7 Suasana Saat Tes Akhir Siklus I
Pelaksanaan tes akhir siklus I ini berjalan dengan lancar, meskipun masih ada beberapa siswa yang masih menanyakan untuk memastikan
jawaban yang mereka tetapi guru mencoba untuk membimbing mereka dan memotivasi mereka untuk bisa mandiri dan bersemangat dalam
mengerjakan soal-soal dan menemukan jawaban yang benar. Setelah pelaksanaan tes akhir siklus I selesai, kemudian peneliti
melakukan wawancara dengan guru kelas dan siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang pembelajaran matematika
dengan menggunakan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia PMRI.
c. Tahap Observasi