Proses Pengeringan Akhir tumbler dryer Pemeriksaan Inspection

Lidia : Penentuan Jumlah Minimal Operator Pengepakan Dengan Aplikasi Teknik Simulasi Sistem Antrian Pada PT Indorub Nusaraya, 2009. Setelah proses pengeringan selesai maka dilanjutkan kepada proses pencabutan glove yang berlangsung pada stripping area. Proses ini terbagi atas dua bagian, yaitu: 1. Auto Strip Auto Strip adalah proses pencabutan glove secara otomatis dengan bantuan automatic air ajection machine. 2. Manual Strip Manual Strip dilakukan apabila glove masih belum terlepas dari formernya. Dimana pencabutan glove dilakukan oleh empat orang pekerja pada dua sisi yang berbeda yaitu dua orang di sebelah kanan dan dua orang di sebelah kiri. Stripper pada satu sisi yang sama secara bergiliran saat menarik sarung tangan. Maksudnya adalah jika penarikan pertama dilakukan oleh pekerja pertama maka pekerja kedua akan menarik glove yang kedua. Pada proses stripping operator juga melakukan pemeriksaan terhadap kualitas glove yang dihasilkan. Operator memisahkan sarung tangan yang cacat dengan sarung tangan yang baik.

2.4.3.3. Proses Pengeringan Akhir tumbler dryer

Fungsinya adalah untuk mengeringkan sarung tangan dan untuk mengurangi kadar tepung pada sarung tangan. Lama pemanasan yang baik adalah 25 menit pada Lidia : Penentuan Jumlah Minimal Operator Pengepakan Dengan Aplikasi Teknik Simulasi Sistem Antrian Pada PT Indorub Nusaraya, 2009. suhu 80 C, pendinginan selama 20 menit. Buangan dari mesin ini berupa tepung yang dihembuskan melalui pipa ke dalam bak penampungan limbah yang berisi air. Tahap selanjutnya adalah membawa sarung tangan yang sudah dikeringkan ke bagian pengendalian kualitas untuk sampling penerimaan produk jadi. 2.4.3.4. Proses Pendinginan Cooling in Air pin Setelah sarung tangan dikeringkan, sarung tangan dibawa ke Conditioned Transit Area. Pada transit area, sarung tangan didinginkan selama 60 menit. Temperatur ruangan diatur hingga mencapai -10°C dan dijaga tetap stabil dan ruangan harus bersih. Setelah proses pendinginan ini, sarung tangan dibawa ke Off Line Inspection untuk diperiksa.

2.4.3.5. Pemeriksaan Inspection

Proses pemeriksaan dilakukan oleh QA Departement. Proses pemeriksaan dilakukan pada Off Line Inspection area. Sarung tangan ditimbang dengan seberat 20 kg kemudian pemeriksaan sarung tangan dilakukan dengan metode sampling. Penentuan sampling berdasarkan MIL STD yang menetapkan berapa banyak sampel yang akan diambil dari suatu populasi. Dalam satu goni terdapat ± 3300 pieces 20 kg sarung tangan dimana berat 1 sarung tangan adalah ± 5-6 gr, maka diambil sampel sebanyak 80 pieces. Spesifikasi dari pengelompokan glove adalah sebagai berikut: 1. Grade A Lidia : Penentuan Jumlah Minimal Operator Pengepakan Dengan Aplikasi Teknik Simulasi Sistem Antrian Pada PT Indorub Nusaraya, 2009. Glove yang bagus yang mempunyai kriteria sebagai berikut seperti: - good bead : beading yang terbentuk sempurna - no edded : tidak ada kotoran yang melekat pada glove - no coagulumn : tidak ada gumpalan lateks pada glove 2. Grade B Glove yang kurang bagus yang mempunyai defect, seperti: - poor bead : beading yang tidak terbentuk 13 - bad bead : beading yang rusak putus 13 lingkaran - edded : kotoran yang melekat pada glove dengan ukuran 2x5 mm - coagulumn : gumpalan lateks pada glove yang tidak larut dan terikat pada glove dengan ukuran 2x5 mm. 3. Grade C Glove yang tidak bagus yang mempunyai defect, seperti: - poor bead : beading yang tidak terbentuk 12 linngkaran - bad bead : beading yang rusak putus 12 lingkaran - edded : kotoran yang melekat pada glove dengan ukuran 5 mm - touching : lubang dengan ukuran 2 mm dan terletak di ujung jari - tear : robek atau koyak pada daerah cuff dari glove - coagulumn : gumpalan lateks pada yang tidak larut dan terikat pada glove dengan ukuran 5 mm. Lidia : Penentuan Jumlah Minimal Operator Pengepakan Dengan Aplikasi Teknik Simulasi Sistem Antrian Pada PT Indorub Nusaraya, 2009. Untuk penentuan AQL Acceptance Quality Level A grade digunakan AQL 1,0 , 2,5 , 4,0 . Pada AQL 1,0 dilihat pada tabel MIL STD bahwa Ac = 2, Re = 3 yang berarti jika ditemukan 3 sampel yang rusak maka lot tersebut ditolak. Jika hanya ditemukan 2 sampel yang rusak maka lot tersebut diterima. Demikian juga selanjutnya dilakukan pada AQL yang rendah. Berikut ini adalah penentuan pengambilan sampel berdasarkan MIL STD: Populasi sebanyak 3201-10.000 diambil sampel sebanyak 80 sampel. 1. AQL 1,0 : Ac = 2, Re = 3 2. AQL 2,5 : Ac = 5, Re = 6 3. AQL 4,0 : Ac = 7, Re = 8 Pada Off Line Inspection dilakukan pemeriksaan sarung tangan dengan bantuan Air Pum. Sumber angin berasal dari Air Compressor, dimana pada sarung tangan dihembuskan angin lalu dilihat apakah sarung tangan itu memiliki lubang bocor dan hal-hal lain. Pemeriksaan di Off Line Inspection menggunakan standar AQL 1,0 . 2.4.3.6. Pengepakan Packing Setelah selesai diperiksa maka sarung tangan tersebut dibawa ke packing area untuk dipacking. Sarung tangan yang sejenis berdasarkan ukurannya dimasukkan ke dalam satu case. Pada case itu terdapat 100 pieces sarung tangan. Kemudian 10 case itu dimasukkan ke dalam sebuah kotak. Lalu diangkat dengan Lidia : Penentuan Jumlah Minimal Operator Pengepakan Dengan Aplikasi Teknik Simulasi Sistem Antrian Pada PT Indorub Nusaraya, 2009. menggunakan hand truck ke gudang produk jadi dan siap untuk dikirim kepada konsumen. Adapun spesifikasi ukuran sarung tangan dapat dilihat pada Tabel 2.7 berikut: Tabel 2.7. Spesifikasi Sarung Tangan Spesifikasi Kecil Small Sedang Medium Besar Large Panjang Lengthmm 240 240 240 Berat Weight gr 5,3-5,4 5,6-5,7 6,1-6,2 Panjang Jari Finger Lengthmm 72-74 77-78 82-84 Ketebalan Tickness Cuffmm 0,08 0,08 0,08 Blok diagram proses produksi sarung tangan pada PT. Indorub Nusaraya dapat dilihat pada Gambar 2.2. Lidia : Penentuan Jumlah Minimal Operator Pengepakan Dengan Aplikasi Teknik Simulasi Sistem Antrian Pada PT Indorub Nusaraya, 2009. Gambar 2.2. Blok Diagram Proses Produksi Coagulant Process Pematangan Coagulant Pre -Beading Process Pre- Latex Oven Latex Dipping Process Pre- Leaching Process Beading Process Curing Process 1,2 3 Leaching Process 1,2 3 Pengapuran Pendinginan Stripping Inspection Packing Larutan Compound Slurry Larutan Coagulant Former Cleaning Lidia : Penentuan Jumlah Minimal Operator Pengepakan Dengan Aplikasi Teknik Simulasi Sistem Antrian Pada PT Indorub Nusaraya, 2009.

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Konsep Dasar Antrian

Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A.K. Erlang, seorang insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1909. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan penyambungan telepon secara otomatis. Sebelum perang dunia kedua berakhir, teori ini telah diperluas penerapannya ke masalah- masalah umum dengan memasukkan faktor antri dan garis tunggu. Studi tentang antrian bukan merupakan hal yang baru. Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dalam kehidupan sehari–hari seperti menunggu di depan loket untuk mendapatkan tiket kereta api atau tiket bioskop, pada pintu jalan tol, pada bank, pada kasir supermarket, dan situasi–situasi yang lain merupakan kejadian yang sering ditemui. Pada perusahaan manufaktur antrian juga dapat terjadi. 2 Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan akan layanan melebihi kemampuan kapasitas pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan kesibukan layanan. Pada banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian.