5. Kebutuhan Aktualisasi Diri self-actualization needs Kebutuhan yang berhubungan dengan aktualisasi atau penyaluran diri dalam
arti kemampuan atau minat atau potensi diri dalam bentuk nyata dalam kehidupannya.
Contoh : Kebutuhan pemenuhan diri, untuk mempergunakan potensi diri dan melakukan apa yang paling cocok, serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
2. Teori Dua Faktor dari Herzberg
Frederick Herzberg Nawawi, 1997:354 mengemukakan teori 2 faktor tentang motivasi. Kedua faktor tersebut adalah:
1. Motivating Factors Faktor pendorong kepada kepuasan dalam pekerjaan motivating factors
adalah berbagai kebutuhan yang terdapat dalam seseorang yang menuntut untuk terpenuhi sehingga jika terpenuhi akan mendorong tercapainya kepuasan
seseorang dalam pekerjaanya dan juga dapat memuaskan dan mendorong orang untuk bekerja dengan baik. Yang termasuk ke dalam faktor ini adalah:
a. Kesempatan untuk berprestasi b. Adanya pengakuan dalam lingkungan pekerjaan
c. Kesempatan untuk bertanggung jawab d. Kesempatan untuk berkembang dan mengembangkan diri
e. Pekerjaan kreatif dan menantang 2. Hygienie Factors
Hygienie Faktor pendorong kepada ketidakpuasan dalam pekerjaan kebutuhan yang terdapat dalam seseorang akan kondisi dari lingkungan
pekerjaannya, yang jika kebutuhan akan kondisi lingkungan yang diinginkannya
tidak terpenuhi, maka dirinya akan mengalami ketidakpuasan dalam lingkungan pekerjaannya. Yang termasuk kedalam faktor ini adalah:
a. Upah b. Keamanan kerja
c. Kondisi kerja d. Mutu supervisor yang baik
e. Hubungan antar pribadi f. Prosedur perusahaan
g. Status Faktor ini lebih banyak berasal dari luar, tetapi apabila tidak terpenuhi para
karyawan maka akan merasa tidak puas. Faktor-faktor diatas, melukiskan hubungan seseorang dengan apa yang dikerjakan. Keseluruhan kebutuhan
lingkungan pekerjaan tersebut tidak dipenuhi atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, maka seseorang akan cenderung tidak termotivasi dalam melakukan
pekerjaan dan akan menunjukkan kriteria yang buruk.
3. Teori Kebutuhan Mc Clellaand
Teori kebutuhan McClelland dikemukakan oleh David McClelland. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan yaitu sebagai berikut Robbins,2003:216 :
1. Kebutuhan akan prestasi : Dorongan untuk mengungguli, berprestasi
sehubungan dengan seperangkat standar, berusaha keras untuk sukses. 2.
Kebutuhan akan kekuasaan : Kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dalam suatu cara yang orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan
berperilaku demikian.
3. Kebutuhan akan afiliasi : Hasrat untuk hubungan antarpribadi yang ramah dan
akrab. Beberapa orang mempunyai dorongan yang kuat sekali untuk berhasil.
Mereka bergulat untuk prestasi pribadi bukannya untuk ganjaran sukses itu semata-mata. Mereka mempunyai hasrat untuk melakukan sesuatu dengan lebih
baik atau lebih efisien daripada yang telah dilakukan sebelumnya. Dorongan ini adalah kebutuhan akan prestasi nAch-achievement need.
Dari riset mengenai kebutuhan akan prestasi McClelland mendapatkan bahwa peraih prestasi tinggi membedakan diri mereka dari orang lain oleh hasrat mereka
untuk menyelesaikan hal-hal dengan lebih baik. Mereka mencari situasi dimana mereka dapat mencapai tanggung jawab pribadi untuk menemukan pemecahan
terhadap masalah-masalah, dimana mereka dapat menerima umpan balik yang cepat atas kinerja mereka sehingga mereka dapat mengetahui dengan mudah
apakah mereka menjadi lebih baik atau tidak, dan dimana mereka dapat menentukan tujuan-tujuan yang cukup menantang.
Kebutuhan akan kekuasaan n Pow-need for power adalah hasrat untuk mempunyai dampak, berpengaruh, dan mengendalikan orang lain. Individu-
individu dengan nPow yang tinggi menikmati untuk dibebani, bergulat untuk dapat mempengaruhi orang lain, lebih menyukai ditempatkan di dalam situasi
kompetitif dan berorientasi status, dan cenderung lebih peduli akan prestise gengsi dan memperoleh pengaruh terhadap orang laindaripada kinerja yang
efektif. Kebutuhan akan afiliasi nAff- need for affiliation atau pertalian, adalah
hasrat untuk disukai dan diterima baik oleh orang lain. Individu dengan motif
afiliasi yang tinggi berjuang keras untuk persahabatan, lebih menyukai situasi kooperatif daripada situasi kompetitif, dan sangat menginginkan hubungan yang
melibatkan derajat pemahaman timbal balik yang tinggi.
3. Jenis Motivasi