Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009.
USU Repository © 2009
dibandingkan dengan pertumbuhan penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang dibutuhkan.
II. 6 Konsepsi Permukiman dan Perumahan yang Berwawasan Lingkungan
Tjuk Kuswartojo dan Suparti Amir Salim 1998 mengatakan manusia dan masyarakat terus berkembang, baik secara kuantitas maupun kualitas. Oleh karena
itu, lingkungan dan jaringan terus menerus bertambah dikembangkan, sedangkan alam sendiri relatif tetap, tidak bertambah luas. Alam terus menerus dipaksa, didesak
dan diubah, untuk dapat menampung manusia dengan segala unsur buatannya. Dalam kehidupan modern, secara sadar permukiman dan perumahan diciptakan
untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup. Untuk itu, pembangunan permukiman dan perumahan diorganisasikan dan diarahkan untuk mencapai suatu
kehidupan yang terus meningkat kualitasnya. Sedang permukiman dan perumahan yang ada direhabilitasi atau juga dibangun kembali dengan maksud meningkatkan
kualitas penghuninya. Segala upaya yang terus menerus dilakukan, untuk menyerasikan, memadukan dan meningkatkan nilai ekonomi, sosial serta ekologi
inilah yang dapat disebut sebagai pengembangan permukiman dan perumahan yang berwawasan lingkungan dan pengembangan permukiman dan perumahan
berkelanjutan. Dengan segala kemampuannya, ada permukiman yang terus berkembang
dalam jangka yang sangat panjang, dan terus membesar cepat. Tetapi ada pula yang perkembangannya lambat, ada yang tidak berkembang bahkan ada yang merosot.
Permukiman yang terus berkembang dan menjadi sangat besar disebut metropolitan, yang lebih kecil disebut kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Permukiman desa
Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009.
USU Repository © 2009
apabila berkembang menjadi permukiman kota. Sementara beberapa metropolitan menunjukkan gejala semakin membesar menjadi megapolitan.
Seperti telah dibahas di atas, permukiman adalah paduan antara manusia dan masyarakat dengan unsur buatan dan alam, yang berkelanjutan perkembangannya
dapat diindikasikan dari nilai ekonomi, sosial dan ekologi. Perkembangan adalah proses perubahan terutama dalam arti kualitatif. Perluasan dan pembesaran
permukiman dalam arti kuantitatif atau fisik , bisa jadi malah memerosotkan kualitasnya. Artinya dari segi ekonomi, sosial dan ekologi, kondisinya justru
memburuk. Perkembangan ini, pada tahap tertentu akan mencapai suatu hasil yang dapat
dinilai, apakah akan menjadi lebih baik dari sebelumnya, atau malahan memburuk. Kecenderungan yang menunjukkan keadaan yang lebih baik dari sebelumnya, adalah
tanda-tanda keberlanjutan. Tetapi bagaimanapun, pada dasarnya pola perkembangan itu dapat dibedakan atas 1 berlanjut berkembang, 2 berlanjut berganti, dan 3
berlanjut bertahan, seperti yang dapat digambarkan dengan diagram berikut :
Gambar 2.1 Perkembangan permukiman dan perumahan
tinggi
rendah
1 menurun 2 berlanjut-stagnan 3 berkembang – berganti
Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009.
USU Repository © 2009
4 berkembang – berlanjut
II. 7 Pelaku Pembangunan dan Dampaknya