3.2. Pengaturan Daerah Perumahan Lokasi Daerah Perumahan

Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009. USU Repository © 2009 a. Mudah dicapai tanpa hambatan yang berarti b. Tanahnya baik sehingga konstruksi bangunan yang ada dapat direncanakan c. Mudah mendapatkan air bersih, listrik, pembuangan air limbah dan lain-lain d. Mudah mendapatkan bahan-bahan bangunan e. Mudah mendapatkan tenaga kerja 2. Ditinjau dari segi tata guna ialah : a. Tidak merusak lingkungan yang telah ada b. Sejauh mungkin dipertahankan tanah yang berfungsi sebagai reservoir air 3. Ditinjau dari segi kesehatan dan kemudahan : a. Lokasi perumahan yang sebaiknya jauh dari lokai pabrik yang mendapatkan polusi b. Lokasi perumahan sebaiknya tidak terlalu terganggu oleh kebisingan c. Lokasi perumahan mudah dicapai dari tempat kerja penghuni 4. Ditinjau dari segi politis dan ekonomis a. Menciptakan kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat sekelilingnya b. Mudah pemasarannya karena lokasi disukai calon pembeli.

II. 3.2. Pengaturan Daerah Perumahan

Setelah lokasi perumahan ditentukan berdasarkan pilihan yang optimal, maka agar dalam jangka panjang perumahan tersebut tidak menimbulkan dampak negatif padalingkungan dalam arti luas, perlu sekali site planning. Site planning ini penting sekali karena hal tersebut akan menentukan bentuk kota yang ada, dapat menciptakan kemudahan atau kesukaran bagi penghuni, selain itu dapat mempengaruhi tingkah laku dari para penghuni di lokasi perumahan tersebut. Untuk menghindari hal-hal Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009. USU Repository © 2009 negatif akibat suatu penyusunan site planning yang kurang baik, perlu diperhatikan hal-hal seperti jaringan-jaringan jalan dan lebarnya direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kemudahan yang cukup bagi para penghuninya kemudian susunan kapling direncanakan sedemikain rupa sehingga kelompok- kelompok kapling yang besar dan yang kecil dan teratur dalam komposisi yang baik serta disediakan tanah-tanah untuk fasilitas umum yang cukup misalnya penghijauan, tempat beribadat, sekolah, jaring-jaring saluran drainase, pembuangan air limbah dan sebagainya harus dapat diatur sedemikian rupa, sehingga lokasi perumahan yang ada dapat bebas dari genangan air atau banjir dan yang terakhir perencanaan suatu daerah pemukiman seyogyanya juga dapat memberikan kemudahan bagi para penduduk yang tinggal di sekitar daerah perumahan tersebut bahkan kalau mungkin dapat diciptakan suatu kesatuan yang baik. Menurut Suparno Sastra dan Endi Marlina 2005, rincian strategi pembangunan perunahan dan permukiman serta sarana pendukungnya di perkotaan dan pedesaan hendaknya mengacu pada hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam upaya penyelenggaraan pembangunan perkotaan perlu segera diciptakan iklim pengelolaan yang mampu mendorong masyarakat dan dunia usaha untuk ikut berperan serta secara aktif. 2. Salah satu faktor penyebab kemiskinan di kota adalah tertutupnyaterhambatnya akses masyarakat miskin terhadap prasarana dan sarana perkotaan. Oleh karena itu perlu segera diwujudkan perluasan jangkauan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan ini di kawasan tertinggal padat penduduk miskin. Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009. USU Repository © 2009 3. Penggunaan teknologi tepat guna yang mampu mendorong terbangunnya prasarana dan sarana perkotaan yang layak dan memadai serta mampu menjangkau masyarakat secara luas. 4. Dalam upaya mengembangkan prasarana dan sarana perkotaan perlu dilakukan optimalisasi potensi dan sumber daya lokal demi terciptanya efisiensi pengelolaan perkotaan.

II.3.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembangunan Perumahan dan Permukiman