Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009.
USU Repository © 2009
Penduduk kota pada umumnya bersifat anonim artinya orang tidak mengenal satu sama lain dengan akrab, penduduk kota berorientasi kepada kemajuan. Oleh karena
itu pada umumnya lebih mudah berhubungan dunia luar maka pengaruh kemajuan akan datang lebih cepat diserap orang-orang di kota. Di samping berorientasi kepada
kemajuan diketahui pola hubungan masyarakat di perkotaan telah menuju hubungan yang rasional, egois, impersonal, individualistis.
Kota terdiri dari bangunan tempat tinggal, perkantoran dan tempat perniagaanperdagangan, seluruh bangunan fisik ini berkembang lebih lambat
daripada pertumbuhan penduduk kota, baik pertambahan penduduk kota, pertambahan karena kelahiran atau lajunya arus urbanisasi. Dari masa ke masa,
masalah perumahan bagi pertumbuhan penduduk yang terkendali ini tak pernah tuntas bahkan permasalahannya terus bertambah.
Usaha memperbaiki mutu perumahan terus meningkat terutama bagi golongan menengah yang kian bertambah di perkotaan, umumnya dan khususnya
seperti Jakarta, Medan dan Bandung. Kebutuhan perumahan berbeda untuk setiap golongan masyarakat yaitu bagi golongan berpendapatan rendah atau golongan
bawah, bagi golongan berpendapatan sedang atau golongan menengah, dan golongan berpendapatan tinggi atau bagi golongan menengah atas, atau bahkan kelompok elit
atau golongan atas.
II.2.1. Penataan Ruang Kota
Penataan ruang ialah usaha untuk merencanakan jumlah penggunaan lahan untuk keperluan tertentu dan pada tempat yang tepat, termasuk didalamnya
mengatur hubungan antara pemukiman dengan tempat bekerja, tempat sekolah,
Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009.
USU Repository © 2009
tempat berbelanja, tempat hiburan dan lain-lain yang semuanya juga sangat penting tergantung pada rencana jaringan jalan dikota dan pemilihan rencana penggunaan
lahan. Penataan ruang wilayah dilakukan pada tingkat nasional rencana tata ruang wilayah nasional, tingkat propinsirencana tata ruang wilayah propinsi disingkat
RTRW propinsi, dan pada tingkat kabupaten RTRW kabupaten. Sesuai dengan Keputusan Menteri PU no. 64KPTS1986, ada empat tingkatan Rencana Ruang
Kota: 1.
Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan Rencana Umum Tata Ruang Perkotaan menggambarkan posisi kota yang
direncanakan terhadap kota lain secara nasional dan hubungannya dengan wilayah belakangnya.
2. Rencana Umum Tata Ruang Kota
Rencana Umum Tata Ruang Kota menggambarkan pemanfaatan ruang kota secara keseluruhan.
3. Rencana Detail Tata Ruang Kota
Rencana Detail Tata Ruang Kota menggambarkan pemanfaatan ruang kota secara lebih rinci.
4. Rencana Teknik Ruang Kota Rencana Teknik Ruang Kota menggambarkan rencana geometri pemanfaatan
ruang kota sehingga sudah bisa menjadi pedoman dalam penentuan saitsite pembangunankonstruksi di kota.
Menurut Robinson Tarigan 2003 , pada prinsipnya program penataan kota bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penyediaan, pelayanan prasarana dan sarana
perkotaan yang mendorong pemantapan fungsi kawasan-kawasan kota sehingga
Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009.
USU Repository © 2009
dapat meningkatkan produktifitas kota dengan tidak mengesampingkan aspek-aspek pemerataan, lingkungan, dan budaya.
Pengalaman menunjukkan bahwa banyak sekali hambatan yang ditemui untuk menerapkan rencana tata ruang dari sebuah kota yang telah terbangun, terutama
mengenai pembebasan lahan. Demikian halnya dalam perumahan – perumahan yang telah dibangun banyak yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang kota sehingga
pemerintah pun kesulitan dalam menata kota karena banyaknya masalah yang dihadapi di lapangan. Tidak sedikit juga perumahan yang dibangun karena
mempunyai kepentingan pribadi walau bangunan tersebut banyak berdampak negatif pada lingkungan.
II.2.2. Peranan Pemukiman