Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Perkembangan Perumahan
Perkembangan perumahan adalah suatu pertumbuhan perkembangan pembangunan perumahan sebagai salah satu kebutuhan primerdasar bagi kehidupan
manusia dan adanya kecenderungan seseorang, swasta developer, pemerintah untuk membangun perumahan serta kecenderungan seseorang untuk bermukim atau tidak
di perumahan tersebut, yang dipengaruhi oleh variabel-variabel seperti lahan yang kosong, kondisi perumahan, segi pendapatan, sarana transportasi, tempat bekerja dan
sarana prasarana yang ada untuk mencapai kepuasan tertentu. Untuk mempertahankan tingkat kepuasan yang sama terhadap pelayanan perumahan, maka
rumah tangga tersebut akan mengkonsumsi pelayanan perumahan lebih besar atau tanah lebih luas. Selanjutnya pertambahan unit bangunan dan luas tanah tentu saja
mempunyai batas tertentu, sehingga peningkatan konsumsi pelayanan perumahan dapat juga diartikan sebagai kenaikan kualitas rumah dan kondisi lingkungan yang
lebih menyenangkan. Perumahan merupakan suatu jenis pemukiman, karena pemukiman adalah
tempat tinggal penduduk dan tempat melakukan kegiatan hidup sehari-hari. Pemukiman menyangkut manusia dan kebutuhan manusia dari berbagai aspek. Dan
pembangunan pemukiman di perkotaan dan daerah pinggiran kota adalah untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal saja, dan ini dilakukan disetiap lapisan, apakah
lapisan atas, menengah, atau bawah. Oleh karena kondisi ekonomi berbeda-beda
Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009.
USU Repository © 2009
maka program disusun untuk tiap-tiap lapisan berbeda pula. Dengan demikian dalam kehidupan perkotaan akan adanya klasifikasi perumahan seperti adanya perumahan
kelas atas, menengah dan bawah. Klasifikasi ini tergantung dari kondisi fisik perumahan dan status sosial lingkungan, sehingga walaupun jaraknya terhadap pusat
kota sama, tetapi harganya akan berbeda. Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa kondisi perumahan sangat mempengaruhi karakterisrik seseorang yang ingin
bermukim. Artinya, semakin baik kualitas perumahan maka semakin tinggi pula kepuasan seseorang untuk bermukim di kawasan tersebut. Dengan demikian
penduduk sebagian besar mencari kehidupan lebih baik untuk kesejahteraan hidup baik dengan mencari lokasi perumahan yang lebih baik.
Masalah pemukiman merupakan fenomena umum yang selalu dihadapi oleh kota-kota yang sedang berkembang. Fakta menunjukkan bahwa sampai pada tingkat
perkembangan tertentu dari suatu kota, semakin besar kota tersebut semakin menyolok pula masalah pemukiman yang dihadapi. Hal ini berawal dari adanya daya
tarik kota yang kuat terhadap migrant pendatang untuk tinggal menetap di kota. Alasan datangnya para migrant banyak faktor, diantaranya faktor ekonomi dan
pendidikan lebih bagus di kota Medan daripada tempat yang lama dan keinginan mencari lapangan kerja. Faktor stabilitas dan segi hiburan merupakan daya tarik juga,
banyak pendatang yang berasal dari Aceh, Riau, Padang dan lain – lain. Laju pertambahan jumlah penduduk kota yang cukup tinggi tersebut harus diimbangi oleh
laju pertambahan rumah tingal seperti pembangunan perumahan di pinggiran kota. Banyaknya rumah di pinggiran kota harus diikuti perluasan jaringan
transportasi yang luas pula. Transportasi merupakan variabel yang mempengaruhi karakteristik penghuni perumahan dimana fungsinya untuk diperkotaan memberikan
Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009.
USU Repository © 2009
fasilitas untuk pertukaran barang dan jasa, dari suatu tempat menuju lokasi kegiatan ekonomi yang tersebar sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan barang dan
orang. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk struktur serta efisiensi dari daerah perkotaan dipengaruhi oleh sistem transportasi.
Komuting adalah pengangkutan orang untuk pertukaran pelayanan tenaga kerja, merupakan jenis transportasi kota yang paling penting dan paling banyak
dipelajari. Pergerakan barang-barang di daerah perkotaan lebih sedikit dipelajari daripada pergerakan orang, karena apabila sistem transportasi untuk keperluan
komuting sudah memadai maka sistem itu juga akan memenuhi kebutuhan lain. Adanya indikasi bahwa setelah memilih tempat tinggal di perumahan tertata
para penghuni masih tetap bekerja ditempat yang lama ini dikarenakan mungkin tempat bekerja yang lama masih memiliki kemudahan dijangkau dari rumah
penghuni yang baru. Apabila di tempat tinggal yang lama kemungkinan sarana dan prasarana tidak mendukung. Dan biasa juga untuk kemudahan dalam bekerja.
Dapat disimpulkan bahwa transportasi menyangkut hampir di seluruh kegiatan rumah tangga, sehingga menjadi hal penting dan menentukan. Dengan
perkataan lain karakteristik penghuni sangat dipengaruhi oleh kemudahan transportasi di daerah tersebut. Variabel transportasi dapat dijabarkan dalam
penelitian ini, yaitu : a.
Ketersediaan transportasi b.
Kondisi lahan c.
Pelayanan angkutan umum Dalam sistem kota penumbuhan lapangan kerja akan sangat tinggi, sehingga
Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009.
USU Repository © 2009
fungsinya tidak hanya sebagai pemukiman. Dengan tumbuhnya lapangan kerja tersebut maka hubungan antara kota satelit dengan daerah sekelilingnya menjadi
berubah. Jadi pertumbuhan lapangan kerja pada suatu tempatakan menarik penduduk dari kawasan metropolitan. Bahkan, perkembangan jenis jumlah lapangan kerja dapat
menarik pekerja dari luar kawasan metropolitan atau para migrant. Dengan demikian, defenisi operasional tempat bekerja sebagai variabel independent
ialah : a.
Jarak perumahan ke tempat tujuan perjalanan. b.
Biaya transportasi ke tempat tujuan perjalanan. c.
Kenyamanan dalam mencapai ke tempat tujuan perjalanan. Salah satu variable yang merupakan bagian terpenting dari karakteristik
penghuni perumahan adalah tersedianya sarana dan prasarana kota fasilitas kota, antara lain :
Sarana air bersih
Sarana pendidikan
Sarana kesehatan
Sarana listrik
Sarana rumah ibadah
Sarana komunikasi
Dan lain-lain
Dengan tersedianya sarana di atas maka kecenderungan untuk memilih bermukim di suatu area perumahan akan semakin besar. Selain itu kondisi dari
sarana dan prasarana tersebut juga akan banyak berpengaruh pada karakteristik penghuni perumahan tersebut.
Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009.
USU Repository © 2009
Penduduk kota semua memerlukan semua variabel atas, tetapi ada kemungkinan para penduduk memilih satu saja, karena para penduduk ini dapat
memenuhi kebutuhan akan variabel lainnya dari kota inti atu kota besar. Dalam hal ini, faktor jarak ke kota inti dan kemudahan transportasi akan sangat mempengaruhi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa daya tarik suatu kota akan semakin tinggi apabila di kota tersebut seseorang dapat menekan biaya pengeluaran, berarti
meningkatkan kepuasan seseorang untuk bermukim. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan bahwa faktor-faktor tersebut yang bervariasi sesuai dengan lokasi
adalah biaya transportasi dan pelayanan perumahan. Hal ini menjadi ciri-ciri dari sistem kota metropolitan.
Peranan faktor ekonomi perkotaan, faktor sosial dan politik kebijaksanaan menyebabkan suatu kota berkembang dengan cepat dibanding kota lainny Chapin,
1972 . Dengan dasar konsep ekonomi perkotaan maka keberadaan lokasi perumahan harus dilihat dari potensi lahan yang dimilikinya dan dapat dikembangkan sebagai
titik tumbuh tersendiri. Perkembangan lokasi perumahan harus diargumentasikan sebagai perkembangan lahan yang mempunyai peluang untuk mendapatkan suatu
lingkungan hidup yang aktraktif dengan tatanan ruang yang berkualitas dan mempunyai nilai ekonomis yang memberikan dampak berganda multiflier-effect
dan juga memberikan insentif yang cukup menjanjikan akibat distribusi dan desentralisasi kegiatan ekonomi kota Richardson, 1978.
Pertumbuhan penduduk dan peningkatan aktivitas usaha merupakan penyebab dari awal perkembangannya lokasi perumahan wilayah perkotaan.
Perkembangan ini berdampak pada peningkatan tuntutan kebutuhan ruang. Kebutuhan ruang pada hakekatnya dapat diartikan sebagai kebutuhan tanah.
Weslizar Samosir : Perkembangan Perumahan Di Sebelah Barat Dan Timur Kota Medan Studi Kasus : Kec. Medan Sunggal dan Kec. Medan Denai, 2009.
USU Repository © 2009
Meningkatnya kebutuhan tanah untuk perumahan merupakan cikal bakal perkembangan lokasi perumahan. Perkembangan lokasi lahan perumahan
mempunyai implikasi terhadap nilai dan harga. Proses peningkatan nilai dan harga tanh memang dimulai dengan perkembangan fungsi dan peranan wilayah tersebut.
Apabila suatu wilayah berkembang akibat meningkatnya kemampuan produktivitasnya dan semakin baiknya saran perhubungan, maka pemanfaatan dan
penggunaan tanah akan meningkat pula baik secara intensif maupun ekstensif.
II.2. Gambaran Umum Perkotaan