Apa faktor Penghambat dalam melakukan pemberdayaan politik pelajar ?

di Ambom. Habibie pada saat itu terombang ambing oleh kasus intervensi asing dan segala HAM dan lain sebagainya. Dan kita mendorong kepada Habibie agar pemerintah punya sikap yang jelas. Ini gak bisa dibiarkan, adanya aksi kekerasan pebantaian massal di Ambon. Kita turun untuk memberikan dukungan kepada presiden habibie bisa melakukan tindakan. Pada periode kita dulu ada tiga kali aksi besar yang satu kasus Ambon, yang kedua Aceh, yang ke tiga yang bawa bendera banyak dari bunderan HI muter-muter ke menteng tentang mendukung reformasi konstitusi dan satu lagi menghadapi pemilu 1999. Sebelum kita turun senantiasa melakukan kajian-kajian khusus tentang fenomena sosial politik. Terutama kasus Ambon misalnya, kita kasih pencerahan ke pelajar kalau kita harus berperan, ini momentum PII agar tetap eksis. Kita jangan kehilangan momentum, kemudian masuk ada yang turun, dan elemen-elemen PII harus menyikapi itu. Intinya PII ingin melakukan dukungan kepada pemerintah, memberikan dorongan moril kemudian memberikan penyelasaian yang tepat dan adil atas konflik ini. Kelahiran KA-PII seiring dengan momentum aksi yang kita lakukan, dan memang tidak pake alasan, kita pake analisis tentang menilai setrategi menggunakan kata-kata. Tapi itu momentum kita pakai PII biar habis dasar awalnya itu. Yang penting kita action ada benderaPII muncul dan kita punya peran dan bisa menyelesaikan terhadap masalah kebangsaan. 3. Bagaimana respon pelajar dari hasil pemberdayaan politik ? Kita sebelumnya menjaring data keluarga besar PII disetiap daerah, kader- kader PII yang masih aktik di setiap daerah, dan keluarga PII yang punya sekolah. Tiga pilar jejaring ini kita maksimalkan untuk bisa memberikan peran massa pelajar. Waktu itu pengalam kita cuman sehari, kita rapat hari ini besok harus turunkan massa. Itu kita kontak semua walaupun saat itu belum ada HP. Kita bergerak karena kita dibangun dengan kesadaran moral, dan akhirnya kita turun membawa massa. Pelajar sangat merespon dan aktif dalam aksi massa itu dan tersebar di berbagai daerah. Seperti Karawang, ada dari Kabupaten dan Kota,tangerang, Jakarta Utara, Kota Bekasi, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dari seolah Said Naum tidak signifikan yang dikirim, Jakarta selatan juga tidak terlalu signifikan. Yang signifikan itu Kabupaten Bekasi, Kabupaten Tangerang dan Jakarta utara. Cuma tiga kota itu yang memberikan konstribusi terhadap massa. Yang paling banyak Kabupaten Bekasi cikarang, pelajar yang ikut tergabung bisa menghadirkan masa yang cukup bagus dan partisifasinya juga bagus dan hal itu merupakan dampak dari ekspansi dan kaderisasi. Saya sebut kita bekerja kita lihat hasilnya gimana. Waktu itu dalam rentang satu tahun dari 1998 dilantik dan 1999 kita melakukan aksi. Kita melakukan aksi dan langsung teruji. 4. Apa faktor pendukung dalam melakukan pemberdayaan politik pelajar ? Faktor dukungan pinansial dari pemerintah keluarga besar PII dan lainnya mendukung pada waktu itu. 5. Apa faktor Penghambat dalam melakukan pemberdayaan politik pelajar ? Hambatan di Internal Bagaimana mengoptimalkan potensi yang ada didaerah- daerah, aktif di daerah itu kan kadang-kadang anak-anak itu kan sibuk dengan belajar dan aktifitas. Bahkan bisa aktif di PII dibandingkan di sekolah dan terhimpit dikegiatan sekolah. tapi itu bisa disiasati sebetulnya. Sehinggan dijajaran muncul semua. Hambatan secara individu maklum anak-anak kuliah, belum berpenghasilan, dan sebagainya. Tapi secara umum pungsi lain tidak mempengaruhi masalah itu. sebenarnya memaksimalkan potensi dan semangatnya tinggi saat itu