Proses Kelahiran dan Perkembangan Pelajar Islam Indonesia PII

34 di Bandung pada 1950 dan upaya konsolidasi PII dan melebarkan sayap gerakan dakwahnya. Hasil keputusan dari pertemuan itu adalah bahwa hanya ada satu organisasi pelajar, yaitu Pelajar Islam Indonesia PII Setelah dilaksanakannya Kongres Pendahuluan PII di Yogyakarta, pada tahun yang sama dilaksanakan Kongres Muslimin Indonesia KMI, yang mana dalam kegiatan itu PII sebagai salah satu panitia. Kegiatan KMI dihadiri oleh para ulama Indonesia yang memiliki basis massa pesantren sangat besar. Seperti K.H. Ali Maksum, K.H. Imam Zarkasyi, utusan ulama dari Aceh Teuku Daud Beureuh, dan lain-lain. Peluang itu tidak disia-siakan oleh PII untuk berdialog dan membicarakan strategi pelebaran dakwah PII di seluruh tanah air. Salah satu hasil keputusan dalam Kongres Muslimin Indonesia KMI adalah bahwa satu- satunya Organisasi Pelajar Islam adalah “Pelajar Islam Indonesia PII”, ketika itu PII mendapatkan momentumnya, terlebih pada saat Konferensi besar III di Bandung tanggal 27-31 Maret 1950 merupakan tonggak sejarah bagi PII. Tiga organisasi lokal, yaitu Pelajar Islam Indonesia Jakarta Raya, PERPINDO di Aceh, dan Pelajar Islam Makasar melebur dalam tubuh PII. Dengan demikian, PII pada saat itu merupakan organisasi pelajar terbesar di Indonesia dengan memiliki beberapa cabang di hampir seluruh Indonesia Djaelani, 2000: 22. PII Jakarta secara wilayah administratif terbentang dari Tangerang sampai Subang. Wilayah binaan PII selain Provinsi DKI Jakarta sendiri, juga mengambil wilayah eks Karesidenan Purwakarta di Jawa Barat, juga mengambil sebagian wilayah Provinsi Banten. Dengan luasnya garapan binaan PII Jakarta, kultur dan 35 karakter yang beragam menjadi warna dan keunikan tersendiri dalam kepengurusan. Wilayah garapan PW PII Jakarta di Provinsi DKI Jakarta diantaranya, Pengurus Daerah PII Jakarta Pusat, Pengurus Daerah PII Jakarta Timur, Pengurus Daerah PII Jakarta Utara, Pengurus Daerah PII Jakarta Barat, Pengurus Daerah PII Jakarta Selatan dan Pengurus PII Kepulauan Seribu. Pada wilayah Provinsi Jawa Barat, meliputi Pengurus Daerah PII Karawang, Pengurus Daerah PII Purwakarta, Pengurus Daerah PII Subang, Pengurus Daerah PII Kota Bekasi, Pengurus Daerah PII Kabupaten Bekasi, dan Pengurus PII Kota Depok. Selain itu, sebagian wilayah Provinsi Banten diantaranya Pengurus Daerah PII Kota Tangerang Selatan, Pengurus Daerah PII Kota Tangerang, dan Pengurus Daerah PII Batu Ceper Wawancara dengan Ahmad Fadil pada 19 April 2013.

C. Tujuan dan Usaha Pelajar Islam Indonesia PII

Pelajar Islam Indonesia PII mempertegas peranan dan eksistensinya sebagai organisasi berbasis pelajar yang konsen terhadap pendidikan dan dakwah dan kebudayaan. Sebagai implementasinya, PII menggariskan tujuan organisasi yaitu: “Kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan Islam bagi segenap rakyat Indonesia dan umat manusia” PB PII Muktamar Nasional ke-25, 2004: 137. Pada mulanya tujuan PII adalah, Kesempurnaan pendidikan dan pengajaran bagi seluruh anggotanya. Dalam Kongres I PII, 14-16 Juli 1947 di Solo tujuan tersebut diperluas menjadi Kesempurnaan pengajaran dan pendidikan yang sesuai 36 dengan Islam bagi Republik Indonesia. Akhirnya tujuan tersebut semakin universal dengan perubahan lagi pada Kongres VII tahun 1958 di Palembang menjadi Kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan Islam bagi segenap rakyat Indonesia dan umat manusia. Rumusan tujuan PII hasil Kongres VII terse-but yang digunakan sampai sekarang ini sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar AD PII Bab IV pasal 4 PB PII Dokumen Sejarah PII, 2010: 2. Pada tujuan ini terdapat dua hal yang ingin dicapai oleh PII, yakni kesempurnaan pendidikan dan kesempurnaan kebudayaan. Kedua komponen tersebut merujuk pada Islam Islam sebagai sumber nilai dan pandangan dunia, sedangkan segenap rakyat Indonesia dan umat manusia adalah setting sosio-historis atau wilayah dakwahnya.Untuk mewujudkan tujuannya, usaha yang dilakukan PII sesuai dengan Bab VI Pasal 7, adalah : a. Mendidik anggotanya menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah SWT b. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan untuk memahami, mengkaji, mengapresiasi, dan melaksanakan ajaran serta tuntunan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat c. Mencetak kader-kader pemimpin yang memiliki pandangan hidup Islami, keluasan pandangan global, dan berkpribadian muslim dalam segala bidang kehidupan d. Mendidik anggotanya untuk memiliki dan memelihara jiwa independen yang tangguh 37 e. Membina mental dan menumbuhkan apresiasi keilmuan serta kebudayaan yang sesuai dengan Islam f. Menumbuh-kembangkan semangat dan kemampuan anggota untuk mengikuti, menguasai, dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kesejahteraan ummat manusia g. Mengembangkan kecerdasan, kreativitas, keterampilan, minat, dan bakat anggotanya h. Membantu dalam pemenuhan dan pengembangan minat, bakat, dan potensi masyarakat pelajar i. Membela hak-hak dan mengatasi problematika pelajar j. Menyelenggarakan kegiatan sosial untuk kepentingan Islam dan umat Islam serta manusia pada umumnya PB PII Muktamar Nasional ke-25, 2006: 162. E. Kiprah Pelajar Islam Indonesia PII Dalam Pemberdayaan Politik Pelajar 1. Pelajar Islam Indonesia di era Orde Lama Sebagai organisasi pelajar tertua di Indonesia yang saat ini masih eksis, dalam sejarahnya PII turut terlibat dalam dinamika sosial politik bangsa, hal tersebut turut mewarnai perjuangan PII dalam aktifitas organisasinya. Tidak lama setelah berdirinya PII, pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melakukan agresi militer I yang berusaha mencoba merebut kembali tanah air Indonesia. Ketika itu PII dihadapkan oleh situasi yang mengharuskan diri ikut terlibat dalam perjuangan fisik melawan kolonial Belanda. Anggota-anggota PII pun 38 banyak yang bergabung ke Tentara Republik Indonesia, Hizbullah, Sabilillah, Tentara Pelajar, Mujahidin, Angkatan Perang Sabil, dan sebagainya Hannan, 2006: 61. Kondisi negara yang sedang terancam kedaulatannya itu memaksa PII untuk merubah model perjuangannya, dari perjuangan menggunakan pena menjadi perjuangan yang menggunakan bedil di medan tempur Djaelani, 2000: 9. Dalam kondisi seperti itu, PII membentuk Korps Brigade PII dalam Konferensi Besar yang ke-1 di Ponorogo pada 6 November 1947 yang dipimpin oleh Abdul Fattah Permana. Untuk memperkokoh perjuangan akibat agresi Belanda tersebut, PII ikut membentuk “Front Pelajar” pada tanggal 17 November 1947 Djaelani, 2000: 17. Brigade PII berfungsi sebagai sarana penyaluran minat pelajar pada dunia ketentaraan, ia merupakan salah satu dari pasukan rakyat yang berjuang melawan penjajah. Brigade PII berjuang saling bahu membahu dengan saudara perjuangan lainnya seperti : TKR Tentara Keamanan Rakyat, TRI Hizbullah, BPRI Baris dan Pemberontakan RI, TRIP Tentara Republik Indonesia Pelajar Jawa Timur Sabilillah, Tentara pelajar ketentaraan IPPI, TPI Tentara Pelajar Islam Aceh, CM Corps- Mahasiswa, CP Corps Pelajar Solo dan lain sebagainya PB PII Dokumen Sejarah PII, 2010: 6. Pada saat itu Brigade PII ikut serta dalam agresi militer I dan II dan bergerilya ke pelosok-pelosok mendampingi panglima besar Jenderal Sudirman. Dengan konsistensi perjuangan yang dilakukan PII dalam mempertahankan kedaulatan negara, hal itu menunjukan bahwa PII merupakan organisasi pelajar