Pelaksanaan Pemberdayaan Strategi Pemberdayaan

19 2. Deliar Nur menyebutkan, ilmu politik memusatkan pada perhatian pada masalah kekuasaan dalam kehidupan bersama atau masyarakat. 3. W.A Robson, menjelaskan ilmu politik mempelajari kekuasaan dalam masyarakat, ... yaitu sifat hakiki, dasar, proses-proses, ruang lingkup, dan hasil- hasil Budiarjo, 2008: 15-20. Secara umum dapat dikatakan bahwa kegiatan politik dalam suatu negara berkaitan dengan kekuasaan power, pengambilan keputusan decision making, kebijakan publik public policy, dan distribusi atau alokasi allocation or distribution Budiarjo, 2008: 14. Namun demikian, politik tidak hanya berkisar di lingkungan kekuasaan negara atau tindakan-tindakan yang dilaksanakan oleh penguasa negara saja. Dalam beberapa hal, politik juga menyentuh pada wilayah aspek kehidupan sosial dalam kehidupan masyarakat.

5. Peran Politik Pelajar di Indonesia

Pelajar dari sisi usia termasuk kategori remaja berkisar antara umur 15,0 atau 16,0 sampai 21,0 tahun, atau berlangsung saat individu matang secara seksual sampai mencapai usia matang secara hukum Sabri, 2007: 25. Pelajar sebagai generasi muda Indonesia mempunyai jumlah yang signifikan untuk berperan dalam berbagai aktifitas politik di negeri ini. Tetapi realitas politik yang melanda negeri ini belum mampu memberikan contoh yang baik bagi masyarakat sehingga proses perjalanan demokrasi tidak mendapatkan apresiasi dari pelajar, bahkan mereka cenderung bersifat apolitik dan tidak peduli dengan permasalahan politik. 20 Politik yang menjadi pandangan umum masyarakat mungkin hanya berkutat pada wilayah kekuasaan, partai politik dan perebutan jabatan di berbagai tingkatan lembaga pemerintahan. Apalagi fenomena politik yang tersaji dari berbagai tayangan media massa tentang perilaku negatif para politisi semakin menegaskan buruknya citra politik di mata pelajar, sehingga sangat wajar apabila mereka melakukan tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab sebagai wujud protes atau perlawanan terhadap fenomena politik yang sedang terjadi. Pemahaman mengenai politik menjadi sangat penting untuk menjelaskan bahwa pembahasan tentang politik itu sangat luas dan mencakup ruang lingkup kehidupan sosial. Mengerti politik bukan berarti pelajar diarahkan pada keikutsertaannya dalam politik praktis, seperti partai politik atau lembaga politik lainnya, tetapi dengan meningkatkan partisipasi pelajar dalam berbagai permasalahan sosial, baik dalam bentuk forum-forum diskusi maupun aksi demonstrasi Rush dan Althoff, 2005: 126. Dengan memiliki pemahaman politik, diharapkan akan menumbuhkan sikap kepekaan sosial dalam menghadapi berbagai macam permasalahan yang ada di sekitarnya dan memunculkan kepedulian sosial dalam merespon isu-isu sosial politik yang berkembang sebagai bentuk tanggung jawab sosial pelajar dan fungsi sosialnya di masyarakat. Dalam usia yang masih relatif muda, pelajar mempunyai sejarah yang gemilang dalam berbagai kiprah dan perjuangannya dalam berbagai dinamika sosial di Indonesia. Peran politik pelajar pada era pra-kemerdekaan lebih memiliki 21 orientasi dalam menyatukan identitas nasional sebagai anti-tesa atas kolonialisme penjajahan yang menguasai sendi-sendi kehidupan. Pada masa perjuangan kemerdekaan, para pelajar yang bergabung dalam berbagai wadah pergerakan pelajar terlibat dalam perhelatan politik nasional dan ikut andil secara aktif dalam membangun pondasi politik dan persatuan bangsa dan berjuang bersama rakyat dalam melawan hegemoni kolonialisme penjajahan pada waktu itu yang menguasi berbagai sendi kehidupan bangsa Indonesia. Pada tahun 1908 lahir gerakan Boedi Oetomo dari lapisan generasi Soetomo yang memiliki momentumnya bagi lahirnya gerakan pemuda-pelajar nasional dan sebagai perintis pergerakan pelajar Erwin, 2002: 9. Selanjutnya, Jong Islamieten Bond JIB didirikan pada tahun 1925 di Jakarta. Kelahiran JIB sebagai ungkapan kekecewaan terhadap Jong Java, dan merefleksikan persaingan dalam ruang publik dan marginalnya pelajar Islam Latif, 2005: 306. Proyek historis JIB diorientasikan untuk “mengislamkan kaum terpelajar” yang berpendidikan Barat agar lebih dekat dengan umat Islam. Walaupun JIB merupakan representasi dari kalangan pelajar Islam, tetapi tetap mempunyai komitmen terhadap solidaritas nasional dan tidak mengurangi keterikatan dengan tujuan pembentukan sebuah blok historis nasional Latif, 2005: 308. Pada tahun 1926, JIB mendirikan organisasi kepanduan yang bernama National Indonesische Padvinderij Gerakan Pandu Nasional Indonesia, yang merupakan organisasi pertama pada waktu itu yang menggunakan kata-kata “nasional Indonesia”. JIB juga turut serta dalam keterlibatannya yang aktif dalam kongres pemuda ke dua pada bulan Oktober 1928 Latif, 2005: 308. Secara umum,