Sumber Hukum Perjanjian Minyak dan Gas Bumi di Indonesia. Badan Pelaksana Usaha Hulu dan Hilir Minyak dan Gas Bumi.

B. Sumber Hukum Perjanjian Minyak dan Gas Bumi di Indonesia.

Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang minyak dan gas bumi, dapat dilihat pada berbagai peraturan perundang-undangan ,yaitu : 59 1. Undang-undang No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 Tahun 2004 tentang Kegiatan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi 4. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1982 tentang Kewajiban dan Tatacara Penyetoran Pendapatan Pemerintah dari Hasil operasi Pertamina sendiri dan Kontrak Production Sharing. 5. Peraturan pemerintah No. 42 Tahun 2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi 6. Keputusan Presiden No. 42 Tahun 1989 tentang Kerjasama Pertamina dengan Badan Usaha Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.

C. Badan Pelaksana Usaha Hulu dan Hilir Minyak dan Gas Bumi.

Jenis kegiatan usaha minyak dan gas bumi dibagi menjadi 2 dua macam, yaitu Kegiatan Usaha Hulu dan Kegiatan Usaha Hilir. Kegiatan Usaha Hulu mencakup Eksplorasi dan Eksploitasi 60 dan Kegiatan Usaha Hilir mencakup Pengolahan, Pengangkutan, Penyimpanan dan Niaga. 61 Kegiatan usaha hulu memakai rezim kontrak sedangkan kegiatan usaha 59. Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Pempropsu. 60 . Salim.HS, Hukum Pertambangan, Opcit hal 238 61 . Ibid, Hal 241. hilir menggunakan rezim perizinan. Kegiatan usaha hulu dilaksanakan dan dikendalikan melalui Kontrak Kerja Sama yang merupakan kontrak bagi hasil atau bentuk kontrak kerjasama lain dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi yang hasilnya dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat 62 Kedudukan badan pelaksana merupakan badan hukum milik Negara. Badan hukum milik Negara mempunyai status sebagai subjek hukum milik Negara dan juga merupakan subjek Hukum Perdata dan merupakan institusi yang tidak mencari keuntungan serta dikelola secara professional. Ketentuan hukum yang mengatur tentang badan pelaksana adalah Pasal 1 angka 23, Pasal 44 sampai dengan Pasal 45 UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Badan Pelaksana adalah suatu badan yang dibentuk untuk melakukan pengendalian Kegiatan Usaha Hulu dibidang minyak dan gas bumi Pasal 1 angka 23 UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. 63 62 . Undang-undang No.22 Tahun 2001, Pasal 1 angka 19 63 . Ibid, Hal 245 Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi BPMIGAS adalah lembaga yang dibentuk Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 16 Juli 2002 sebagai pembina dan pengawas Kontraktor Kontrak Kerjasama KKKS di dalam menjalankan kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan pemasaran migas Indonesia. Dengan didirikannya lembaga ini melalui UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi serta PP Nomor 42 Tahun 2002 tentang BPMIGAS, masalah pengawasan dan pembinaan kegiatan kontrak kerja sama yang sebelumnya dikerjakan oleh Pertamina, selanjutnya ditangani langsung oleh BPMIGAS sebagai wakil pemerintah. Wewenang Dalam menjalankan tugas, BPMIGAS memiliki wewenang : 64 1. Membina kerja sama dalam rangka terwujudnya integrasi dan sinkronisasi kegiatan operasional KKKS 2. Merumuskan kebijakan atas anggaran dan program kerja KKKS 3. Mengawasi kegiatan utama operasional kontraktor KKKS 4. Membina seluruh aset KKKS yang menjadi milik Negara 5. Melakukan koordinasi dengan pihak danatau instansi terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Kontraktor Kontrak Kerja Sama KKKS terdiri dari perusahaan luar dan dalam negeri, serta joint-venture antara perusahaan luar dan dalam negeri. Daftar ini selalu berkembang, mengikuti dari tender konsesi yang dilakukan oleh BP Migas setiap tahunnya. 65 Badan Pengatur diatur di dalam Pasal 1 angka 24, Pasal 8 ayat 4, Pasal 46 sampai dengan Pasal 49 UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Badan pengatur adalah suatu badan yang dibentuk melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak dan gas bumi pada kegiatan usaha hilir Pasal 1 angka 24 UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. 66 1. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak dan pengangkutan gas bumi melalui pipa. Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan masyarakat konsumen terhadap kelansungan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar minyak di seluruh Fungsi Badan Pengatur adalah sebagai berikut : 64 . Sumber dari: Wikipedia berbahasa Indonesia www.google.com 65 Http:www.bpmigas.com Organisasi.asp 66 Salim, HS, Hukum Pertambangan, Opcit, Hal 247 Indonesia. 2. Melakukan pengaturan agar ketersediaan dan distribusi bahan bakar minyak dan gas bumi yang ditetapkan Pemerintah dapat terjamin di seluruh wilayah Negara Kesatuan RI 3. Meningkatkan pemanfaatan gas bumi di seluruh Indonesia Tugas badan pengatur meliputi pengaturan dan penetapan mengenai : 67 2. Pemanfaatan fasilitas pengangkutan dan penyimpanan bahan bakar minyak terutama ditujukan untuk daerah-daerah tertentu atau daerah terpencil yang mekanisme pasarnya belum dapat berjalan, sehingga fasilitas pengangkutan dan penyimpanan yang ada perlu diatur untuk dapat dimanfaatkan agar tercapai kondisi optimal dan tercapai harga yang serendah mungkin 1. Ketersediaan distribusi dan bahan bakar minyak dan Cadangan bahan bakar minyak nasional 3. Tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa 4. Harga gas bumi untuk rumah tangga dan pelanggan kecil, rumah tangga adalah setiap konsumen yang memanfaatkan gas bumi untuk keperluan rumah tangga 5. Pengusahaan transmisi dan distribusi gas bumi diatur oleh Badan Pengatur 6. Pengawasan dalam bidang-bidang pada angka 1 sampai dengan 6

A. Variable yang Berpengaruh terhadap Pembagian Hasil dalam Kontrak