kepatuhan, kebiasaan atau undang-undang.
10
Pemerintah sebagai pengemban kepentingan umum berkewajiban untuk mengawasi dan menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dengan
kepentingan masyarakat. Prinsip kebebasan berkontrak dianut oleh hukum positif kita sebagaimana diatur dalam KUH Perdata Pasal 1338 ayat 1 dan diberlakukan
secara luas dalam praktek hukum di Indonesia dan bahkan prinsip ini menjadi begitu penting karena digunakan sebagai prinsip kunci dalam mengembangkan
berbagai jenis perjanjian yang sebelumnya tidak dikenal dalam sistem hukum dan praktek hukum di Indonesia, seperti : Perjanjian Patungan, Perjanjian Bantuan
Teknis, Perjanjian Lisensi, Perjanjian Penggabungan Merger, Perjanjian Bagi Hasil Production Sharing Contract dan sebagainya. Jenis-jenis perjanjian
tersebut baru dikenal luas setelah diperkenalkannya Undang-undang No.1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing yang mengundang investor asing ke
Indonesia.
11
Penulisan ini bersifat penelitian yang deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif di bidang kontrak bagi hasil. Sifat
penelitian deskriptif adalah bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan
penyebaran suatu atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu
F. METODE PENULISAN
10
Sholeh Soeadi, Vademecum Hukum Perdata dan Hukum Pidana, Penerbit PT.Novindo
Pustaka Mandiri, Jakarta, 2000, Hal 113
11
. Erman Rajagukguk, Permasalahan Kontrak Bisnis Internasional, Makalah disampaikan
pada Seminar Permasalahan Kontrak Bisnis Internasional, Surabaya 7 Juni 1997, hal 4
gejala dengan gejala lain dalam masyarakat.
12
1. Bahan Hukum Primer terdiri dari : Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu Undang-undang Nomor 22
Selain pendekatan yuridis normatif, juga diperhatikan pendekatan yuridis empiris. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengetahui penerapan peraturan
perundang-undangan pertambangan minyak dan gas bumi terutama setelah keluarnya undang-undang tentang yang baru di bidang minyak dan gas bumi,
yaitu undang-undang yang baru di bidang minyak dan gas bumi, yaitu Undang- undang No. 22 Tahun 2001 dan Buku III KUH Perdata yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan kontrak bagi hasil di bidang perminyakan dengan spesifikasi penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah berupa penelitian studi
kasus. Sesuai dengan judul skripsi yaitu : Tinjauan Yuridis terhadap Pelaksanaan
Sistem Kontrak Bagi Hasil dalam Industri Perminyakan, maka lokasi penelitian ditujukan kepada Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Utara.
Alasan dipilihnya lokasi penelitian ini karena domisili lembaga tersebut di Provinsi Sumatera Utara dekat dengan tempat Penulis menimba ilmu di Fakultas
Hukum USU. Sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah bahan dasar penelitian
hukum normatif dari sudut kekuatan mengikatnya dibedakan atas bahan hukum primer, sekunder, dan tertier, yaitu :
12
. Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia pada akhir abad ke-20 Penerbit
Alumni bandung, 1994, Hal 1
Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, PP Nomor 35 Tahun 1994 tentang Syarat-syarat dan Pedoman Kerjasama Kontrak Bagi Hasil Minyak dan Gas
Bumi, PP Nomor 42 Tahun 2002 tentang Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Dana
Perimbangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, UU Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan dan UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. 2. Bahan Hukum Sekunder, yaitu buku-buku yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti, yaitu buku-buku di bidang Perdata, khususnya hukum kontrak dan Contract Production Sharing.
3. Bahan Hukum Tertier, yaitu dokumen-dokumen tentang kontrak bagi hasil Pemerintah, dalam hal ini BPMIGAS, yaitu kontrak sebelum UU Nomor 22
Tahun 2001 yang dibuat oleh Pertamina dan setelah Undang-undang No.22 Tahun 2001 yang dikelola oleh BPMIGAS
G. SISTEMATIKA PENULISAN