Pertimbangan Hakim dalam Perkara Homoseks sebagai Alasan Perceraian

memberikan nafkah lahir maupun bathin. Saksi telah pernah menasehati Penggugat dan Tergugat agar dapat rukun kembali, namun tidak berhasil. b. Kastinah binti Sodikin bersumpah Bahwa hubungan saksi dengan Penggugat adalah sebagai tetangga Penggugat, dan kenal dengan tergugat sebagai suami Penggugat. Dan membenarkan Penggugat dan Tergugat adalah suami-isteri dan sudah dikaruniai 3 orang anak. Saksi mengetahui bahwa Penggugat dan Tergugat sudah tidak tinggal serumah lagi karena antara Penggugat dan Tergugat sering ribut mulut, masalahnya tentang hubungan penyimpangan sex homo yang dilakukan oleh Tergugat. Dan saksi sudah pernah pula menasehati Penggugat dan Tergugat tetapi tidak berhasil. 3

B. Pertimbangan Hakim dalam Perkara Homoseks sebagai Alasan Perceraian

Dalam putusan yang dikeluarkan Pengadilan Agama Jakarta Timur, Hakim mengabulkan gugatan yang diajukan oleh Penggugat. Dalam hal ini istri sebagai pihak yang merasa dirugikan akibat suami yang Homoseksual. Adapun pertimbangan Hakim dalam mengabulkan gugatan Penggugat untuk bercerai kepada suaminya karena penggugat tetap pada pendiriannya untuk bercerai. Selain Homoseksual, terdapat pula alasan lain yang menyebabkan istri ingin bercerai, salah satunya yaitu Tergugat tidak memberikan nafkah lahir 3 Arsip Pengadilan Agama Jakarta Timur, putusan No. 1532Pdt.G2008PA.JT maupun bathin dan terdapat pula masalah KDRT. Hal ini sangat berakibat buruk bagi penggugat karena tidak adanya tanggung jawab suami terhadap keluarga, yang mana suami tidak bisa membimbing keluarga menuju keluarga sakinah. Hal ini juga tidak sesuai dengan tujuan Perkawinan yang tercantum dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan yaitu: Perkawinan adalah ikatan lahir maupun batin antara seorang pria dan seorang wanita dengan tujuan memebentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. 4 Demikian pula pada pasal 3 Kompilasi Hukum Islam yaitu “Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.” 5 Adapun pertimbangan lainnya adalah: 1. Sebelum mempertimbangkan pokok perkaranya terlebih dahulu Pengadilan Agama juga mempertimbangkan hubungan hukum antara penggugat dengan tergugat, yang mana penggugat telah mengajukan bukti surat guna terpenuhinya syarat formil dan materil pembuktian dengan surat sesuai pasal 165 HIR jo pasal 1 huruf f angka 2 PP No. 24 Tahun 2000 sehingga bukti surat tersebut dapat diterima sebagai alat bukti di persidangan. 2. Dalil gugatan Penggugat dapat dibuktikan dengan adanya kesaksian dari dua orang saksi yang menyatakan jawaban yang sama mengenai dalil gugatan 4 Lihat Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 5 Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam. penggugat. Hal ini dianggap oleh Majelis Hakim bahwa penggugat dapat membuktikan dalil gugatan yang beralasan dan tidak melawan hukum. Dengan demikian Majelis Hakim menilai gugatan penggugat telah memenuhi ketentuan yang dimaksud pasal 19 huruf f dan huruf b PP No. 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf f dan b KHI, tentang alasan bercerai. Oleh karenanya gugatan cerai patut dikabulkan. 3. Bahwa karena fakta tentang perselisihan pertengkaran dan adanya saling tidak memperdulikan serta kelainan seksual homoseks yang diderita oleh tergugat yang berakibat pada tidak terpenuhinya hubungan suami istri sebagaimana yang di akui oleh tergugat. 4. Oleh karena tergugat selaku suami tidak mampu melakukan hubungan suami istri dikarenakan suami homoseksual. Maka istri berhak memutuskan perkawinannya. 5. Bahwa tergugat tidak membantah dan mengakui kebenaran dalil-dalil gugatan yang diajukan oleh penggugat. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka Hakim Pengadilan Agama Jakarta Timur mengabulkan gugatan penggugat dengan menjatuhkan talak terhadap tergugat. Sudah jelas bahwa pihak penggugat tetap pada pendiriannya, yaitu bercerai dengan tergugat. Dari putusan yang didapat ini, walaupun Majelis Hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak namun tidak berhasil, sehingga gugatan penggugat ternyata telah memenuhi ketentuan pasal 19 huruf f, PP No. 9 Tahun 1975 jo pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam. Oleh karena itu, penggugat dapat dikabulkan atas permohonannya untuk menggugat cerai yaitu jatuh Talak Satu Ba’in Sughra yang bersifat alternative dari petitum sebelumnya. Karena belum mempunyai anak, maka hak asuh anak tidak dipermasalahkan antara tergugat dengan penggugat.

C. Homoseksual sebagai salah satu faktor Perceraian Tinjauan Hukum Islam