Tentang Duduk Perkara Proses Peradilan Perkara Cerai Gugat karena Homoseksual

b. Tentang Duduk Perkara

1 Kasus a Tentang para pihak. Pada kasus pertama adalah perkara Nomor 1564Pdt.G2008PAJT. Penggugat adalah istri DI, umur 36 tahun, pekerjaan pegawai swasta, pendidikan S1, bertempat tinggal di Jl. Cendani VI RT.01 RW.09 No. 19 Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, disebut sebagai Penggugat. Dan Tergugat adalah suami RR, umur 34, pekerjaan pengangguran, pendidikan SMK, bertempat tinggal di Jl. Mangga VI RT.02 RW.04 No. 75 Kelurahan Cibodasari, Kecamatan Tangerang, Banten, disebut sebagai Tergugat. b Tentang PositaDuduk Perkara i. Bahwa pada hari minggu, tanggal 02 September 2007, telah berlangsung pernikahan antara Penggugat dengan Tergugat, dihadapan pejabat PPN KUA Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur dengan akta nikah Nomor : 1526261IX2007, tanggal 02 September 2007. ii. Bahwa dari pernikahan tersebut belum dikaruniai anak Qobla Dukhul; iii. Bahwa sejak bulan desember tahun 2007 kehidupan rumah tangga Tergugat dan Penggugat sering terjadi perselisihanpertengkaran secara terus menerus yang sulit diatasi, sehingga membawa akibat buruk bagi kelangsungan hidup bersama yang telah dibina. iv. Bahwa sebab-sebab terjadinya perselisihan tersebut dikarenakan: i Tergugat mengidap penyakit kelainan sex suka sesama laki- lakihomoseks ii Sering terjadi pertengkaran karena kebohongan-kebohongan Tergugat yang katanya reuni SMA tapi ternyata pesta pembukaan salon yang tamu-tamunya semuanya banci. iii Dalam suatu pertengkaran mulut, tergugat berteriak didepan muka Penggugat dan mendorong Penggugat hingga jatuh KDRT. v. Bahwa akibat dari perselisihan tersebut, akhirnya kurang lebih 8 bulan Penggugat dan Tergugat telah pisah rumah karena Tergugat pergi meninggalkan kediaman bersama, yang mana dalam pisah rumah tersebut Penggugat bertempat tinggal di kediaman Orangtua di Pondok Bambu dan Tergugat bertempat tinggal di Cibodasari, Tangerang. vi. Bahwa sejak berpisah Penggugat dan Tergugat selama 8 bulan, maka hak dan kewajiban suami-istri tidak terlaksana sebagaimana mestinya karena sejak itu Tergugat tidak lagi melaksanakan kewajibannya sebagai suami terhadap Penggugat. vii. Bahwa Penggugat telah berupaya mengatasi masalah tersebut cara mengajak Orangtua Bapak bermusyawarah atau berbicara dengan Tergugat secara baik-baik tetapi tidak berhasil, Tergugat malah pergi meninggalkan rumah dan tidak berhasil. viii. Bahwa dengan sebab-sebab tersebut diatas, maka Penggugat merasa rumah tangganya tidak bisa dipertahankan lagi, mengingat keadaan Tergugat tersebut di atas maka Penggugat merasa yakin bahwa tidak ada harapan hidup rukun lagi dalam berumah tangga dengan Tergugat. 2 Tentang Petitum Tuntutan 1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya, 2. Memutuskan perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat karena cerai, 3. Menetapkan biaya perkara ini sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

BAB III HOMOSEKSUAL

A. Pengertian Penyimpangan Seksual dan Homoseks

1. Pengertian Penyimpangan seksual

Penyimpangan seksual terdiri atas dua suku kata yaitu penyimpangan dan seksual. Penyimpangan berasal dari kata dasar “simpang” yang memiliki empat pengertian. Pertama, mempunyai arti proses, yaitu cara perbuatan yang menyimpang atau menyimpangkan. Kedua, bermakna membelok menempuh jalan lain. Ketiga, maksudnya tidak menurut apa yang sudah ditentukan, tidak sesuai dengan rencana. Keempat, menyalahi kebiasaan, menyeleweng baik dari hukum, kebenaran, dan agama. 1 Kata “seksual” mempunyai dua pengertian. Pertama, berarti menyinggung hal reproduksi atau perkembangan lewat penyatuan dua individu yang berbeda yang masing-masing menghasilkan sebutir telur dan sperma. Kedua, secara umum berarti menyinggung tingkah laku, perasaan, atau emosi yang bersosiasi dengan perangsangan alat kelamin, daerah-daerah erogenous, atau dengan proses perkembangbiakan. 2 Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Penyimpangan Seksual adalah perilaku seksual seseorang yang dianggap menyimpang atau menyalahi aturan yang sudah ditetapkan. 1 Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1995, h. 488. 2 J.P Chaplin, Kamus Lengkap Biologi, terjemahan. Kartini Kartono, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,2004, cet.ke-9, h.460. 40