Homoseks Menurut Ilmu Psikologi

menyerang sel darah putih. Penyebabnya adalah parasit bersel satu. 3 Trikomonas Keputihan pada wanita, biasanya penderita mengeluh rasa gatal, panas, sakit dan mengeluarkan cairan, mungkin juga diikuti rasa sakit pada perut bagian bawah. 4 Rachitis rachitis merupakan penyakit tulang atau keremukan pada otot-otot. Kecendrungan perilaku homoseks menyebabkan timbulnya penyakit ini yang berakibat kehilangan keseimbangan daya tahan tubuh ketika hendak buang air besar dan kecil. 5 Sipilis Gejalanya timbul benjolan disekitar alat kelamin. Penyakit ini dikenal dengan sebutan Raja singa, penyakit ini sangat berbahaya. Cara penularannya melalui hubungan seksual bebas atau penggunaan barang-barang seseorang seperti baju, handuk dan lain-lain. Inilah beberapa jenis penyakit yang bisa ditimbulkan akibat hubungan badan yang tidak sesuai dengan aturan-aturan baik agama maupun kedokteran, dan akan berakibat fatal apabila sampai menjangkiti orang-orang yang berbuat dan berperilaku menyimpang dalam hubungan badan.

B. Homoseks Menurut Ilmu Psikologi

Seksualitas menyangkut berbagai dimensi, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural. Sementara seksualitas dari dimensi biologis terkait dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan dorongan seksual. Sedangkan seksualitas dari dimensi psikologi sangat erat berkaitan dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai makhluk seksual, yakni identitas peran atau jenis. 15 Dari dimensi sosial dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seks. Dimensi perilaku menerjemahan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu perilkau yang muncul terkait dengan dorongan atau hasrat seksual. Sedangkan dimensi kultural menunjukan perilaku seks menjadi bagian dari budaya yang ada di masyarakat. 16 Homoseksual termasuk kedalam gangguan kepribadian atau disebut juga Psikopat. 17 Psikopat adalah pribadi yang berprilaku antisosial, prilakunya didominasi oleh kehendak sendiri yang sangat impulsif. Beberapa pakar berpendapat orang psikopat mengalami luka bawaan pada struktur pusat luhur dari otaknya sehingga aspek kepribadiannya secara menyeluruh menjadi kurang utuh. Dinyatakan pula akan keberadaan poreas lubang yang tidak terisi dalam struktur kepribadiannya Glasser, Prilaku seorang psikopat antara lain: 1. Hanya mampu memahami etika dan norma yang berlaku dalam tataran verbal, tetapi tidak mampu menerapkannya dalam prilaku karena prilaku seorang psikopat didominasi impuls yang muncul sesaat. Maunya hidup nikmat tanpa 15 Kirania Azra, Buku Pintar Cewek sehat-cantik-asmara, Lafal Indonesia, 2008, h. 31. 16 Ibid. 17 Psikopat adalah pribadi yang berprilaku antisosial, prilakunya didominasi oleh kehendak sendiri yang sangat impulsif agresif. kerja dan menginginkan segala sesuatu secara instan. Untuk itu secara cara dihalalkan. Bagi psikopat yang agresif, kalau perlu membunuh pun tidak masalah baginya, asalkan keinginan hidup nikmatnya dapat tercapai dengan segera. 2. Biasanya ia adalah seorang yang cerdas, luas dalam pergaulan dan memiliki rasa humor yang baik sehingga lingkungan mudah tertarik kepadanya. Selain itu kemampuan relasinya pun baik. 3. Tujuan hidup adalah melulu ditandai oleh kenikmatan saat ini, jadi sama sekali tidak mempertimbangkan hari esok. Falsafah hidupnya adalah bagaimana nanti, bukan nanti bagaimana. 4. Pada awalnya orang psikopat adalah pribadi yang sangat menarik sehingga orang cepat suka kepadanya. Dengan demikian orang yang termanipulasi pun pada awalnya sering kurang menyadari. 5. Kecuali itu, dengan cepat pula ia mampu melakukan rasionalisasi demi upaya pembenaran dirinya dan dengan secara meyakinkan lingkungan ia melemparkan kesalahan kepada orang lain. 6. Seburuk apapun prilakunya, tidak akan mengubah ekspresi wajahnya. 7. Hukuman apapun yang diberlakukan tidak pernah membuatnya jera sehingga tanpa rasa segan dia akan mengulangi perilaku buruknya di kemudian hari. Homoseksual adalah seseorang yang mengalami hambatan dalam perkembangan identitas jenis kelamin. Pribadi homoseksual ditandai oleh orientasi psikoseksual yang bersamaan dengan kondisi seks-biologisnya. Artinya kepekaan erotik seksualnya lebih tertuju pada pasangan sesama jenis sehingga kepuasan erotik seksualnyapun baru bisa diperoleh bila mereka melakukan relasi seksual dengan pasangan sejenis. Bila terjadi pada laki-laki disebut homoseksual, sedangkan bila terjadi pada perempuan disebut lesbian. Homoseks merupakan abnormalitas hubungan seks dari segi cara pemuasannya, yakni menggunakan anus sebagai alat coitus, baik dengan manusia maupun dengan hewan. Menurut Dr. Boyke, pantat terbentuk oleh syaraf perasa. Otot yang berada dibagian bawah berperan penting dalam proses mekanik selama hubungan seks normal. Namun dari semua bagian hanya anus dan rektum bagian usus besar dekat anus termasuk daerah yang amat sensitif terhadap rangsangan seksual. Dikatakan olehnya juga bahwa anus memang mirip vagina, kedua-duanya dipenuhi dengan syaraf, begitu pula dengan retum sama dengan vagina. Homoseksual secara awam kita kenal sebagai orang yang memiliki interaksi seksual dan atau romantis dengan orang yang berjenis kelamin sama. Istilah Homoseks ini lebih disukai oleh para penganutnya dibandingkan istilah gay atau lesbian. Homoseksual sebagai suatu pengenal, pada umumnya dibandingkan dengan Heteroseksualitas dan Biseksualitas. Istilah gay sendiri sebenarnya digunakan untuk orang-orang yang mengidentifiasikan dirinya sebagai Homoseks, baik lelaki maupun wanita. Berdasarkan survey yang pernah dilakukan Klassen dkk 1989 hanya 14 laki- laki dan 10 perempuan yang dapat membayangkan bahwa perilaku tersebut dapat menimbulkan kenikmatan atau kesenangan. Sebagian dari kita menyimpulkan bahwa dorongan tersebut bersifat bawaan, bahwa ada orang-orang tertentu yang memang “born that way ” 18 . Dalam dunia Psikologi, setidaknya dikenal tiga macam penjelasan mengenai 18 Bawaan sejak lahir hal ini : 1. Perilaku homoseksual adalah suatu kebiasaan yang buruk, dimana individu menjadi seperti itu karena mereka bersikap permisif dan suka bereksperiman secara seksual. Artinya, kaum homoseksual memang memilih gaya hidup ini sebagai hasil dari memanjakan diri atau mengikuti hasrat self-indulgence dan tidak mau mengikuti aturan main di lingkungan. 2. Menurut sejumlah psikoanalis, perilaku homoseksual adalah suatu bentuk gangguan mental. Mereka percaya bahwa homoseksual bukan bersifat bawaan, melainkan disebabkan oleh hubungan keluarga yang tidak baik di masa kanak- kanak individu yang bersangkutan atau karena berbagai trauma yang di alami oleh individu tersebut. 3. Pandangan yang bersifat “Biological”, Mereka percaya bahwa dorongan tersebut bersifat genetik atau disebabkan faktor hormonal, sehingga mereka tidak bisa memilih untuk jadi homoseksual atau tidak. Oleh sebab itu juga tidak perlu didahului “trauma pada masa kecil” untuk menjadi homoseksual. Berikut adalah bukti-bukti yang telah ditemukan tentang seorang homoseks: 1. Tidak ada penelitian yang menemukan bukti adanya perbedaan biologis atau genetik antara Heteroseksual dengan Homoseksual. 2. Orang-orang cenderung percaya bahwa hasrat seksual dan perilaku mereka adalah hasil proses belajar. 3. Homoseksual senior seringkali mencari “penerus”. 4. Berbagai penelitian menemukan bahwa pengalaman homoseksual pertama mereka biasanya terjadi atas inisiatif orang yang lebih tua. 5. Pengalaman Homoseksual di masa kecil mempengaruhi pola perilaku di masa dewasa. Penelitian Van Wyk dan Geist tahun 1980 mendapatkan hasil bahwa pengalaman homoseksual di masa kanak-kanak terutama jika hal itu merupakan pengalaman pertama, adalah prediktor yang kuat terhadap perilaku homoseksual individu dewasa baik lelaki maupun wanita. Penelitian serupa yang dilakukan Family Research Institute menemukan bahwa 23 anak laki-laki yang pengalaman seks pertamanya adalah homoseksualitas akan berperilaku homoseksual pula di masa dewasa. 1. Perilaku seksual dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, terutama kepercayaan religius. Penelitian Kinsey melaporkan bahwa aktivitas homoseksual lebih sedikit ditemui di komunitas-komunitas yang berpengang teguh pada agamanya dan sebaliknya, aktivitas homoseksual banyak ditemui dalam kelompok yang kurang aktif beragama. 2. Banyak yang mengubah preferensi seksual mereka. Beberapa penelitian diantaranya Cameron dan Proctor menemukan bahwa wanita yang mengaku lesbian dan lelaki yang mengaku menikmati seks homoseksual mengatakan bahwa mereka juga dapat tertarik secara seksual kepada lawan jenisnya. 3. Banyak dijumpai mantan Homoseksual. Banyak orang yang pernah terlibat dengan 1 atau 2 pengalaman homoseksual kemudian tidak pernah melakukannya lagi. Penyebab dari homoseksual itu sendiri diantaranya adalah paduan dari faktor hormonal disatu sisi dan lingkungan pada sisi yang lain seperti, antara lain pola asuh, pergaulan, dan pengalaman erotik seksual terdahulu yang mengesankan dirinya. Mengacu pada penyebab utamanya, homoseksual dapat dikelompokkan dalam 2 dua kelompok sebagai berikut : 1. Homoseksual ekslusif, yaitu benar-benar tidak mampu mengendalikan ketertarikan erotik-seksual terhadap sesama jenis kelamin. 2. Homoseksual Fakultatif, yaitu yang menjadi homoseksual oleh keterbatasan yang amat sangat akan kehadiran lawan jenis ditempat dimana ia berada, seperti dipenjara dalam watu lama. 19 Perilaku Homoseksual dapat diubah, yang harus dihilangkan adalah perilaku homoseksualnya. Artinya, individu yang bersangkutan harus mampu dan mau mengontrol hasrat mereka menjauhi kontak homoseks secar disiplin. Hal penting lainnya adalah dukungan dari orang-orang yang tidak menyetujui homoseksualitas terhadap mereka yang ingin berubah. Pengobatan dengan psikoterapi kemungkinan berhasilnya dalam menyembuhkan homoseksualitas berkisar 30 jika didukung oleh komitmen religius individu, maka upaya untuk menghindarkan dari kebiasaan homoseksual ini akan lebih berhasil. 20

C. Homoseksual Menurut Hukum Positif