Dimensi-dimensi self-efficacy Self-efficacy .1 Pengertian
dibandingkan jika mengerjakan secara kelompok atau dibantu oleh orang lain; kegagalan dapat menurunkan efikasi jika inidvidu telah
berusaha sebaik mungkin; jika individu mengalami kegagalan secara emosionalstres, namun ia dalam kondisi yang optimal maka tidak
akan memberi dampak buruk baginya; jika individu mengalami kegagalan setelah memiliki efikasi yang kuat, maka dampaknya juga
tidak akan seburuk jika individu yang belum memilki efikasi kuat; atau orang yang biasa berhasil, namun sesekali ia gagal maka tidak akan
mempengaruhi efikasinya. Menurut Bandura 1986 jika individu telah memiliki self-efficacy
yang kuat, ia dapat mengembangkannya dengan mengulangi keberhasilannya. Kegagalan kadang-kadang tidak memiliki pengaruh
banyak terhadap penilaian dari kemampuan seseorang.
2. Vicarious experience pengalaman orang lain Pengalaman orang lain diperoleh melalui model sosial. Self-
efficacy akan meningkat ketika mengamati keberhasilan orang lain, sebaliknya self-efficacy akan menurun jika mengamati orang yang
kemampuannya kira-kira sama dengan dirinya ternyata gagal. Melalui pengamatan melihat atau memvisualisasikan terhadap orang lain,
individu dapat meningkatkan persepsi diri tentang keberhasilan bahwa ia memiliki kemampuan dalam melaksanakan kegiatan yang serupa
dengan orang lain.
3. Verbal persuasion persuasi sosial Self-efficacy juga dapat diperoleh, diperkuat atau dilemahkan
melalui persuasi sosial. Dampak dari sumber ini terbatas, namun pada kondisi yang tepat persuasi diri orang lain dapat mempengaruhi self-
efficacy. Kondisi itu adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi, dan sifat realistik dari apa yang dipersuasikan.
4. Emotional arousal keadaan emosi Keadaan emosi yang mengikuti suatu kegiatan akan mempengaruhi
self-efficacy di bidang kegiatan itu. Emosi yang kuat, takut, cemas, stress, dapat mengurangi self-efficacy. Namun, bisa terjadi peningkatan
emosi yang tidak berlebihan dapat meningkatkan self-efficacy. Perubahan tingkah laku akan terjadi kalau sumber ekspektasi self-
efficacy akan berubah sehingga perubahan self-efficacy banyak digunakan untuk memperbaiki kesulitan dan adaptasi tingkah laku
orang yang mengalami berbagai masalah behavioral.
Selain faktor-faktor di atas, Schunk dan kawan-kawan 2002 menjelaskan salah satu faktor yang mempengaruhi self-efficacy terhadap
penilaian dalam menyelesaikan tugas terletak pada fungsi dari perbedaan individu atau lingkungan. Selain itu, self-efficacy juga dapat
mempengaruhi aktivitas, usaha dan ketekunan individu sehingga antara
harapan hasil dan self-efficacy saling berkaitan satu sama lainnya dalam perolehan hasil yang diinginkannya.
Mahasiswa yang memiliki self-efficacy tinggi, namun harapan terhadap hasil rendah cenderung akan belajar dengan giat dan mencari informasi
lebih banyak tentang karir yang diminatinya, karena self-efficacy yang tinggi mampu mengubah pandangan individu tentang harapannya yang
rendah menjadi harapan yang tinggi. Sementara, mahasiswa yang memiliki self-efficacy rendah tetapi mempunyai harapan terhadap hasilnya tinggi,
cenderung menyerah sebelum mengetahui kemampuannya, akibatnya ia selalu merasa tidak dapat melakukan tugasnya seperti belajar, mengikuti
ekstrakulikuler, berorganisasi dan sebagainya Schunk dkk, 2002. Fungsi dari keberhasilan mahasiswa dalam pencapaian efficacy yang
tinggi, semata-mata untuk meningkatkan usaha dan ketekunan individu, dalam penelitian ini usaha mahasiswa adalah belajar dan mencari
informasi tentang tujuan karir yang diminatinya Pajares, 2005. Individu yang memiliki kepercayaan dan keyakinan yang tinggi akan menunjukkan
kemampuannya, tingkat usaha yang tinggi, bertahan, dan memiliki keterlibatan kognitif tinggi dalam tugas.