Dimensi-dimensi locus of control

kelompok minoritas dalam masyarakat juga dapat digolongkan ke dalam kelompok dengan locus of control eksternal. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelompok sampel kulit putih lebih cenderung memiliki locus of control internal dibandingkan kelompok sampel kulit hitam.

2.3 Kerangka Berpikir

Individu yang mampu memilih karir dengan tepat adalah individu yang memiliki kematangan karir. Salah satu indikasi bahwa individu telah matang dalam karirnya ialah ketika ia memiliki keyakinan penuh pada dirinya atas kemampuannya mencapai karir. Dengan kata lain jika seorang mahasiswa yakin bahwa dirinya dapat memilih karir yang tepat maka ia memiliki self- efficacy yang tinggi. Hal ini menandakan mahasiswa tersebut telah matang dalam karir. Semakin tinggi self-efficacy individu maka ia akan semakin matang dalam karir. Hal lain yang penting dalam kematangan karir individu adalah locus of control LoC. LoC merupakan cara pandang individu dalam menanamkan keyakinan dirinya terhadap usaha yang dilakukannya untuk mencapai karir. Individu yang matang dalam karir cenderung memiliki keyakinan dalam dirinya bahwa untuk mencapai karir diperlukan usahanya sendiri, kecenderungan locus of control internal. Artinya, jika seorang mahasiswa ingin mencapai karir, maka hal itu dapat tercapai karena usahanya sendiri, bukan karena nasib, keberuntungan ataupun orang lain. Semakin internal kencenderungan locus of control seseorang, maka ia akan semakin matang dalam karir. Ketika LoC individu internal maka ia akan matang dalam karir. Berdasarkan kedua hipotesis di atas, dapat dilihat bahwa variabel self- efficacy dan locus of control sama-sama berkontribusi terhadap kematangan karir. Meningkatnya self-efficacy akan meningkatkan kematangan karir, sementara semakin internal locus of control individu akan meningkat pula kematangan karirnya. Berdasarkan kedua hipotesis di atas, dapat dilihat bahwa variabel self-efficacy dan locus of control sama-sama mendukung terciptanya serta meningkatnya kematangan karir. Dilihat dari variabel jenis kelamin, perempuan cenderung lebih matang dalam merencanakan karir. Hal ini karena perempuan lebih mampu menghadapi hambatan serta kemampuan afiliasi dan sosialisasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Di sisi lain, faktor demografis seperti; status-ekonomi dan jenis kelamin dapat meningkatkan atau menurunkan kematangan karir individu. Mahasiswa yang berada dalam keluarga dengan status ekonomi rendah memiliki cenderung kematangan karir yang rendah, karena keterbatasan ekonomi, sosial dan fasilitas. Sebaliknya, mahasiswa yang berada dalam keluarga dengan status ekonomi tinggi memiliki kematangan karir yang tinggi pula, karena terpenuhinya kebutuhan ekonomi serta fasilitas yang memadai. Jika digambarkan dalam sebuah bagan maka akan terlihat seperti berikut: