Uji Parsial Uji t

73 a. Uji secara simultan Hasil olahan data menunjukkan nilai nyata uji F 0,000 lebih kecil dari alpha yang ditetapkan 0,05, maka diperoleh kesimpulan H o ditolak dan H 1 diterima. Jadi, Secara simultan variabel bebas Dummy DP, inflasi, dan BI rate berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Kendaraan Bermotor. b. Uji secara parsial 1 Nilai nyata t pada X 1 0,113 lebih besar dari alpha 0,05, maka H o diterima dan H 1 ditolak. 2 Nilai nyata t pada X 2 0,247 lebih kecil dari alpha 0,05, maka H o diterima dan H 1 ditolak. 3 Nilai nyata t pada X 3 0,668 lebih kecil dari alpha 0,05, maka H o diterima dan H 1 ditolak. F. Pembahasan 1. Dummy DP Koefisien regresi dari variabel Dummy DP terhadap pembiayaan kendaraan bermotor adalah sebesar 0,480 dengan nilai t hitung sebesar 1,639 t tabel 2,056 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,113 dari 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel Dummy DP tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pembiayaan kendaraan bermotor. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Kurnia Ratri Cahyani 2013 yang menyebutkan bahwa kebijakan Down Payment tersebut menurunkan 74 kuantitas pembiayaan. Sama halnya dengan penelitian Muttabiatun Dzawil Mauidhah, yang menyebutkan bahwa kebijakan DP tersebut menurunkan tingkat kredit kendaraan bermotor dan laba keseluruhan. Secara teoritis seharusnya peningkatan Down Payment yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dapat mempengaruhi tingkat pembiayaan kendaraan bermotor di Bank Syariah Mandiri. Namun dalam penelitian ini, peningkatan DP tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan kendaraan bermotor, hal ini diduga karena adanya perbedaan dengan penelitian sebelumnya bahwa kebijakan yang digunakan adalah Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1540DKMP Tahun 2013, yang mana kebijakan tersebut baru dilaksanakan pada awal Oktober 2013 yaitu hanya berkisar 9 bulan hingga data yang diperoleh dalam penelitian ini didapat. Jika melihat data outstanding Bank Syariah Mandiri setelah diberlakukannya kebijakan tersebut memang tidak menurun, justru meningkat dan tampak stabil, hal ini diduga karena untuk menanggapi kebijakan DP tersebut, BSM sendiri telah melakukan strategi khusus guna mengantisipasi dampak yang ditimbulkan, yaitu adanya program COP Car Ownership Program. Terbukti dengan adanya program tersebut, pembiayaan kendaraan bermotor di BSM tetap stabil dan justru meningkat. Selain itu, tidak adanya pengaruh yang signifikan dari kebijakan kenaikan DP pembiayaan tersebut juga diduga karena BSM sendiri telah memiliki nasabah yang income atau pendapatannya memang tinggi, sehingga tidak terlalu khawatir dengan DP yang meningkat. Nasabah