Gambaran Umum PT. Bank Syariah Mandiri

55 Bank Indonesia No. 11KEP.DGS 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT. Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT. Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. PT. Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik. 2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri Visi: Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia. Misi: a. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang berkesinambungan. b. Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. c. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat. d. Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan. e. Mengembangkan nilai-nilai syariah universal 56

B. Pembiayaan Kendaraan Bermotor pada Bank Syariah Mandiri

Gambar 4.1 Perkembangan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri 23,97 36,37 44,75 50,46 10 20 30 40 50 60 2010 2011 2012 2013 Jumlah Pembiayaan dalam triliun Sumber: Laporan Tahunan Bank Syariah Mandiri 2013 Selama tahun 2013, BSM telah menyalurkan pembiayaan untuk seluruh segmen usaha sebesar Rp 50,46 triliun, meningkat sebesar Rp 5,70 triliun atau tumbuh 12,75 dibanding total pembiayaan Rp 44,75 triliun di tahun 2012. Dalam grafik tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan pembiayaan di BSM selalu meningkat setiap tahunnya sejak dari 2010-2013. Salah satu segmen pembiayaan yang dikembangkan oleh Bank Syariah Mandiri adalah Pembiayaan Konsumer. Pembiayaan Konsumer di BSM ini merupakan segmen pembiayaan yang paling besar porsi peningkatannya pada tahun 2012-2013 dibanding segmen pembiayaan lainnya seperti Korporasi, 57 Komersial menengah, dan Usaha Mikro dan Kecil. Pembiayaan konsumer 2013 sebesar Rp 21,85 trilliun dengan porsi 44,31, meningkat dibandingkan porsi pembiayaan konsumer tahun 2012 sebesar 43,85. 2 Pembiayaan Kendaraan Bermotor PKB pada Bank Syariah Mandiri merupakan pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem murabahah. Pembiayaan yang dapat dikategorikan sebagai PKB adalah pembiayaan motor ataupun mobil, baik dalam kondisi baru maupun bekas. Untuk kendaraan baru, jangka waktu pembiayaan hingga 5 tahun sedangkan untuk kendaraan bekas hingga 10 tahun dihitung termasuk usia kendaraan dan jangka waktu pembiayaan. Pembiayaan kendaraan bermotor ini termasuk dalam segmen usaha dalam pembiayaan konsumer di BSM. Syarat-syarat dan ketentuan pembiayaan kendaraan bermotor di BSM adalah sebagai berikut: 1. Pemohon harus mempunyai pekerjaan danatau pendapatan yang tetap. 2. Usia pemohon pada saat pengajuan PKB minimal 21 tahun dan maksimal 55 tahun pada saat jatuh tempo fasilitas PKB. 3. Pengajuan PKB dapat dilakukan sendiri-sendiri atau koordinir secara kolektif oleh instansi di mana pemohon bekerja. 2 Laporan Tahunan Bank Syariah Mandiri Tahun 2013 58 Tabel 4.1 Porsi Pembiayaan Konsumer Untuk PKB dan Multifinance 2012-2013 dalam Rp Jenis Pembiayaan 2012 2013 Outstanding Porsi Outstanding Porsi Kendaraan 258.568.273.016 1,65 265.967.216.739 1,55 Multifinance 860.060.085.229 5,50 746.196.912.939 4,35 Sumber: Laporan Tahunan BSM 2013 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa porsi pembiayaan kendaraan bermotor dan multifinance di BSM pada tahun 2013 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 2012. Untuk kendaraan, pada tahun 2013 porsinya sebesar Rp 265,96 miliar atau sebesar 1,55 dari total pembiayaan konsumer. Sedangkan untuk multifinance, pada tahun 2013 porsinya sebesar Rp 746,19 miliar atau sebesar 4,35 dari total pembiayaan konsumer. Hal ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 2012, porsi untuk pembiayaan kendaraan adalah sebesar Rp 258,56 miliar atau sebesar 1,65 dari total pembiayaan konsumer. Sedangkan untuk multifinance di 2012, porsi pembiayaannya sebesar Rp 860,06 miliar atau sebesar 5,50 dari total pembiayaan konsumer. Penurunan itu salah satunya disebabkan oleh adanya kebijakan baru yang dibuat oleh Bank Indonesia, yaitu kebijakan yang dapat memperkuat ketahanan sektor keuangan untuk meminimalisir sumber-sumber