Teknik Analisis Data Metode Penelitian

48 Uji multikolinerietas pada suatu model dapat dilihat dari nilai VIF Variance Inflation Factor tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Semakin tinggi VIF maka tolerance semakin rendah. Sehingga model dapat dikatakan terbebas dari multikolinerietas. 4 Uji Heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perbedaan ragam residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan Studentized Delete Residual. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada model regresi dapat dilihat pada pola gambar Scatterplot Nugroho, 2005. Analsis gambar Scatterplot yang menyatakan tidak terdapat heteroskedastisitas jika: a Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. b Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola Persamaan Regresi Linear Berganda 5 Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi. 6 6 Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate Dengan SPSS Jakarta, Gava Media, 2013, h. 74. 49 Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan statistik Durbin Watson. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut 7 : a Angka DW di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. b Angka DW di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. c Angka DW di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. b. Persamaan Regresi Linier Berganda Analisis regresi adalah salah satu teknik statistik yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih untuk variabel kuantitatif. 8 Regresi linier berganda bertujuan menghitung besarnya pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas. 9 Bentuk umum regresi linier berganda: Y = a + b 1 Dummy DP +b 2 Inflasi + b 3 BI rate Di mana: Y = variabel dependen Pembiayaan Kendaraan Bermotor a = konstanta b 1 = Dummy DP b 2 = Inflasi 7 Singgih Sasonto, Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik Jakarta: Elex Media Komputindo, 2012, h. 243. 8 Ety Rochaety, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi SPSS Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2009, h. 135. 9 Ibid., h. 142. 50 b 3 = BI rate c. Uji F Uji F atau Uji global dilakukan untuk melihat apakah terjadi pengaruh nyata antara variabel bebas independen terhadap variabel terikat dependen secara keseluruhan. Uji simultan dengan uji F ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila F hitung F tabel maka H o ditolak dan H a diterima, artinya variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadapa variabel dependen. Uji F dimaksudkan untuk melihat kemampuan menyeluruh dari variabel independen X 1, X 2, …, X n dapat atau mampu menjelaskan tingkah laku atau keragaman variabel dependen Y. d. Uji t Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. 10 Uji t untuk menguji signifikasi konstanta dan variabel independen. Hipotesis: H o = Koefisien regresi tidak signifikan H a = Koefisien regresi signifikan 10 Imam Ghozali, Aplikasi Anlaisis Multivariate dengan Program SPSS, h. 84. 51 Apabila t hitung t tabel maka H o ditolak dan H a diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Apabila t hitung t tabel maka H o diterima dan H a ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

B. Hipotesis

Untuk melakukan pengujian hipotesis, maka ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu merumuskan hipotesis nol H o dan harus disertai dengan hipotesis alternatif H a , seperti yang tercantum di bawah ini: H o → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Dummy DP X 1 terhadap variabel pembiayaan kendaraan bermotor Y H a → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Dummy DP X 1 terhadap variabel pembiayaan kendaraan bermotor Y H o → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel inflasi X 2 terhadap variabel pembiayaan kendaraan bermotor Y H a → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel inflasi X 2 terhadap variabel pembiayaan kendaraan bermotor Y H o → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel BI rate X 3 terhadap variabel pembiayaan kendaraan bermotor Y H a → terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel BI rate X 3 terhadap variabel pembiayaan kendaraan bermotor Y 52 H o → tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara setiap variabel X 1 , X 2 , X 3 terhadap variabel Y H a → terdapat pengaruh yang signifikan antara setiap variabel X 1 , X 2 , X 3 terhadap variabel Y.

C. Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian D. PT. Bank Syariah Mandiri memberikan pembiayaan kendaraan bermotor KKB Dummy DP X 1 Inflasi X 2 BI rate X 3 Pembiayaan Kendaraan Bermotor Y Analisis regresi linear berganda di antaranya uji asumsi klasik, persamaaan regresi linier berganda, Uji F dan Uji t. Hipotesis: H o : tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara setiap variabel X 1 , X 2 , X 3 terhadap variabel Y H a : terdapat pengaruh yang signifikan antara setiap variabel X 1 , X 2 , X 3 terhadap variabel Y 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum PT. Bank Syariah Mandiri

1. Sejarah Singkat PT. Bank Syariah Mandiri 1 Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Salah satu bank konvensional, PT. Bank Susila Bakti BSB yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai YKP PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing. 1 Bank Syariah Mandiri, “Profil Perusahaan”, artikel ini diakses pada 6 September 2014 dari http:www.syariahmandiri.co.idcategoryinfo-perusahaan