Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

65 Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 26,463 1,197 22,100 ,000 Dummy DP ,480 ,293 ,728 1,639 ,113 ,088 11,343 Inflasi ,061 ,051 ,348 1,185 ,247 ,201 4,971 BI rate -,103 ,237 -,262 -,433 ,668 ,047 21,068 a. Dependent Variable: Ln Pembiayaan Kendaraan Bermotor

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Salah satu cara menghitung uji heterokedastisitas yang mudah dan dapat diaplikasikan di SPSS adalah Uji Gletser. Uji Gletser secara umum dinotasikan sebagai berikut: │e│= b1 + b 2 X 2 + v Dimana: │e│= Nilai Absolut dari residual yang dihasilkan dari regresi model X 2 = Variabel penjelas 66 Tabel 4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant ,509 ,450 1,130 ,269 Dummy DP ,306 ,110 1,175 2,776 ,010 Inflasi -,005 ,019 -,077 -,275 ,786 BI rate -,064 ,089 -,411 -,712 ,483 a. Dependent Variable: ARes Apabila t hitung t tabel maka tidak terjadi heteroskedastisitas di antara data pengamatan dengan nilai residual absolutnya. Berdasarkan pada hasil output analisis menunjukkan t hitung hubungan antara variabel bebas dengan residual absolutnya, untuk variabel independent inflasi dan BI rate jauh lebih kecil dari koefisien t tabel -0,275; -0,712 2,056. Sedangkan untuk variabel Dummy DP jauh lebih besar dari t tabel 2,776 2,056. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh masih terdapat adanya heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi yang terjadi antar observasi dalam satu variabel. Autokorelasi dapat terjadi jika observasi yang berturut-turut sepanjang waktu memiliki korelasi antara satu dengan yang lain. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi. Dalam penelitian ini uji