mendapatkan  informasi.  Dimana,  informasi  tentang  makanan  bergizi  dapat diperoleh melalui buku, majalah, koran, radio, televisi, termasuk internet.
B. Gambaran Sikap Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tentang Makanan Berserat
Sikap  yang  dimaksud  adalah  respon  atau  reaksi  responden  terhadap konsumsi  makanan  berserat.  Sikap  yang  dimiliki  oleh  mahasiswa  akan
mempengaruhi  pola  konsumsi  makan  mereka  terhadap  makanan  berserat. Berdasarkan  hasil  penelitian  bahwa,  sikap  Mahasiswa  Psikologi  UIN  Syarif
Hidayatullah  Jakarta  yaitu  sebanyak  11  atau  21,2  orang  bersikap  negatif, sedangkan sebanyak 41 atau 78,8 orang bersikap positif.
Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Purnomo  2009  tentang    identifikasi sikap remaja terhadap konsumsi makanan berserat di kelas XII SMA Negeri 8
Malang,  didapatkan  hasil  sikap  lebih  cenderung  kearah  positif  terhadap konsumsi  makanan  berserat.  Hal  ini  sesuai  dengan  hasil  penelitian  yang
peneliti dapatkan, bahwa sikap remaja tentang makanan berserat cenderung ke arah  positif.  Persamaan  kedua  penelitian  ini  dapat  dilihat  secara  statistik,
bahwa  kedua  penelitian  ini  menggunakan  Rank  Spearman  untuk  menguji analitik.  Selain  itu,  dapat  dilihat  secara  teoritis,  berdasarkan  tahap
perkembangan remaja, dimana kedua golongan responden di atas siswa kelas XII  SMA  dan  mahasiswa  termasuk  kedalam  pembagian  masa  remaja  akhir,
seperti yang dikemukakan oleh F.J. Monks bahwa, secara global, masa remaja berlangsung antara 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun sebagai masa
remaja  awal,  15-18  tahun  sebagai  pertengahan  remaja,  dan  18-21  tahun sebagai masa remaja akhir.
C. Hubungan  antara  Pengetahuan  dengan  Sikap  Mahasiswa  Psikologi  UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Makanan Berserat
Dari  hasil  analisa  bivariat,  diketahui  bahwa  tidak  terdapat  hubungan antara  tingkat  pengetahuan  dengan  sikap  mahasiswa  Psikologi  UIN  Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat. Penelitian ini berbeda dengan penelitian  yang  dilakukan  oleh  Badrialaily  2004,  yaitu  studi  tentang  pola
konsumsi  serat  pada mahasiswa di  IPB, didapatkan hasil  ada hubungan  yang signifikan  antara  tingkat  pengetahuan  dengan  sikap  P0,05.  Tidak
berhubungannya  antara  tingkat  pengetahuan  dengan  sikap  tentang  makanan berserat mungkin disebabkan karena responden tidak memperoleh mata kuliah
mengenai  gizi, sehingga mereka kurang memahami dan kurang mendapatkan informasi tentang gizi. Seperti yang dikemukakan oleh mahasiswa-mahasiswa
IPB  yang  menjadi  responden  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Badrialaily 2004,  bahwa  mahasiswa  tidak  memperoleh  mata  kuliah  yang  berhubungan
dengan gizi pada masing-masing jurusan mereka. Tidak  berhubungannya  antara  tingkat  pengetahuan  dengan  sikap
tentang  makanan  berserat,  mungkin  juga  dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor, seperti yang dikemukakan oleh Sunaryo 2004, yaitu : faktor internal seperti
daya pilihnya sendiri terhadap makanan, dimana remaja mulai dapat membeli makanan  dan  mempersiapkan  makanan  untuk  mereka  sendiri  dan  biasanya
remaja  lebih  suka  makan-makanan  serba  instan  fast  food  yang  didapat  dari luar rumah Robert, 2000. Selain itu,  faktor  eksternal berupa stimulus untuk
mengubah  sikap,  stimulus  dapat  bersifat  langsung,  misalnya  individu  dengan individu,  individu  dengan  kelompok.  Dapat  juga  bersifat  tidak  langsung,