Serat Larut Dalam Air Soluble Fiber

mengidap diabetes, kadar gula darahnya menjadi lebih baik. Pola makan yang tinggi serat juga dapat mengurangi risiko dari terkena penyakit diabetes tipe 2. b Membantu mengurangi berat badan menjaga berat badan ideal. Makanan kaya serat umumnya membutuhkan waktu pengunyahan yang lebih lama, dan menimbulkan kesan kenyang pada lambung sehingga keinginan untuk mengudap atau ngemil pun tidak ada. c Membantu mencegah kanker usus besar colorectal cancer. Kanker ini terjadi karena orang kesulitan buang air besar BAB. Ketika sulit BAB, dinding saluran mengalami perlukaan, timbul semacam bisul, dan peradangan-peradangan yang bisa tak terkendali. Proses penyerapan zat-zat karsinogenik yang seharusnya ikut terbuang bersamaan dengan feses pun menjadi tidak lancar, akibatnya menjadi menumpuk, dan bisa menimbulkan gejala tumor atau kanker.

5. Dampak Kurang Serat

a. Konstipasi

Konstipasi merupakan keadaan individu yang mengalami atau beresiko tinggi mengalami stasis usus besar, sehingga menimbulkan eliminasi yang jarang atau keras, serta tinja feses yang dikeluarkanpun terlalu kering dan keras. Tanda klinis konstipasi, yaitu : feses yang keras, defekasi kurang dari 3 kali seminggu, menurunnya bising usus, adanya keluhan pada rectum, nyeri pada saat mengejan atau defekasi, dan adanya perasaan masih ada sisa feses. Kemungkinan penyebab terjadinya konstipasi, antara lain : pola defekasi yang tidak teratur, nyeri saat defekasi karena hemorroid, menurunnya peristaltik karena stres psikologis, penggunaan obat seperti Antasida, Laksative, atau Anestesi, dan proses menua Behrman dkk, 1996. Konstipasi dapat terjadi, jika defekasi tertunda terlalu lama yang kemudian feses menjadi terlalu kering, sehingga sulit untuk dikeluarkan. Jika isi kolon tertahan dalam waktu yang lebih lama dari normal, jumlah H2O yang diserap akan melebihi normal, sehingga feses mejadi kering dan keras. Variasi normal frekuensi defekasi di antara individu adalah dari setiap kali makan sampai sekali seminggu. Apabila frekuensi tertunda melebihi waktu yang normal bagi individu yang bersangkutan, maka dapat terjadi konstipasi dengan gejala-gejala penyertanya Sherwood, 2001.

b. Divertikulum

Adalah terbentuknya kantung empedu yang abnormal pada dinding usus dan disertai dengan peradangan Sulistijani, 2002 dan Larsen, 2003. Dalam kasus ini, asupan serat tidak larut sangat diperlukan agar volume feses besar, lunak dan mudah dikeluarkan. Ini dapat menurunkan tekanan intra kolon, sehingga dapat meredakan gejala dan mengurangi serangan inflamasi divertikulum Beck, 1993. Penderita divertikulum harus banyak mengonsumsi sayur-sayuran segar, buah-buahan segar, biji gandum setiap harinya Larsen, 2003.

c. Kanker Kolon

Merupakan polip tonjolan yang abnormal pada dinding usus. Salah satu pemicu timbulnya kanker kolon adalah kurangnya konsumsi