Baik
3 5,8
Total 52
100
2. Gambaran Sikap Responden tentang Makanan Berserat
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan sikap responden tentang makanan berserat adalah sebanyak 11 atau 21,2 orang
dengan kategori negatif, sedangkan sebanyak 41 atau 78,8 orang dengan kategori positif.
Tabel 5.2 Gambaran Sikap Mahasiswa Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tentang Makanan Berserat Tahun 2011 N=52
Kategori Sikap Mahasiswa
Frekuensi Presentase
Negatif
11 21,2
Positif 41
78,8
Total 52
100
C. Hasil Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen, yaitu hubungan antara pengetahuan dengan
sikap mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat dengan menggunakan
Spearman’s Test.
Tabel 5.4 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Mahasiswa
Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Makanan Berserat Tahun 2011 N=52
Pengetahuan Sikap
Total P
value Negatif
Positif Kurang
6 21,4 22 78,6
28 100 0,812
Cukup
5 23,8 16 76,2
21 100 Baik
0 0 3 100
3 100 Total
11 21,2 41 78,8
52 100
Tabel 5.4 menunjukkan, 6 atau 21,4 orang responden memliki kategori pengetahuan kurang dengan sikap responden negatif tentang
makanan berserat, sedangkan 22 atau 78,6 orang responden dengan sikap positif tentang makanan berserat. Sebanyak 5 atau 23,8 orang
responden memiliki kategori pengetahuan cukup dengan sikap responden negatif tentang makanan berserat, sedangkan 16 atau 76,2 orang
responden dengan sikap positif tentang makanan berserat. Sebanyak 0 atau 0 orang responden memiliki kategori pengetahuan baik dengan sikap
responden negatif tentang makanan berserat, sedangkan 3 atau 100 orang responden memiliki sikap yang baik tentang makanan berserat.
Berdasarkan hasil uji statistik, didapatkan nilai p da ri Spearman’s
Test sebesar 0,812, dimana nilai p lebih besar dari 0,005 p α, sehingga
H0 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa, tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat pada tahun 2011.
45
BAB VI PEMBAHASAN
Pada uraian di bawah ini, penulis akan menjelaskan beberapa variabel yang meliputi pembahasan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan
mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat, sikap mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan
berserat, dan hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat.
A. Gambaran Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tentang Makanan Berserat
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam bertindak atau melakukan suatu hal.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa, pengetahuan mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan berserat adalah sebagian besar
kurang baik, yaitu sebesar 53,8, 40,4 dengan kategori cukup dan 5,8 dengan kategori baik. Kondisi ini disebabkan karena kurangnya keinginan
mahasiswa untuk mencari informasi tentang gizi, sedangkan informasi tentang gizi hanya didapat ketika duduk di bangku SMA, sehingga mahasiswa tidak
ingat akan informasi tentang gizi tersebut. Informasi tentang gizi dapat kita peroleh dengan menggunakan fasilitas-fasilitas media massa yang tersedia di
kampus, seperti yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2003, bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah fasilitas.
Fasilitas merupakan sarana dan prasarana dalam menunjang untuk
mendapatkan informasi. Dimana, informasi tentang makanan bergizi dapat diperoleh melalui buku, majalah, koran, radio, televisi, termasuk internet.
B. Gambaran Sikap Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tentang Makanan Berserat
Sikap yang dimaksud adalah respon atau reaksi responden terhadap konsumsi makanan berserat. Sikap yang dimiliki oleh mahasiswa akan
mempengaruhi pola konsumsi makan mereka terhadap makanan berserat. Berdasarkan hasil penelitian bahwa, sikap Mahasiswa Psikologi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yaitu sebanyak 11 atau 21,2 orang bersikap negatif, sedangkan sebanyak 41 atau 78,8 orang bersikap positif.
Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo 2009 tentang identifikasi sikap remaja terhadap konsumsi makanan berserat di kelas XII SMA Negeri 8
Malang, didapatkan hasil sikap lebih cenderung kearah positif terhadap konsumsi makanan berserat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
peneliti dapatkan, bahwa sikap remaja tentang makanan berserat cenderung ke arah positif. Persamaan kedua penelitian ini dapat dilihat secara statistik,
bahwa kedua penelitian ini menggunakan Rank Spearman untuk menguji analitik. Selain itu, dapat dilihat secara teoritis, berdasarkan tahap
perkembangan remaja, dimana kedua golongan responden di atas siswa kelas XII SMA dan mahasiswa termasuk kedalam pembagian masa remaja akhir,
seperti yang dikemukakan oleh F.J. Monks bahwa, secara global, masa remaja berlangsung antara 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun sebagai masa
remaja awal, 15-18 tahun sebagai pertengahan remaja, dan 18-21 tahun sebagai masa remaja akhir.