Sumber Serat Makanan Serat Makanan

karena hemorroid, menurunnya peristaltik karena stres psikologis, penggunaan obat seperti Antasida, Laksative, atau Anestesi, dan proses menua Behrman dkk, 1996. Konstipasi dapat terjadi, jika defekasi tertunda terlalu lama yang kemudian feses menjadi terlalu kering, sehingga sulit untuk dikeluarkan. Jika isi kolon tertahan dalam waktu yang lebih lama dari normal, jumlah H2O yang diserap akan melebihi normal, sehingga feses mejadi kering dan keras. Variasi normal frekuensi defekasi di antara individu adalah dari setiap kali makan sampai sekali seminggu. Apabila frekuensi tertunda melebihi waktu yang normal bagi individu yang bersangkutan, maka dapat terjadi konstipasi dengan gejala-gejala penyertanya Sherwood, 2001.

b. Divertikulum

Adalah terbentuknya kantung empedu yang abnormal pada dinding usus dan disertai dengan peradangan Sulistijani, 2002 dan Larsen, 2003. Dalam kasus ini, asupan serat tidak larut sangat diperlukan agar volume feses besar, lunak dan mudah dikeluarkan. Ini dapat menurunkan tekanan intra kolon, sehingga dapat meredakan gejala dan mengurangi serangan inflamasi divertikulum Beck, 1993. Penderita divertikulum harus banyak mengonsumsi sayur-sayuran segar, buah-buahan segar, biji gandum setiap harinya Larsen, 2003.

c. Kanker Kolon

Merupakan polip tonjolan yang abnormal pada dinding usus. Salah satu pemicu timbulnya kanker kolon adalah kurangnya konsumsi serat makanan dan terlalu tingginya konsumsi makanan berlemak Larsen, 2003. Peran serat dalam kanker kolon hanya sebagai pencegah, bukan mengobati. Konsumsi serat makanan yang seimbang dan teratur mampu menangkal serangan kanker kolon. Ini karena serat makanan larut air di dalam kolon akan difermentasikan oleh bakteri kolon menjadi asam lemak rantai pendek yang berfungsi sebagai anti kanker. Terbentuknya asam lemak rantai pendek akan mengikat asam empedu yang bersifat karsinogenik. Selanjutnya, asam tersebut akan dibuang bersamaan dengan feses melalui anus Sulistijani, 2002.

d. Wasir Hemorrhoid

Adalah terjadinya pelebaran darah balik dan pembengkakan jaringan sekitarnya di daerah anus atau dubur Sugiharto, 2002. Penyakit ini banyak diderita oleh orang dewasa. Konsumsi serat makanan yang tidak larut dalam air lebih ditingkatkan dapat membantu feses agar tetap lunak dan bervolume besar, sehingga dapat mengurangi tekanan pada anus Sulistijani, 2002. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya wasir, antara lain : faktor keturunan, tekanan di dalam perut yang terlalu besar, kehamilan, jenis pekerjaan, konsumsi rendah serat. Faktor-faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain Sugiharto, 2002.

e. Gangguan Metabolisme

Gangguan ini yang dimaksud adalah Obesitas kegemukan yang merupakan refleksi ketidakseimbangan konsumsi makanan dan