Pengertian Sikap Tingkatan Sikap

E. Remaja

1. Pengertian

Remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab Bisri, 1995. Masa remaja sebagai masa yang penuh dengan kegoncangan, taraf mencari identitas diri dan merupakan periode yang paling berat Hurlock, 1993. WHO 1974 memberikan definisi tentang remaja secara lebih konseptual, sebagai berikut : remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari masa kana- kanak hingga menjadi dewasa. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri Sarwono, 2001.

2. Tahap Perkembangan Remaja

WHO menetapkan batas usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja Sarwono, 1995. Sementara F.J. Monks berpendapat bahwa secara global, masa remaja berlangsung antara 12-21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun sebagai masa remaja awal, 15-18 tahun sebagai masa pertengahan remaja, 18-21 tahun sebagai masa remaja akhir.

3. Pola Makan Remaja

Harper 1985 mengungkapkan bahwa, pola konsumsi merupakan gambaran jumlah, jenis, dan frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi seseorang dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan ciri khas pada suatu kelompok masyarakat tertentu. Sedangkan menurut Soegeng Santosa dan Anna Lies Ranti 2004 mengungkapkan bahwa, pola makan merupakan berbagai informasi yang member gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Remaja lebih mudah menerima satu jenis makanan dan minuman yang relatif baru dari orang-orang yang merupakan teman dekatnya, sehingga mereka lebih senang makan dan minum bersama orang terdekat dengan mereka William, 1993.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Makan Remaja

Worthington Robert 2000 menyebutkan bahwa, banyak faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan pada remaja. Pertumbuhan remaja meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial dan aktivitas remaja yang dapat menimbulkan dampak terhadap apa yang dimakan oleh remaja. Remaja mulai dapat membeli makanan dan mempersiapkan makanan untuk mereka sendiri dan biasanya remaja lebih suka makan makanan serba instan yang didapat dari luar rumah.

F. Penelitian Terkait

Hasil penelitian Rihana pada tahun 2009 menunjukkan bahwa secara umum pengetahuan mahasiswa FK USU mengenai serat dapat dikategorikan tingkat pengetahuan baik. Terdapat 58,7 mahasiswa dengan tingkat pengetahuan baik, 40,2 mahasiswa dengan tingkat pengetahuan sedang, dan 1,1 mahasiswa dengan tingkat pengetahuan kurang. Pengetahuan serat untuk mencegah konstipasi pada mahasiswa FK USU sebesar 75,8 dan dikategorikan tingkat pengetahuan baik. Hasil penelitian Badrialaily tahun 2004 dengan menggunakan uji Rank Spearman menunjukkan bahwa, terdapat hubungan yang positif antara uang saku yang diterima responden setiap bulan dengan konsumsi serat r=0,01 p0,05. Hal ini berarti bahwa, semakin tinggi uang saku setiap bulannya, maka semakin tinggi konsumsi serat makanan sehari-hari. Ini disebabkan karena alokasi untuk membelanjakan uang untuk membeli makanan berserat tersedia. Hukum Bennet 1969 dalam Badrialaily 2004 menyatakan bahwa, peningkatan pendapatan akan mengakibatkan individu cenderung meningkatkan kualitas konsumsi pangannya dengan harga yang lebih mahal per unit gizinya.

G. Kerangka Teori

Sumber : Teori Lawrence Green 1980 dalam Notoatmodjo 2003. Sikap Konsumsi Tidak Konsumsi Pengetahuan Perilaku Tidak Konsumsi - Pengalaman - Tingkat Pendidikan - Keyakinan - Fasilitas - Penghasilan - Sosial Budaya