Alokasi Penyaluran DPK terhadap Pembiayaan di BRI Syariah
68
terbesar. KPR BRISyariah IB juga saat ini menduduki peringkat ketiga dalam menyalurkan FLPP Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan yang
merupakan program dari Kementrian Perumahan Rakyat.
B. Mengukur potensi kerugian dengan Creditrisk+
Untuk mengukur potensi kerugian dari risiko kredit pembiayaan KPR IB BRISyariah KC Abdul Muis menggunakan analisis internal risiko kredit dengan
metode Creditrisk+. Analisis dengan menggunakan metode ini berasal dari
pembiayaan yang memiliki potensi gagal bayar. 1. Step 1. Pengelompokkan
Eksposure dalam band dan menghitung probability Default
Nilai eksposure diperoleh dari debitur dengan status overdue 90 hari atau gagal bayar lebih dari 90 hari per bulan. Hal ini mengikuti peraturan
otoritas terkait dengan kriteria kolektabilitas. Sehingga debitur yang dianggap memiliki potensi kerugian adalah debitur yang telah memasuki kolektabilitas
tidak lancar, diragukan dan macet atau dengan jangka waktu keterlambatan diatas 90 hari. Berdasarkan data yang didapat, sampai dengan desember 2013
diperoleh banyaknya debitur pembiayaan KPR IB BRISyariah KC AbdulMuis Jakarta berjumlah 325 debitur dengan total pembiayaan Rp. 379,540,725,808
. Nilai pembiayaan terkecil sebesar Rp. 17.126.100,94 dan terbesar Rp.
6.305.926.269,27.
69
Dari keseluruhan debitur, diperoleh sebanyak 10 debitur berada pada kategori kurang lancar, diragukan dan macet dengan nilai eksposur terkecil
sebesar Rp. Rp. 59.069.077,86 dan terbesar Rp. 1.751.095.158,81 Selanjutnya, kelompok debitur ini dikelompokkan berdasarkan asumsi
kemungkinan gagal bayar probability of default. Probability of default adalah peluang macet debitur yang nilainya sudah ditentukan oleh bank
indonesia berdasarkan nilai PPAP Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif yang ditentukan dalam PBI NO. 1313PBI2011 tentang penilaian kualitas
aktiva bagi bank umum syariah dan unit usaha syariah.
Tabel 4.1. Probability default
Murabahah Kol. 3
Kol. 4 Kol.5
Keterlambatan 91-120 hari
121-180 hari 180 hari
Probability Default 15
50 100
Sumber : PBI NO. 1313PBI2011
Tabel 4.2. Penentuan eksposur awal dan probability of default
No. Nama
debitur Eksposur Awal
Akad Pembiayaan Kolektibilitas Prob.
Default 1
A Rp. 59.069.077,86
Murabahah 5
1 2
B Rp. 161.355.360,37
Murabahah 5
1 3
C Rp. 241.651.850,00
Murabahah 4
0.5 4
D Rp. 259.229.166,94
Murabahah 3
0.15 5
E Rp. 379.530.000,00
Murabahah 3
0.15 6
F Rp. 509.176.536,94
Murabahah 3
0.15 7
G Rp. 944.789.190,27
Murabahah 5
1
70
8 H
Rp. 963.662.233,82 Murabahah
5 1
9 I
Rp. 1.342.372.754,24 Murabahah
5 1
10 J
Rp. 1.751.095.158,81 Murabahah
4 0.5
Jumlah Rp. 6.611.931.329
Sumber : Data pembiayaan BRISyariah KC Abdul Muis diolah
Berdasarkan data, terdapat 10 debitur yang bermasalah. Dari 10 debitur, terdapat 3 debitur berada dalam kolektibilitas 3 kurang lancar,
terdapat 2 debitur yang berada dalam kolektibilitas 4 diragukan dan terdapat 5 debitur yang berada dalam kolektibilias 5 macet. Total pembiayaan yang
berada dalam kolektibilitas 3-5 bernilai Rp. Rp. 6.611.931.329
2. Step 2. Penghitungan Recovery Rate dan Riil Loss
Nilai Riil Loss bernilai antara nol terendah artinya tidak ada kerugian sama sekali hingga satu tertinggi artinya kerugian yang dihadapi perusahaan
sebesar 100. Nilai Riil LossRL diperoleh dari 1-RR. Dan nilai recovery rate pada pembiayaan KPR IB BRISyariah KC Abdul
Muis Jakarta dapat dlihat dari presentasi nilai pembiayaan yang sudah dilunasi oleh semua debitur. Nilai recovery rate yang dinotasikan dengan RR diperoleh
dari 100 - persentase dari niali outstanding debitur. Dimana nilai outstanding debitur merupakan nilai sisa tunggakan debitur yang belum dilunasi.
Selain itu, nilai Recovery Rate dapat juga dinilai dari berbagai faktor, diantaranya dapat dilihat dari nilai agunan maupun dari nilai rata-rata
penghapusbukuan piutang yang memiliki kolektibilitas macet dengan melakukan penyitaan jaminan pembiayaan.