Manajemen Risiko 1. Pengertian LANDASAN TEORI
43
b. Identifikasi selera risiko organisasi risk appetite, apakah manajemen secara umum terdiri dari:
1 Penghindar risiko risk averter 2 Penerima risiko sewajarnya risk neutral
3 Pencari risiko risk seeker c. Identifikasi visi stratejik strategic vision dari organisasi, apakah organisasi
berada dalam visi: 1 Agresif yang terobsesi untuk mengejar peningkatan volume usaha serta
keuntungan sebesar-besarnya untuk mendukung pertumbuhan atau 2 Konservatif yang ingin menjaga kelangsungan usaha pada situasi aman
dengan volume usaha dan keuntungan yang stabil. Penghindar risiko tidak bersedia menerima risiko dengan tingkat tinggi.
Sebaliknya, pencari risiko bersedia menerima risiko tinggi untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi.
Visi stratejik yang agresif bersedia bersedia menerima risiko tinggi untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi. Visi ini biasanya diterapkan pada organisasi
yang berada dalam tahap pertumbuhan. Sebaliknya, visi stratejik yang konservatif tidak bersedia menerima risiko dengan tingkat tinggi. Biasanya organisasi pada
tahap konservatif adalah organisasi yang telah mapan dengan aktifitas yang stabil. d. Solusi risiko implementasi tindakan terhadap risiko
44
Berdasarkan hubungan dari frekuensi dan dampak risiko dapat diuraikan solusi terhadap risiko. Tabel berikut menunjukkan hubungan frekuensi, dampak,
serta solusi risiko yang dapat dilakukan. Frekuensi
tinggi –
dampak rendah mitigasi Frekuensi
tinggi –
dampak tinggi hindari Pengendalian
risiko sebelum
peristiwa risiko
Frekuensi rendah
– dampak rendah tahan
Frekuensi rendah
– dampak
tinggi alihkan
Pembiayaan risiko
sesudah peristiwa
risiko 1 Hindari Avoidance : keputusan yang diambil adalah tidak melakukan aktiftas
yang dimaksud. Misalnya sebuah bank mendapat tawaran untuk melakukan bisnis pencucian uang Money Laundering dari kegiatan terorisme yang
menjanjikan keuntungan dari penempatan dalam jumlah besar dengan bunga yang sangat rendah. Risiko aktifitas tersebut adalah ancaman penutupan bank
serta ancaman pidana terhadap pelakunya. Maka, bank memutuskan untuk tidak melakukan aktifitas tersebut.
2 Alihkan transfer: membagi risiko dengan pihak lain. Konsekuensinya terdapat biaya yang harus dikeluarkan atau berbagi keuntungan yang
diperoleh. Misalnya untuk pembiayaan proyek yang sangat besar, sebuah bank melakukan skema pinjaman sindikasi. Sindikasi adalah bentuk berbagi
bisnis, risiko, dan hasil yang lazim dilakukan bank. Pengalihan risiko juga
45
termasuk penggunaan lembaga asuransi sebagai penanggung kerugian dengan membayar premi . selain itu, penggunaan sumber daya diluar organisasi
outsourcing juga termasuk dalam pengalihan risiko. 3 Mitigasi Risiko mitigate risk: menerima risiko pada tingkat tertentu dengan
melakukan tindakan untuk mitigasi risiko melalui peningkatan kontrol, kualitas proses, serta aturan yang jelas terhadap pelaksanaan aktifitas dan
risikonya. Misalnya, pengikatan pinjaman dan agunan pada bank. Pengikatan sangat rentan untuk terjadi masalah, akibatnya bank berada dalam posisi
hukum yang lemah dalam penyelesaian pinjaman atau ekseskusi agunan. Bank perlu menerapkan sistem dan prosedur yang jelas tentang pengikatan
dan aspek-aspek pendukungnya. Selanjutnya ditetapkan secara tegas mengenai sanksi yang dapat dikenakan kepada individu-individu yang
melakukan penyimpangan prosedur. 4 Menahan risiko residual retention of Residual Risk: menerima risiko yang
mungkin timbul dari aktifitas yang dilakukan.kesediaan menerima risiko dikaitkan dengan ketersediaan penyangga jika kerugian atas risiko terjadi.
Peran inilah yang ditekankan dalam membahas manajemen risiko perbankan.perbankan harus mengambil berbagai macam risiko dalam
menjalankan aktifitasnya. Risiko yang dimaksud tidak dapat dihindari, dialihkan, dan dimitigasi. Akibatnya, risiko tersebut harus ditanggung sejalan
dengan pelaksanaan aktifitas. Misalnya bank menerima transaksi pembelian valuta asing dari nasabah secara forward tiga bulan kedepan. Untuk mitigasi
46
risiko, bank melakukan forward ulang ke bank lain dan mengharuskan nasabah untuk menyerahkan setoran jaminan. Pada situasi normal, mitigasi
risiko cukup untuk mengatasi kemungkinan risiko yang akan terjadi. Namun, jika situasi menjadi tak terkendali, yaitu nilai tukar melonjak drastis, nasabah
membatalkan kontrak dengan menjual pada pasar spot dan membiarkan setoran jaminan diambil bank. Pada situasi itu terjadi kerugian karena setoran
jaminan tidak dapat menutupi kerugian tersebut. Situasi inilah yang dikatakan sebagai risiko residual yang harus ditanggung bank. Setiap risiko residual
pada bank diperlukan ketersediaan modal untuk menyangganya. Konsep menahan risiko merupakan konsep dasar dari kewajiban
penyediaan modal minimum. Modal merupakan sumberdaya keuangan perusahaan atau bank yang dapat digunakan sebagai penyerap dari kerugian yang
terjadi. e. Pemantauan dan pengkiniankaji ulang risiko dan kontrol
1 Seluruh entitas organisasi harus yakin bahwa strategi manajemen risiko telah diimplementasikan dan berjalan dengan baik.
2 Lakukan pengkinian dengan mengevaluasi dan menindaklanjuti hasil evaluasi terhadap implementasi kerangka manajemen risiko yang terintegrasi ke dalam
strategi risiko keseluruhan. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa proses manajemen risiko
dapat dilakukan melalui 5 tahapan. Pertama, melakukan identifikasi risiko sesuai dengan dampaknya. Kedua, melakukan kuantifikasi risiko melalui proses
47
Brenchmarking, Modelling dan forecasting. Ketiga, menegaskan profil risiko dan rencana manajemen. Keempat, menerapkan kebijakan dan solusi terhadap risiko
yang mungkin terjadi atau telah terjadi. Kelima, melakukan pemantauan atau evaluasi terhadap risiko.