3. Ayat 103
Dalam tafsir al-Maragi dipaparkan: Dan tatkala kedua orang itu telah berserah diri dan tunduk kepada perintah Allah dan meyerahkan segala urusan
kepada Allah Swt tentang qadha dan qadarnya, dan Ibrahim telah menelungkupkan wajah anaknya dengan memberi isyarat kepadanya, sehingga
ia tidak melihat wajah anaknya itu dan bisa mengakibatkan rasa kasihan kepadanya.
Diriwayatkan dari Mujahid, bahwa Ismail berkata kepada ayahnya, “Janganlah engkau menyembelihku sedang engkau melihat kepada wajah-ku.
Boleh jadi engkau kasihan kepadaku sehingga tidak tega kepadaku. Ikatlah tangan dan leherku. Kemudian letakan wajahku menghadap tanah.” Maka
Ibrahimpun menuruti permintaan anaknya.
8
Dalam tafsir Jalalaen di jelaskan
ا لسا لف
tatkala keduanya telah berserah diri artinya tunduk dan patuh kepada perintah Allah Swt.
نبجلل هلت
و
dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya “Nabi Ismail
dibaringkan pada salah satu pelipisnya. Kemudian Nabi Ibrahim menggorokan pisau besarnya ke leher Nabi Ismail, akan tetapi berkat kekuasaan Allah pisau
itu tidak mempan sedikitpun. ”
9
4. Ayat 104 Ayat 105
“Dan kami melalui malaikat memanggilnya: “Hai Ibrahim, sungguh engkau telah membenarkan mimpi menyangkut penyembelihan anakmu itu
dan engkau telah melaksanakan sekuat kemampuanmu. ”
10
Tafsir al-Maragi menyebutkan: Sesungguhnya peristiwa yang terjadi ini benar-benar merupakan contoh besar dan ujian yang tiada tara terhadap
hamba-hamba Allah. Dan Allah Azzawajalla boleh saja mencoba siapa saja diantara hamba-hamban-Nya dengan beban-beban apa saja yang Dia
8
Al-Maragi, op, cit., h.130
9
Jalaluddin Al- Mahal’li Jalaluddin As-Sayuti, Tafsir Jalalaen Jilid III, Ter. Dari Tafsir
Al-Jalalain oleh Badrun Abu Bakar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996, h. 1936
10
Shihab, op. cit., h. 64
kehendaki, tak ada yang dapat mencegah keputusan-Nya dan tak ada yang mampu menghalangi takdir-Nya. Sementara itu, memang banyak beban
yang tiada kita ketahui rahasia-rahasia hikmahnya, namun Allah Maha tahu tentang apa yang karenanya beban-beban itu disyariatkan.
11
Dapat disimpulkan bahwa Allah Swt memanggil Ibrahim melalui Malaikat, Allah membenarkan bahwa mimpi yang Nabi Ibrahim alami berasal
dari Allah dan Allah berjanji akan memberi balasan kepada siapa saja yang berbuat baik.
5. Ayat 106
Memanglah suatu percobaan yang nyata, kalau seseorang sangat mengharapkan keturunan yang shalih, setelah usia 86 tahun keinginan itu baru
disampaikan tuhan, sedang anak ketika itu masih satu-satunya itu disuruh kurbankan pula dalam mimpi.
“Namun perintah itu dilaksanakan juga dengan tidak ada keraguan sedikitpun, baik pada si ayah maupun si anak. Lantaran Ibrahim dan putranya
sama-sama menyerah aslama, tidak takut maut, bahwa pantaslah jika Tuhan menjelaskan keduanya “minal muhsiin”, termasuk orang-orang yang didalam
hidupnya berbuat kebajikan, maka pantas mendapat penghargaan disisi Allah.
”
12
Memang Allah tidak akan memberi ujian kecuali sesuai kadarnya. Allah memberikan ujian yang teramat sulit untuk dilakukan untuk orang biasa
namun karena Allah inggin menguji hambanya yang shaleh maka Allah memberikan ujian yang nyata kepada Nabi Ibrahim dan purtanya Ismail.
6. Ayat 107
Menurut tafsir Jalalain “
ه ي فو
Dan kami tebus anak itu maksudnya anak yang diperintahkan untuk disembelih Nabi Ismail.
عب ب
dengan seekor sembelihan yakni dengan domba
ميظع
yang besar dari surga.
11
Al-Maragi, op. cit., h. 131
12
Hamka, op. cit., h. 144