kehendaki, tak ada yang dapat mencegah keputusan-Nya dan tak ada yang mampu menghalangi takdir-Nya. Sementara itu, memang banyak beban
yang tiada kita ketahui rahasia-rahasia hikmahnya, namun Allah Maha tahu tentang apa yang karenanya beban-beban itu disyariatkan.
11
Dapat disimpulkan bahwa Allah Swt memanggil Ibrahim melalui Malaikat, Allah membenarkan bahwa mimpi yang Nabi Ibrahim alami berasal
dari Allah dan Allah berjanji akan memberi balasan kepada siapa saja yang berbuat baik.
5. Ayat 106
Memanglah suatu percobaan yang nyata, kalau seseorang sangat mengharapkan keturunan yang shalih, setelah usia 86 tahun keinginan itu baru
disampaikan tuhan, sedang anak ketika itu masih satu-satunya itu disuruh kurbankan pula dalam mimpi.
“Namun perintah itu dilaksanakan juga dengan tidak ada keraguan sedikitpun, baik pada si ayah maupun si anak. Lantaran Ibrahim dan putranya
sama-sama menyerah aslama, tidak takut maut, bahwa pantaslah jika Tuhan menjelaskan keduanya “minal muhsiin”, termasuk orang-orang yang didalam
hidupnya berbuat kebajikan, maka pantas mendapat penghargaan disisi Allah.
”
12
Memang Allah tidak akan memberi ujian kecuali sesuai kadarnya. Allah memberikan ujian yang teramat sulit untuk dilakukan untuk orang biasa
namun karena Allah inggin menguji hambanya yang shaleh maka Allah memberikan ujian yang nyata kepada Nabi Ibrahim dan purtanya Ismail.
6. Ayat 107
Menurut tafsir Jalalain “
ه ي فو
Dan kami tebus anak itu maksudnya anak yang diperintahkan untuk disembelih Nabi Ismail.
عب ب
dengan seekor sembelihan yakni dengan domba
ميظع
yang besar dari surga.
11
Al-Maragi, op. cit., h. 131
12
Hamka, op. cit., h. 144
Domba itu dibawa oleh malaikat Jibril lalu Nabi Ibrahim menyembelihnya seraya membaca Takbir.
”
13
Ini dapat dilihat bahwa ketika Nabi Ibrahim ingin mengorok leher anaknya, lalu Allah menggantinya dengan sesembelihan yang lain yakni
seekor domba yang dibawa oleh Malaikat Jibril lalu Nabi Ibrahim melanjutkan penyembelihannya dibarengi dengan membaca takbir.
7. Ayat 108 dan ayat 109
Menurut Ahmad Mustafa Al-Maragi dalam tafsir Al-Maragi wataroknaa „alaihi fil akhiriyna dan kami kekalkan untuk Ibrahim pujian yang baik
dikalangan manusia di dunia, sehingga dia menjadi orang yang dicintai dikalangan semua orang dari agama dan aliran manapun.
“Orang-orang Yahudi mengagungkannya, orang-orang Nasrani mengagungkannya, orang-
orang Islam mengagungkannya, dan orang-orang musyrik sekalipun tetap meng
hormatinya. Mereka mengatakan, „Sesungguhnya, sekalipun kami menganut agama Ibrahim, Bapak ka
mi’.”
14
Pada ayat 109 ini dijelaskan dalam tafsir Al Maragi ميح بإ لع
ملس
Dan kami katakan kepada Ibrahim, “Salam sejahtera kepadamu dikalangan para malaikat, manusia dan jin.”
15
Karena keshalehan yang luar biasa Allah mengangkat tinggi derajat Nabi Ibrahim. Bukan saja ia dikenang pada zamannya namun Allah menjamin
sampai zaman yang akan datang dan tidak dijelaskan sampai mana ia akan dikenang mungkin sampai akhir zaman.
Bukan saja manusia tapi jin dan Malaikat menyalaminya, bukan hanya umt Islam namun orang Yahudi, Nasrani dan musyrikpun turut
mengaguminya.
13
Jalaluddin, op. cit., h. 1937
14
Al- Maragi, op. cit., h. 132
15
Ibid.
8. Ayat 110
Dalam tafsir Jalalain dijelaskan bahwa كل
ك
Demikianlah sebagaimana kami memberikan imbalan pahala kepada Ibrahim
ن سحا زج
kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik terhadap diri mereka sendiri.
16
Ditekankan lagi dalam tafsir milik badan wakaf UII, Allah menyebutkan pula penghargaan kepada Nabi Ibrahim AS salam kesejahteraan untuknya
dan salam kesejahteraan untuk Nabi Ibrahim as ini terus hidup ditengah- tengah umat manusia bahkan juga dikalangan malaikat. Dengan demikian
ada tiga ganjaran yang telah dinugrahkan kepadanya. Pertama seekor kambing besar yang didatangkan kepadanya, kedua keharuman namanya
sepanjang masa dan ucapan salam sejahtera dari Allah dan manusia.
17
Begitulah siapa saja yang berbuat baik Allah akan memberikan balasan yang besar seperti salah satu hambanya yakni Ibrahim. Beliau telah melewati
ujian yang besar dari Allah, yang belum pernah dilakukan oleh orang-orang sebelumnya hingga sekarang.
D. Nilai- Nilai Pendidikan Tauhid Dalam QS. Ash-Shaffat ayat 100-110
1. Tauhid Membebaskan Jiwa dari Penyembahan dan Tunduk Pada Selain Allah.
Semua yang ada di dunia ini adalah makhluk Allah Swt. Mereka tidak bisa menciptakan sesuatu yang belum ada, tidak bisa memberikan
kemanfaatan pada dirinya, tidak bisa pula memberi mudharat, tidak bisa menghidupkan yang mati serta tidak bisa mematikan yang hidup.
Tauhid pada dasarnya memberikan kebebasan bagi manusia dari segala bentuk penyembahan kepada selain Allah. Membebaskan akal dari bentuk-
bentuk khurafat dan keragu-raguan. Membebaskan hati dari ketundukan dan penyerahan diri kepada makhluk dan membebaskan kehidupan dari dominasi
Tuhan-Tuhan tandingan yang mereka ambil dari makhluk Allah serta pengaruh dukun dan orang-orang yang ingkar dari penyembahan kepada
Allah.
16
Jalaluddin, op. cit., h. 1938
17
Depag, op. cit., h. 321