BAB III TAFSIR SURAT Ash-Shaffat Ayat 100-110
Surah ke 37 dari susunan mushaf Usmani ini bernama “Ash-Shaffat” yang
berarti berbaris-baris, kalimat yang pertama dari pada ayat yang pertama pada surah ini. Yang berbaris-baris itu ialah Malikat-malaikat Tuhan di alam malakut
yang tidak diketahui berapa jumlah bilangannya kecuali Allah sendiri. Dari ayat 1 sampai 10 malaikat adalah makluk Tuhan yang paling dekat
dengan Tuhan, paling taat melaksanakan perintah Tuhan, mereka patuh dan setia terhadap perintah Ilahi. dan dari ayat-ayat itu pula dapat diketahui bahwa jin-jin
makhluk halus yang lain yang asal kejadiannya dari api adalah makhluk yang rendah martabatnya.
Lalu diuraikan pula perjuangan beberapa orang Nabi dan Rasul yang berjuang keras melakukan da’wah kepada kaumnya masing-masing. Mereka telah
melakukan tugas yang amat berat. Dalam Surah Ash-Shaffat ini terdapat terdapat tujuh Nabi yang ditonjolkan: Nabi Nuh, Ibrahim, Musa dan Harun, Luth, Ilyas,
dan Yunus. Yang teramat menarik perhatiaan ialah tentang wahyu yang diterima Nabi Ibrahim yang berupa perintah mengurbankan putranya yang tertua Ismail.
Bagaimana Ibrahim diuji kemana berat cintanya. Kepada Allah kah atau kepada anaknya. Rupanya perintah itu dilaksanakan dengan tidak ragu-ragu dan si anak
pun mendorong dan menggalakan ayahnya supaya mereka melaksanakan perintah itu.
1
A. Teks Ayat dan Terjemahan QS. Ash-Shaffat: 100-110
اصلا
اف ت
∕ ٧٣
: ١١١
- ١١١
100. Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang- orang yang saleh,
101. Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar, 102. Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu ia
menjawab: Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar,
103. Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, nyatalah kesabaran keduanya,
104. Dan kami panggillah dia: Hai Ibrahim, 105. Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya
Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik, 106. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata,
1
Hamka, Tafsir Al-Azhar Juzz.XXIII, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1994, h. 86-87
107. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar, 108. Kami abadikan untuk Ibrahim itu pujian yang baik di kalangan orang-
orang yang datang Kemudian, 109. yaituKesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim,
110. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
B. Arti Kosa kata
= Tuhanku.
= Anak yang sangat sabar.
= Maka tatkala anak itu sampai pada umur sanggup.
ﺃ = Kedua-duanya berserah diri. = Dia menelungkupkan wajahnya.
= Engkau menepati apa yang diperintahkan kepadamu. = Ujian yang nyata yang dapat dibedakan mana yang ikhlas dan
mana yang tidak. ﺑ = Dengan seekor binatang.
= Orang-orang yang berbuat baik.
2
2
Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al Maragi Juzz XXIII, Ter. Dari Tafsir Al-Maragi oleh Badrun Abu Bakar dkk, Semarang: Toha Putra, 1993, Cet. 2, h. 125-127
C. Pendapat Para Mufassir Tentang QS. Ash-Shaffat: 100-110 1.
Ayat 100-101
Dalam ayat ini Allah SWT menceritakan bahwa “Nabi Ibrahim dalam
perantauan memohon kepada Tuhan kiranya dianugrahkan seorang anak yang shaleh lagi taat yang dapat menolongnya dalam menyampaikan dakwah dan
mendampinginya dalam perjalanan dan menjadi kawan dalam kesepian. ”
3
Sayyid Al-Qurthubi dalam tafsir Al-Qurthubi menambahkan, Ibrahim meminta kepada Allah seorang anak untuk menemani dalam
keterasingannya lalu Allah mengabulkan doa Ibrahim dalam firmannya
ملح ملعب ه شبف
maksudnya ketika menjadi besar anak itu memiliki sifat sabar. Ini merupakan kabar gembira bahwa anak itu akan
hidup sampai besar, karena anak kecil belum bisa dikatakan mempunyai sifat sabar.
4
“Sifat kesabaran itu sedikit pada waktu baligh. Karena pada masa kanak- kanak sedikit sekali didapati sifat-sifat seperti sabar, tabah, lapang dada. Anak
remaja itu ialah Ismail As, anak laki-laki pertama dari Ibrahim As, ibunya bernama Hajar istri kedua Nabi Ibrahim As. Putra kedua ialah ishak, lahir
kemudian sesudah Ismail dari istri pertama “Sarah”.”
5
2. Ayat 102
Ayat sebelum ini menguraikan janji Allah kepada Nabi Ibrahim As. Tentang perolehan anak. Demikian hingga tiba saatnya anak tersebut lahir dan
tumbuh berkembang, maka tatkala sang anak itu telah mencapai usia yang menjadikan ia mampu berusaha bersama Nabi Ibrahim. Nabi Ibrahim berkata
sambil memanggil anaknya dengan panggilan mesra. Nabi Ibrahim As menyampaikan mimpi itu kepada anaknya. Ini agaknya
karena beliau memahami bahwa perintah tersebut tidak harus memaksakannya
3
Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Tafsirnya jilid VIII, Yogyakarta: PT. Dana
Bhakti Wakaf, 1991, h. 318
4
Al-Qurthubi, Tafsir Al- Qurthubi jilid 15, Ter. Dari Al Jami’ li Ahkam Al Qur’an oleh
Muhyidin Mas Rida dkk, Jakarta: Pustaka Azzam, 2009, h. 232
5
Depag. loc. cit.