Indikasi-indikasi Terapi Oksigen Hiperbarik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Evaluasi mencakup penyakit yang diderita oleh pasien, apakah ada kontraindikasi terhadap terapi oksigen hiperbarik pada kondisi pasien. i. Sesi perawatan hiperbarik tergantung pada kondisi penyakit pasien. Pasien umumnya berada pada tekanan 2,4 atm selama 90 menit 2 jam kemudian diselingi pasien keuar dari ruangan hiperbarik agar komplikasi oksigen hiperbarik dapat dihindari. j. Terapi oksigen hiperbarik memerlukan kerja sama multidisiplin sehingga satu pasien dapat ditangani oleh berbagai bidang ilmu kedokteran. k. Pasien dievaluasi setiap akhir sesi untuk perkembangan hasil terapi dan melihat apakah terdapat komplikasi hiperbarik pada pasien. l. Untuk mencegah barotrauma GI, ajarkan pasien bernafas secara normal jangan menelan udara dan menghindari makan besar atau makanan yang memproduksi gas atau minum sebelum perawatan. Prosedur penatalaksanaan hiperbarik oksigen adalah sebagai berikut Lakesla, 2009 dalam T Nuh Huda, 2010: a. Sebelum terapi hiperbarik oksigen Dokter jaga HBO dan perawat tender melaksanakan: 1 Anamnesis: Identitas, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, kontraindikasi absolut dan relatif untuk terapi HBO. Indikasi HBO: Beberapa indikasi penyakit yang bisa diterapi dengan HBO adalah penyakit dekompressi, emboli udara, keracunan gas CO, HCN, H 2 S, infeksi seperti gas gangren, osteomyelitis, lepra, mikosis, pada bedah plastik, dan rekonstruksi seperti luka yang sulit sembuh, luka bakar, operasi reimplantasi dan operasi cangkok jaringan. Keadaan trauma seperti crush injury, compartment syndrome dan cidera olahraga. Gangguan pembuluh darah tepi, berupa shock dan lain-lain. Bypass jantung dan nyeri tungkai iskemik, bedah ortopedi seperti fracture non union, cangkok tulang, osteoradionekrosis. Keadaan neurologik seperti, stroke, multiple sclerosis, migrain, edema cerebri, multi infrak demensia, cedera medula spinalis, abses otak, dan neuropati perifer.