Penatalaksanaan Diabetes Melitus Diabetes Melitus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 2.1. Algoritma Penatalaksanaan DM tipe 2 Dipiro Et, al,2009 Edukasinutrisiolahraga Target:HbA1c ≤ 6,5 – 7,0 penurunan 0,5-1,0, GDS : 110 – 130 mgdl, GDPP : 140 - 180 Pilihan monoterapi lain: Pioglitazone, Rosiglitazone, Nateglinid, Akarboseinsulin, Insuln analog Monoterapikombinasi awal sulfonylurea dan atau metformin Target tercapai Di cek HbA 1 c tiap 3-6 bulan Target tidak tercapai setelah 3 bulan Kombinasi lain: Metforminsulfonilurea dengan pioglitazonerosiglitazon atau akarbosemiglitol Metformin dengan nateglinidinsulininsulin analog monoterapikombinasi Target tercapai Terapi dilanjutkan atau dicek HbA 1 c tiap 3-6 bulan Kombinasi sulfonilurea Target tercapai Target tidak tercapai setelah 3-6 bulan Insulin kerja menengah atau 1x perhari glargin. Sebelum pemberian insulin kerja regular atau lisproaspart tambah 3 kombinasi antidiabetik oral atau diganti untuk memisah dosis insulininsulin analog terapi berkunjung ke endorinologis. Awal Intervensi Terapi dilanjutkan atau dicek HbA 1 c tiap 3-6 bulan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.10 Penggolongan Obat Diabetes Melitus

Menurut American College of Clinical Pharmacy, 2013 dalam istiqomah, 2013, terdapat 9 golongan antidiabetes oral ADO DM tipe 2 dan telah dipasarkan di Indonesia yakni golongan: sulfonilurea, meglitinid, biguanid, penghambat α-glukosidase, tiazolidindion, penghambat dipeptidyl peptidase-4, sekuestran asam empedu, bromokriptin, dan produk kombinasi. Kesembilan golongan ini dapat diberikan pada DM tipe 2 yang tidak dapat dikontrol hanya dengan diet dan latihan fisik saja. 1 Sulfonilurea Mekanisme kerjanya dengan mengikat reseptor pada sel beta pankreas, membentuk membran depolarisasi dengan stimulasi sekresi insulin. Generasi pertama yaitu, tolbutamide, klorpropamid. Generasi kedua yaitu: a Gliburid dengan dosis 2,5-5,0 mg 1 atau 2x sehari dengan dosis maksimal per hari 20 mg, gliburid dengan dosis 1,5-3 mg 1 atau 2x sehari dengan dosis maksimal per hari 12 mg. Contoh sediaan seperti Glibenkamid generik, Abenon Heroic, Clamega Emba Megafarma, Condiabet Armoxindo, Daonil Aventis. Memiliki efek hipoglikemik yang poten sehingga pasien perlu diingatkan untuk melakukan jadwal makan yang ketat. Gliburid dimetabolisme dalam hati, hanya 25 metabolit di ekskresi melalui empedu dan dikeluarkan bersama tinja. Gliburid efektif dengan pemberian dosis tunggal. Bila pemberian dihentikan, obat akan bersih keluar dari serum setelah 36 jam. Diperkirakan memiliki efek terhadap agregasi trombosit. Dalam batas-batas tertentu masih dapat diberikan pada pasien gangguan ginjal dan hati Handoko dan Suharto, 1995. b Glipizid dengan dosis 5 mg 1 atau 2x sehari extended release dengan dosis maksimal per hari 40 mg. Contoh sediaan seperti Diamicron Darya Varia, Glibet Dankos, Glicab, Glidabet. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mempunyai efek hipoglikemik sedang sehingga tidak begitu sering menyebabkan efek hipoglikemik. Mempunyai efek antiagregasi trombosit yang lebih poten. Dapat diberikan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal Soegondo, 1995b. c Glimepirid dengan dosis 1-2 mg 1x sehari dengan dosis maksimal per hari 8 mg, contoh sediaan seperti Amaryl. Memiliki waktu mula kerja yang pendek dan waktu kerja yang lama, sehingga umum diberikan dengan cara pemberian dosis tunggal. Untuk pasien yang berisiko tinggi, yaitu pasien usia lanjut, pasien dengan gangguan ginjal atau yang melakukan aktivitas berat dapat diberikan obat ini. Dibandingkan dengan glibenklamid, glimepirid lebih jarang menimbulkan efek hipoglikemik pada awal pengobatan Soegondo, 1995b. d Glibenklamid dengan dosis 2,5-5 mghari dengan dosis maksimal perhari 15 mg. e Glikuidon dengan dosis 15 mghari dengan dosis maksimal perhari 60 mg. Contoh sediaan seperti Gluronerm Boehringer ingelhem. Mempunyai efek hipoglikemik sedang dan jarang menimbulkan serangan hipoglikemik. Karena hampir seluruhnya diekskresi melalui empedu dan usus, maka dapat diberikan pada pasien gangguan ginjal dan hati yang agak berat Soegondo, 1995b. Efek merugikan secara umum seperti hipoglikemia, penambahan berat badan. Dan efek yang jarang terjadi seperti ruam kulit, sakit kepala, mual, muntah, dan fotosintesis. Kontraindikasinya seperti hipersensitivitas dengan sulfonamide, pasien dengan tidak sadar menderita hipoglikemi, fungsi ginjal tidak berfungsi baik glipizid merupakan pilihan yang lebih baik daripada gliburid atau glimepirid pada pasien yang geriatri atau memiliki kelemahan pada ginjal karena obat atau metabolit aktif tidak dapat dieliminasi di dalam ginjal. Efikasi dari sulfonamida ini seperti reduksi 1-2 HbA1c, dan semua pengobatan untuk mengobati hiperglikemia. Interaksi obat yang terjadi dengan obat sulfonilurea dapat meningkatkan risiko hipoglikemia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sewaktu pemberian obat hipoglikemik sulfonilurea antara lain dengan: alkohol, fenformin, sulfonamida, salisilat, fenilbutazon, oksifenbutazon, probenezide, dikumarol, kloramfenikol, penghambat MAO, guanetidin, steroida anabolitik, fenfluramin, dan klofibrat. 2 Meglitinid Mekanisme kerja dari golongan meglitinid sama dengan sulfonilurea yaitu, meningkatkan sekresi insulin dari pankreas tetapi onset lebih cepat dan waktu durasi lama. Pada pemberian oral absorpsinya cepat dan kadar puncaknya dicapai dalam waktu 1 jam. Masa paruhnya 1 jam, karena itu harus diberikan beberapa kali sehari sebelum makan. Metabolisme utamanya di hepar dan metabolitnya tidak aktif. Sekitar 10 dimetabolisme di ginjal. Pada pasien dengan gangguan fungsi hepar atau ginjal harus diberikan secara berhati- hati. Efek samping utamanya hipoglikemia dan gangguan saluran cerna. Reaksi alergi juga pernah dilaporkan. Efek merugikan seperti hipoglikemia lebih kecil dibandingkan dengan sulfonilurea, berat badan berkurang, infeksi pernapasan meningkat. Kontraindikasi seperti hipersensitivitas, penggunaan repaglinid dengan gemfibrozil dapat meningkatkan konsentrasi repaglinid. Efikasi seperti reduksi 0,5-1,5 HbA1c repaglinid menunjukan penurunan HbA1c lebih dari nateglinid, lebih efektif pada postprandial glukosa. Obat golongan meglitinid seperti:  Repaglinid, dosis lazim 0,5-1 mg 15 menit sebelum makan. Dosis maksimum per hari 16 mg. Contoh sediaan, PrandinNovoNormGlucoNorm Novo Novdisk. Merupakan turunan asam benzoat. Mempunyai efek hipoglikemik ringan sampai sedang. Diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian per oral, dan diekskresi secara cepat melalui ginjal. Efek samping yang mungkin terjadi adalah keluhan saluran cerna Soegondo, 1995b.  Nateglinid, dosis 120 mg sebelum makan. Dosis 60 mg jika HbA1c mendekati tujuan yang diinginkan.