Diagnosis Diabetes Melitus Diabetes Melitus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Komplikasi akut meliputi ketoasidosis diabetika DKA, koma nonketosis hiperglikemia. Sementara komplikasi kronis meliputi komplikasi mikrovaskuler komplikasi di mana pembuluh –pembuluh rambut kaku atau menyempit sehingga organ yang seharusnya mendapatkan suplai darah dari pembuluh –pembuluh tersebut menjadi kekurangan suplai dan komplikasi makrovaskuler komplikasi yang mengenal pembuluh darah arteri yang lebih besar sehingga terjadi aterosklerosis Tobing dr. Ade, 2008. Berikut beberapa kerusakan dan gangguan yang terjadi akibat komplikasi penyakit diabetes melitus Tobing dr. Ade, 2008:  Kerusakan pada pembuluh darah vasculopathy, kerusakan pada dinding pembuluh darah akan mengakibatkan masalah pada jantung dan otak, serta gangguan pada pembuluh darah di kaki. Akibatnya, makro dan mikrovaskuler sirkulasi akan terganggu, peningkatan tekanan darah, dan infark hati dan cerebral.  Gangguan fungsi jantung, gangguan pada pembuluh darah akan mengakibatkan aliran darah ke jantung terhambat atau terjadi iskemia kekurangan oksigen di otot jantung, timbul angina pectoris sakit di daerah dada, lengan, dan rahang, bahkan pada akhirnya bisa menyebabkan serangan jantung.  Gangguan fungsi pembuluh otak, pasien sering merasakan berat di belakang kepala, leher, dan pundak, pusing vertigo, serta pendengaran dan penglihatan terganggu. Jika hal ini dibiarkan, gangguan neurologis akan muncul, misalnya dalam bentuk stroke yang disebabkan oleh penyumbatan atau pendarahan.  Tidak stabilnya tekanan darah, tidak stabilnya atau seimbangnya tekanan darah yakni kadang tinggi atau rendah banyak terjadi pada pasien diabetes melitus. Tekanan darah tinggi disebabkan oleh buruknya kondisi pembuluh darah dan memburuknya fungsi ginjal.  Gangguan pada sistem saraf, neuropathy adalah salah satu komplikasi diabetes melitus. Kerusakan pada sistem saraf ini lebih mengacu pada saraf sensorik saraf perasa, menimbulkan rasa sakit, kesemutan, serta baal mati rasa pada kaki dan tangan. Kerusakan pada sistem motorik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memang lebih sedikit, gangguan ini termanefestasi pada berkurangnya tenaga otot dan volume dari jaringan otot.  Gangguan mata retinopathy, disebabkan memburuknya kondisi mikro sirkulasi sehingga terjadi kebocoran pada pembuluh darah retina. Hal ini bahkan bisa menjadi salah satu penyebab kebutaan. Retinopathy sebenernya merupakan kerusakan yang unik pada diabetes karena selain oleh gangguan mikrovaskuler, penyakit ini juga disebabkan adanya biokimia darah sehingga terjadi penumpukan zat –zat tertentu pada jaringan retina. Katarak dan glaukoma meningkatnya tekanan pada bola mata juga merupakan salah satu dari komplikasi mata pada pasien diabetes. Oleh karenanya, selain mengontrol kadar gula darah, mengontrol mata pada dokter mata secara rutin juga mutlak dilakukan oleh pasien diabetes.  Gangguan ginjal nefropathy, sebab utama gangguan ginjal pada pasien diabetes adalah buruknya mikrosirkulasi. Gangguan ini sering muncul paralel dengan gangguan pembuluh darah di mata. Penyebab lainnya adalah proses kronis dari hipertensi yang akhirnya merusak ginjal. Kebanyakan pasien sebelumnya tidak memiliki keluhan ginjal.  Gangguan pada kaki karena diabetes melitus, kaki adalah bagian tubuh yang paling sensitif pada pasien diabetes melitus. Ada beberapa faktor yang berperan dalam perubahan ini, yaitu terhambatnya sirkulasi menimbulkan rasa sakit pada betis kaki sewaktu berjalan, gangren gangguan makro dan mikrosirkulasi vasculopathy, gangguan pada saraf neuropathy, yakni kerusakan pada saraf di otot, kulit, dan kerusakan saraf autonom yang mengganggu regulasi keringat, dan sensitif terhadap infeksi di kaki.  Gangguan pada otot dan sendi –sendi, terhambatnya ruang gerak sendi dan otot banyak diderita pada orang tua. Namun, kini gejala tersebut juga kerap dirasakan pada pasien usia muda yang menderita diabetes melitus tipe 2.