UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penyakit kulit, penyakit reumatik, dan lain –lain misalnya, prednison,
oradexon, kenacort, rheumacyl, kortison, hidrokortison. Terkena infeksi virus tertentu misalnya virus morbili, virus yang
menyerang kelenjar ludah, dan lain –lain.
Terkena obat –obatan antiserangga insektisida.
2.1.7 Diagnosis Diabetes Melitus
Diagnosis klinis khas DM pada umumnya adalah bahwa terdapat keluhan khas DM yaitu, poliuria banyak kencing, polidipsia banyak minum, polifagia
banyak makan, dan penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya, dan keluhan lainnya seperti, kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensia pada pria,
prioritis vulva pada wanita Misnadiarly, 2006. Kriteria diagnosis diabetes melitus dan gangguan toleransi glukosa
menurut ahli diabetes di Surabaya tahun 1987 merupakan modifikasi dari kriteria diagnosis diabetes melitus yang ditetapkan di WHO tahun 1985 seperti berikut:
1 Diagnosis diabetes melitus apabila:
Terdapat gejala-gejala diabetes melitus ditambah dengan Salah satu dari, GDP 120 mgdL, 2 jam PP 200 mgdL, atau
glukosa darah acak 200 mgdL. 2
Diagnosis diabetes melitus apabila: Tidak terdapat gejala-gejala diabetes melitus, tetapi
Terdapat 2 hasil dari, GDP 120 mgdL, 2 jam PP 200 mgdL atau
random 200 mgdL. 3
Diagnosis gangguan toleransi glukosa GTG apabila, GDP 120 mgdL dan 2 jam PP 140-200 mgdL.
4 Untuk kasus meragukan dengan hasil GDP 120 mgdL dan 2 jam
PP 200 mgdL, maka ulangi pemeriksaan laboratorium sekali lagi, dengan persiapan minimal 3 hari dengan diet karbohidrat lebih dari
150 gram perhari dan kegiatan fisik seperti biasa, kemungkinan hasilnya adalah:
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DM, apabila hasilnya sama atau tetap, yaitu GDP 120 mgdL dan 2 jam PP 200 mgdL, atau apabila hasilnya memenuhi kriteria I
atau II. GTG, apabila hasilnya cocok dengan kriteria III.
Tabel 2.1. Kadar gula darah sewaktu dan puasa
Bukan DM
Belum pasti DM
DM Kadar gula darah
sewaktu mgdl Plasma vena darah
kapiler
110 90
110 – 199
90 – 199
≥200 ≥200
Kadar gula darah puasa mgdl
Plasma vena darah kapiler
110 90
110 – 125
90 – 109
≥126 ≥110
[Sumber : Hendromartono, 1999]
Tabel 2.2. Kriteria pengendalian DM
Pemeriksaan glukosa darah plasma vena mgdl Baik Sedang
Buruk Puasa
80 – 109
110 – 139 140
2 jam pp
110 – 159 160 – 199 200
HbA1c
4 – 6
6 – 8
8
Tekanan darah
140 90 160 95 16095
[Sumber : Hendromartono, 1999]
Hemoglobin A1c HbA1cGlycosylated Haemoglobin adalah apabila hemoglobin dipisahkan secara kromatografi melalui perubahan kation akan
berubah menjadi HbA0, HbAIa1, HbAIa2, HbA1b, HbA1c Boucher, 1988 dalam Nuh Huda, 2010. Pengukuran HbA1cGlycosylated Haemoglobin telah diterima
secara obyektif dan menjadi indeks quantitative pengukuran kadar glukosa darah selama 6-10 minggu dan nilai pengukuran tersebut akan meningkat pada penderita
Diabetes Melitus Nuh Huda, 2010.
2.1.8 Komplikasi Diabetes Melitus
Komplikasi penyakit diabetes melitus diklasifikasikan menjadi dua, yaitu komplikasi yang bersifat akut dan kronis menahun. Komplikasi akut merupakan
komplikasi yang harus ditindak cepat atau memerlukan pertolongan dengan segera. Adapun komplikasi kronis merupakan komplikasi yang timbul setelah
penderita mengindap diabetes melitus selama 5 –10 tahun atau lebih Tobing dr.
Ade, 2008.