UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Kondisi masa rehabilitasi seperti hemiplegi spastik stroke, paraplegi, miokard insufisiensi kronik dan penyakit pembuluh darah tepi.
2 Pemeriksaan fisik lengkap 3 X
–foto thorak PA 4 Pemeriksaan tambahan bila dianggap perlu, yaitu:
a EKG b Bubble detector untuk kasus penyelaman
c Perfusi dan PO
2
transcutaneus d Laboratorium darah
e Konsultasi dokter spesialis 5 Menerangkan manfaat, efek samping, proses dan program terapi
HBO, yaitu: a Terapi dilaksanakan di dalam Ruang Udara Bertekanan Tinggi.
b Cara adaptasi terhadap perubahan tekanan, manuver valsava atau equalisasi.
c Bernafas menghirup O
2
100 melalui masker selama 3 x 30 menit untuk tabel terapi Kindwall atau sesuai tabel terapi kasus
penyelaman. d Efek
samping seperti,
barotrauma, intoksikasi
oksigen, memodulasi nitrit oksida pada sel endotel untuk meningkatkan
VEGF vascular endothelial growth factor sehingga memicu fibroblast yang diperlukan untuk sintesis proteoglikan yang akan
memacu kolagen sintesis pada proses remodeling yaitu salah satu proses dalam penyembuhan luka.
e Selama terapi didampingi oleh seorang perawat. f Menandatangani inform concern.
b. Selama Terapi Hiperbarik Oksigen 1 Selama proses kompresi, Tender membantu adaptasi peserta terapi
HBO terhadap peningkatan tekanan lingkungan. 2 Selama proses menghirup O
2
100
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a Observasi tanda –tanda intoksikasi oksigen seperti pucat, keringat
dingin, twitching, mual, muntah, dan kejang. Bila terjadi hal demikian maka perawat akan memberitahukan kepada petugas di
luar bahwa terapi dihentikan sementara sampai menunggu kondisi penderita baik kembali, kemudian penderita dikeluarkan dan
diberikan perawatan sampai kondisi adekuat. b Observasi tanda
–tanda vital dan keluhan peserta terapi HBO. c Untuk
kasus penyelaman,
observasi sesuai
keluhan, yaitu
gangguan motorik dan sensorik, rasa nyeri. d Mengamati tanda
–tanda dan gejala barotrauma, keracunan oksigen dan komplikasi atau efek samping yang ditemui dalam HBO.
3 Selama proses dekompresi perawat membantu adaptasi peserta terapi HBO terhadap pengurangan tekanan lingkungan dengan Valsava
maneuver, menelan ludah atau minum air putih. a Jika pasien mengalami nyeri ringan sampai sedang, hentikan
dekompresi hingga nyeri reda. Jika nyeri ringan sampai sedang tidak lega, pasien harus dikeluarkan dari ruang dan diperiksa oleh
dokter THT. b Perlu diingatkan bahwa Valsava maneuver hanya untuk digunakan
selama dekompresi dan mereka perlu bernafas normal selama terapi tidak menahan nafas.
c. Setelah Terapi Hiperbarik Oksigen Dokter dan perawat jaga HBO melaksanakan anamnesis setelah terapi,
evaluasi penyakit, evaluasi ada tidaknya efek samping. Bila kondisi baik maka pasien akan dikembalikan ke ruang perawatan seperti semula.
2.2.6 Klasifikasi Ruang Hiperbarik
Menurut klasifikasi dari National Fire protection Association NFPA-99 Health care Facilities United states, ruangan hiperbarik dibagi:
a Kelas A –untuk Manusia, multiplace chamber atau ruangan hiperbarik
yang diperuntukan bagi manusia dengan jumlah lebih dari satu orang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dimana ruangan tersebut lebih dari 1 ruangan bisa dua, tiga, atau lebih, sehingga jika terjadi kendala atau masalah pada salah satu pasien atau
peserta terapi dapat dilakukan penanganan dengan baik tanpa mengganggu pasien yang lain. Selain itu juga masalah kontaminasi penyakit maupun
hal lain dapat dipisahkan dengan baik. Alat hiperbarik seperti ini adalah yang terbaik jika akan melayani pasien lebih dari 1 orang dalam satu kali
pelayanan, sehingga baik tenaga perawat yang menemani di dalam maupun di luar, paramedis maupun dokter ahli hiperbarik dapat
memberikan bantuan langsung ke dalam jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Biasanya digunakan pada pasien dengan kondisi umum yang buruk atau yang menggunakan alat bantuan, multiplace chamber dipilih karena
mempunyai keuntungan yaitu alat –alat bantu tersebut dapat dimasukan ke
dalam chamber dan perawat dapat ikut memonitor kondisi pasien tersebut. Kamar tipe A dapat dimasuki oleh beberapa orang pasien sekaligus dan
dapat disertai dengan perawat atau pendamping yang mengobservasi pasien dan membantu di saat gawat darurat. Pasien dalam multiplace
chamber menghirup oksigen 100 melalui masker Richard A. Neubauer, 1998.
b Kelas B-untuk Manusia, monoplace chamber dengan satu ruangan untuk satu pasien. Biasanya pasien sendiri di dalam ruangan dan tidak ditemani
oleh tenaga medis. Tenaga medis hanya mengawasi dan memantau dari luar. Semua instruksi, peralatan pendukung, dan kendali ada di luar.
Pada kamar tipe B pasien tidak menggunakan masker untuk menghirup oksigen 100 karena udara di dalam chamber tersebut telah dialiri oleh
oksigen 100 Richard A. Neubauer, 1998. c Kelas C-untuk Binatang bukan untuk Manusia.
2.3 Hiperbarik Center RUMKITAL Dr. Mintohardjo
Terapi Oksigen
Hiperbarik RUMKITAL
Dr. Mintohardjo
memperkenalkan kepada masyarakat umum dan sejawat dokter tentang
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tersedianya fasilitas Terapi Oksigen Hiperbarik di RUMKITAL Dr. Mintohardjo Jakarta.
RUMKITAL Dr. Mintohardjo menjadi rumah sakit rujukan untuk angkatan laut walaupun begitu RUMKITAL Dr. Mintohardjo juga menerima
pasien umum.
Pelayanan Terapi
Oksigen Hiperbarik
RUMKITAL Dr.
Mintohardjo dimulai pada pukul 07.30-15.00 dari hari Senin sampai hari Jumat kecuali hari libur nasional. Terapi dilakukan selama 10 hari dalam 1 sesi. Dalam 1
hari terapi dilakukan selama 90 menit dengan istirahat 5 menit tiap 30 menit terapi.
Pada tahun 1969, RUMKITAL Dr. Mintohardjo memiliki chamber pertama yang bernama Kurimoto. Chamber ini digunakan untuk tes bagi calon
penyelam. Pada tahun 1978, RUMKITAL Dr. Mintohardjo memiliki chamber Oceanering yang digunakan untuk terapi di bidang militer.
Sekarang terdapat 4 buah multiple chamber tetapi yang digunakan terapi hanya 2 buah, sisanya masih dalam tahap persiapan. Multiple chamber tersebut
ada yang memiliki AC air conditioner dan ada yang tanpa AC air conditioner. Chamber dengan fasilitas AC bernama Ambalat dan yang non AC bernama Rote
Island. Dokter yang bekerja di bagian terapi hiperbarik berjumlah 6 orang.
Sebagian telah bergelar S2 hiperbarik, sisanya masih dalam pendidikan spesialisasi.
Rata –rata jumlah kunjungan per hari adalah 72–78 orang. Pasien berasal
dari seluruh Indonesia terutama Jakarta. Harga sekali terapi adalah 180 ribu Rupiah. Penyakit yang sering diterapi dengan terapi hiperbarik oksigen di
RUMKITAL Dr. Mintohardjo diantaranya seperti, stroke, sudden deafness, diabetes melitus, gangrene akibat diabetes melitus, luka bekas operasi, luka yang
sulit sembuh, ulkus yang sulit sembuh, fraktur terbuka, fraktur yang sulit sembuh, luka bakar, vertigo, autis, dan decompression sickness. Jumlah kasus dari masing
– masing penyakit di atas berubah dari waktu ke waktu. Selain untuk terapi berbagai
penyakit, fasilitas hiperbarik juga digunakan dalam bidang angkatan laut seperti, tes ketahanan tekanan pada anggota baru angkatan laut, tes ketahanan tekanan
secara rutin pada anggota lama angkatan laut, dan res ketahanan tekanan pada