Klasifikasi Diabetes Melitus Diabetes Melitus

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta  DM terkait malnutrisi DMTM = malnutrition related DM MRDM. Diabetes Melitus yang terkait dengan malnutrisi biasanya terjadi di negara –negara berkembang di kawasan tropis yang sebagian besar penduduknya masih berpendapat perkapita rendah sehingga terjadi gangguan atau kekurangan makan malnutrisi dan tidak didapati adanya ketosis. DMTM dibagi lagi menjadi dua, yakni fibrocalculous pancreatic DM FCPD dan protein deficient pancreatic DM PDRD.  Diabetes Melitus tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu, misalnya penyakit pankreas, penyakit hormonal, obat-obatan atau bahan kimia lain, kelainan insulin atau reseptornya, sindrom genetik tertentu, dan penyebab lain yang belum diketahui. Diabetes Melitus tipe ini adalah penderita yang mengalami diabetes melitus akibat komplikasi penyakit yang dideritanya. Misalnya, penderita mengidap penyakit pankreas sehingga fungsi organ tersebut terganggu dan tidak mampu menghasilkan hormon insulin akibatnya kadar gula darahnya meningkat, efek samping konsumsi obat-obatan untuk menyembuhkan penyakit lain, dan sebagainya. 2 Gangguan toleransi glukosa GTG Penderita GTG ditandai dengan terjadinya peningkatan kadar glukosa darah pada tes toleransi glukosa oral TTGO yang nilainya berada di daerah perbatasan, yaitu di atas normal, tetapi di bawah nilai diagnostik untuk diabetes melitus. Penderita GTG sangat berisiko untuk menjadi penderita diabetes melitus tidak tergantung insulin dan terserang penyakit kardiovaskuler, seperti penyakit jantung koroner dan stroke. 3 DM pada kehamilan Gestational DM Gestational Diabetes Melitus merupakan penyakit diabetes melitus yang muncul pada saat mengalami kehamilan padahal sebelumnya kadar glukosa darah selalu normal. Diabetes Melitus pada masa kehamilan dapat menimbulkan dampak yang buruk untuk janin dalam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kandungan jika tidak segera dilakukan pengobatan dengan benar. Kelainan yang dapat timbul pada bayi, misalnya kelainan bawaan, gangguan pernafasan, bahkan kematian janin. Umumnya diabetes tipe ini akan diderita selama masa kehamilan dan kembali normal setelah melahirkan. Meski begitu, terdapat sejumlah kasus yang tidak terkendali sehingga diabetes melitus dapat berkembang lebih lanjut pasca melahirkan. Oleh karena bisa berkembang lebih lanjut, diabetes tipe ini harus ditangani secara ekstra. Caranya dengan berkonsultasi ke dokter ahli secara rutin, diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar glukosa darah yang tinggi, dan didukung perencanaan makan yang baik. Perencanaan makan harus memperhatikan kebutuhan kalori perhari, komposisi zat makanan, dan kebutuhan vitamin serta mineral. Penderita Gestational DM sebaiknya melakukan pengukuran HbA1c. Kadar HbA1c yang meningkat pada 12 minggu pertama kehamilan menandakan adanya kehamilan dengan diabetes melitus yang dapat meningkatkan risiko cacat lahir kelainan kongenital. Jika pada kehamilan dini kadar HbA1c lebih besar dari 12 risiko keguguran abortus juga semakin meningkat. Keracunan kehamilan yang berat, air ketuban berlebih, hipertensi, janin tumbuh besar, kematian janin dalam kandungan, dan gawat janin adalah faktor yang mempersulit persalinan ibu hamil dengan diabetes melitus. Oleh karenanya, ibu hamil yang terkena diabetes melitus harus melahirkan di Rumah Sakit untuk mengurangi risiko kematian bayi dan ibu. b Kelas Risiko Statistik Kelas ini mencakup mereka yang mempunyai kadar glukosa dalam batas toleransi normal, tetapi mempunyai risiko lebih besar untuk mengidap diabetes melitus. Orang –orang yang termasuk dalam kelas ini antara lain:  Toleransi glukosa pernah abnormal,  Kedua orang tua mengidap DM, dan  Pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta American Diabetes Association ADA juga menggolongkan penyakit Diabetes Melitus ke dalam klasifikasi sebagai berikut:  DM tipe 1 IDDM  DM tipe II NIDDM  DM dengan kehamilan  DM tipe lain, terdiri dari defek genetik fungsi sel beta MODY, DNA mitokondria, defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas pankreatitis, tumorpankreatektomi, pankreatopati fibrokalkulus, endokrinopati akromegali, sindroma cushing, feokromositoma, hipertiroideisme, obat zat kimia, infeksi, imunologi, dan sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM.

2.1.3 Etiologi Diabetes Melitus

Penyebab diabetes melitus menurut American College of Clinical Pharmacy berdasarkan klasifikasinya adalah: 1 Diabetes Melitus DM tipe 1 Diakibatkan oleh hancurnya sel β pankreas sehingga menyebabkan produksi insulin berkurang. Hampir 5-10 yang menderita DM tipe 1. Dikenal sebagai insulin independent diabetes atau juvenile onset diabetes. Prevalensi di America 0,12 atau sekitar 340.000 penderita pasien DM. Biasanya diderita oleh anak-anak atau orang dewasa muda. Biasanya pada anak-anak, gejala onsetnya lebih cepat dibandingkan dengan orang dewasa tua. 2 Diabetes Melitus tipe 2 Diakibatkan karena adanya resistensi insulin akibat kerusakan eksresi insulin. Hampir 90-95 yang mederita DM tipe 2. Dikenal sebagai insulin non insulin dependent diabetes atau adult onset diabetes. Prevalensi di Amerika 7,8 atau sekitar 23,6 juta. Penderita DM tipe 2 ini biasanya menderita obesitas. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3 MODY Maturity-Onset Diabetes of the Young Diakibatkan karena penyakit genetik yang disebabkan oleh melemahnya aksi insulin. Biasanya diderita pada umur dibawah 25 tahun dan termasuk DM tipe 1 dan tipe 2. 4 Diabetes Gestational Terjadi intoleransi glukosa selama masa kehamilan. Prevalensi 1-14 pada wanita hamil. Hanya terjadi pada trimester ketiga. 5 Prediabetes Lemahnya toleransi glukosa. Lemahnya glukosa puasa. 6 Tipe DM lain Kerusakan genetik pada fungsi sel β atau aksi insulin. Penyakit pada pankreas seperti, pankreatitis, neoplasia, dan cystic fibrosis. Induksi kimia atau obat seperti, glukokortikoid, asam nikotinat, penghambat protease, dan antipsikosis atipikal.

2.1.4 Patofisiologi Diabetes Melitus

Secara normal insulin dihasilkan oleh sel pankreas. Dalam keadaan sehat pankreas secara spontan akan memproduksi insulin saat gula darah tinggi. Proses awalnya adalah jika kadar gula darah rendah, maka glukagon akan dibebaskan oleh sel alfa pankreas, kemudian hati akan melepaskan gula ke darah yang mengakibatkan kadar gula normal. Sebaliknya jika kadar gula darah tinggi, maka insulin akan dibebaskan oleh sel beta pankreas, kemudian sel lemak akan mengikat gula yang mengakibatkan gula darah kembali normal Black Hwak, 2005. Patofisiologi DM secara klinis dibagi 2 yaitu DM tipe 1 dan 2. DM tipe 1 disebabkan kurangnya sekresi insulin. Kelainan dasar pada DM tipe 2 yaitu resistensi insulin dan kegagalan pankreas mensekresi insulin defisiensi insulin untuk mengkompensasi resistensi insulin. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.1.5 Gejala Diabetes Melitus

Gejala diabetes melitus tipe I dan tipe II tidak banyak berbeda. Hanya pada diabetes melitus tipe I, gejalanya lebih ringan dan prosesnya lambat, bahkan kebanyakan orang tidak merasakan adanya gejala. Akibatnya, penderita baru mengetahui menderita diabetes melitus setelah timbul komplikasi, seperti penglihatan menjadi kabur atau bahkan mendadak buta, timbul penyakit jantung, penyakit ginjal, gangguan kulit dan saraf, atau bahkan terjadi pembusukan pada kaki gangren. Berikut ini adalah gejala yang umumnya dirasakan penderita diabetes melitus Tobing dr. Ade, 2008:  Sering buang air kecil. Tingginya kadar gula dalam darah yang dikeluarkan lewat ginjal selalu diiringi oleh air atau cairan tubuh maka buang air kecil menjadi lebih banyak. Bahkan tidur di malam hari kerap terganggu karena harus bolak –balik ke kamar kecil.  Haus dan banyak minum. Banyaknya urin yang keluar menyebabkan cairan tubuh berkurang sehingga kebutuhan akan air minum meningkat.  Fatigue lelah. Rasa lelah muncul karena energi menurun akibat berkurangnya glukosa dalam jaringansel. Kadar gula dalam darah yang tinggi tidak bisa optimal masuk dalam sel disebabkan oleh menurunnya fungsi insulin sehingga orang tersebut kekurangan energi.  Rasa lelah, pusing, keringat dingin, ridak bisa konsentrasi, disebabkan oleh menurunnya kadar gula. Setelah seseorang mengonsumsi gula, reaksi pankreas meningkat produksi insulin meningkat, menimbulkan hipoglikemik kadar gula rendah.  Meningkatnya berat badan. Berbeda dengan diabetes melitus tipe 1 yang kebanyakan mengalami penurunan berat badan, penderita tipe 2 seringkali mengalami peningkatan berat badan. Hal ini disebabkan terganggunya metabolisme karbohidrat karena hormon lainnya juga terganggu.  Gatal. Gatal disebabkan oleh mengeringnya kulit gangguan pada regulasi cairan tubuh yang membuat kulit mudah luka dan gatal. Akibatnya, energi panas meningkat damp heat menyebabkan timbulnya iritasi di kulit gatal.