UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.5 Gejala Diabetes Melitus
Gejala diabetes melitus tipe I dan tipe II tidak banyak berbeda. Hanya pada diabetes melitus tipe I, gejalanya lebih ringan dan prosesnya lambat, bahkan
kebanyakan orang tidak merasakan adanya gejala. Akibatnya, penderita baru mengetahui menderita diabetes melitus setelah timbul komplikasi, seperti
penglihatan menjadi kabur atau bahkan mendadak buta, timbul penyakit jantung, penyakit ginjal, gangguan kulit dan saraf, atau bahkan terjadi pembusukan pada
kaki gangren. Berikut ini adalah gejala yang umumnya dirasakan penderita diabetes melitus Tobing dr. Ade, 2008:
Sering buang air kecil. Tingginya kadar gula dalam darah yang dikeluarkan lewat ginjal selalu diiringi oleh air atau cairan tubuh maka
buang air kecil menjadi lebih banyak. Bahkan tidur di malam hari kerap terganggu karena harus bolak
–balik ke kamar kecil.
Haus dan banyak minum. Banyaknya urin yang keluar menyebabkan
cairan tubuh berkurang sehingga kebutuhan akan air minum meningkat.
Fatigue lelah. Rasa lelah muncul karena energi menurun akibat berkurangnya glukosa dalam jaringansel. Kadar gula dalam darah yang
tinggi tidak bisa optimal masuk dalam sel disebabkan oleh menurunnya
fungsi insulin sehingga orang tersebut kekurangan energi.
Rasa lelah, pusing, keringat dingin, ridak bisa konsentrasi, disebabkan oleh menurunnya kadar gula. Setelah seseorang mengonsumsi gula, reaksi
pankreas meningkat
produksi insulin
meningkat, menimbulkan
hipoglikemik kadar gula rendah.
Meningkatnya berat badan. Berbeda dengan diabetes melitus tipe 1 yang kebanyakan mengalami penurunan berat badan, penderita tipe 2 seringkali
mengalami peningkatan berat badan. Hal ini disebabkan terganggunya
metabolisme karbohidrat karena hormon lainnya juga terganggu.
Gatal. Gatal disebabkan oleh mengeringnya kulit gangguan pada regulasi cairan tubuh yang membuat kulit mudah luka dan gatal. Akibatnya, energi
panas meningkat damp heat menyebabkan timbulnya iritasi di kulit
gatal.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gangguan immunitas. Meningginya kadar glukosa dalam darah menyebabkan pasien diabetes sangat sensitif terhadap penyakit infeksi.
Hal ini disebabkan oleh menurunnya fungsi sel –sel darah putih. Infeksi
yang sering muncul pada pasien diabetes melitus ialah infeksi kandung kemih, infeksi kulit acne, infeksi jamur candidiasis, dan infeksi saluran
pernafasan.
Gangguan mata. Penglihatan berkurang disebabkan oleh perubahan cairan dalam lensa mata. Pandangan akan tampak berbayang disebabkan adanya
kelumpuhan pada otot mata.
Polyneuropathy. Gangguan sensorik pada saraf periferal kesemutan di
kaki dan tangan.
2.1.6 Faktor Risiko Diabetes Melitus
Penyakit DM kebanyakan adalah penyakit keturunan, bukan penyakit menular. Meskipun demikian tidak berarti penyakit ini pasti menurun pada anak.
Berikut ini adalah urutan yang menunjukan siapa saja yang mempunyai
kemungkinan akan menderita penyakit DM yaitu Misnadiarly, 2006:
Kedua orang tuanya mengidap penyakit DM. Salah satu orang tuanya atau saudara kandungnya mengidap penyakit
DM. Salah satu anggota keluarga nenek, paman, bibi, keponakan, sepupu
mengidap DM. Pernah melahirkan bayi dengan berat badan lahir 4 kg.
Pada waktu pemeriksaan kesehatan pernah ditemukan kadar glukosa
darah melebihi antara 140 –200 mgdl.
Kelompok usia dewasa tua 45 tahun. Tekanan darah tinggi 14090 mmHg.
Kegemukan BBkg 120 BB idaman atau IMT 27 kgm
2
. Dislipidemia HDL 35 mgdl dan atau Trigliserida 250 mgdl.
Menderita penyakit lever hati kronik atau agak berat. Terlalu lama minum obat
–obatan, mendapat suntikan atau minum tablet golongan kortikosteroid sering digunakan oleh penderita asma,