UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gangguan immunitas. Meningginya kadar glukosa dalam darah menyebabkan pasien diabetes sangat sensitif terhadap penyakit infeksi.
Hal ini disebabkan oleh menurunnya fungsi sel –sel darah putih. Infeksi
yang sering muncul pada pasien diabetes melitus ialah infeksi kandung kemih, infeksi kulit acne, infeksi jamur candidiasis, dan infeksi saluran
pernafasan.
Gangguan mata. Penglihatan berkurang disebabkan oleh perubahan cairan dalam lensa mata. Pandangan akan tampak berbayang disebabkan adanya
kelumpuhan pada otot mata.
Polyneuropathy. Gangguan sensorik pada saraf periferal kesemutan di
kaki dan tangan.
2.1.6 Faktor Risiko Diabetes Melitus
Penyakit DM kebanyakan adalah penyakit keturunan, bukan penyakit menular. Meskipun demikian tidak berarti penyakit ini pasti menurun pada anak.
Berikut ini adalah urutan yang menunjukan siapa saja yang mempunyai
kemungkinan akan menderita penyakit DM yaitu Misnadiarly, 2006:
Kedua orang tuanya mengidap penyakit DM. Salah satu orang tuanya atau saudara kandungnya mengidap penyakit
DM. Salah satu anggota keluarga nenek, paman, bibi, keponakan, sepupu
mengidap DM. Pernah melahirkan bayi dengan berat badan lahir 4 kg.
Pada waktu pemeriksaan kesehatan pernah ditemukan kadar glukosa
darah melebihi antara 140 –200 mgdl.
Kelompok usia dewasa tua 45 tahun. Tekanan darah tinggi 14090 mmHg.
Kegemukan BBkg 120 BB idaman atau IMT 27 kgm
2
. Dislipidemia HDL 35 mgdl dan atau Trigliserida 250 mgdl.
Menderita penyakit lever hati kronik atau agak berat. Terlalu lama minum obat
–obatan, mendapat suntikan atau minum tablet golongan kortikosteroid sering digunakan oleh penderita asma,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
penyakit kulit, penyakit reumatik, dan lain –lain misalnya, prednison,
oradexon, kenacort, rheumacyl, kortison, hidrokortison. Terkena infeksi virus tertentu misalnya virus morbili, virus yang
menyerang kelenjar ludah, dan lain –lain.
Terkena obat –obatan antiserangga insektisida.
2.1.7 Diagnosis Diabetes Melitus
Diagnosis klinis khas DM pada umumnya adalah bahwa terdapat keluhan khas DM yaitu, poliuria banyak kencing, polidipsia banyak minum, polifagia
banyak makan, dan penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya, dan keluhan lainnya seperti, kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensia pada pria,
prioritis vulva pada wanita Misnadiarly, 2006. Kriteria diagnosis diabetes melitus dan gangguan toleransi glukosa
menurut ahli diabetes di Surabaya tahun 1987 merupakan modifikasi dari kriteria diagnosis diabetes melitus yang ditetapkan di WHO tahun 1985 seperti berikut:
1 Diagnosis diabetes melitus apabila:
Terdapat gejala-gejala diabetes melitus ditambah dengan Salah satu dari, GDP 120 mgdL, 2 jam PP 200 mgdL, atau
glukosa darah acak 200 mgdL. 2
Diagnosis diabetes melitus apabila: Tidak terdapat gejala-gejala diabetes melitus, tetapi
Terdapat 2 hasil dari, GDP 120 mgdL, 2 jam PP 200 mgdL atau
random 200 mgdL. 3
Diagnosis gangguan toleransi glukosa GTG apabila, GDP 120 mgdL dan 2 jam PP 140-200 mgdL.
4 Untuk kasus meragukan dengan hasil GDP 120 mgdL dan 2 jam
PP 200 mgdL, maka ulangi pemeriksaan laboratorium sekali lagi, dengan persiapan minimal 3 hari dengan diet karbohidrat lebih dari
150 gram perhari dan kegiatan fisik seperti biasa, kemungkinan hasilnya adalah: