Pengukuran Titik Leleh METODOLOGI PENELITIAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c. Identifikasi senyawa menggunakan FTIR Sedikit sampel padat kira-kira 1 – 2 mg, kemudian ditambahkan bubuk KBr murni kira-kira 200 mg dan diaduk hingga rata. Kemudian sampel yang terbentuk diambil dan kemudian ditempatkan dalam tempat sampel pada alat spektrofotometri inframerah untuk dianalisis Hidayati, 2012.

d. Identifikasi senyawa menggunakan GCMS

Kolom yang digunakan adalah HP-5MS 30 m x 0,25 mm ID x 0,25 μm; suhu awal 70 ºC selama 2 menit, dinaikkan ke suhu 285 ºC dengan kecepatan 20 ºCmenit selama 20 menit. Suhu MSD 285 ºC. Kecepatan aliran 1,2 mLmenit dengan split 1:100. Parameter scanning dilakukan dari massa paling rendah yakni 35 sampai paling tinggi 550 Umar et al., 2012.

e. Identifikasi senyawa menggunakan H

1 -NMR dan C 13 -NMR Sedikit sampel padat kira-kira 10 mg, kemudian dilarutkan dalam pelarut bebas proton khusus NMR, setelah dilarutkan kemudian dimasukkan ke dalam tabung khusus NMR untuk kemudian dianalisis.

3.3.4 Uji In Vitro Antiinflamasi Williams et al., 2008

a. Pembuatan Reagen untuk Uji Antiinflamasi

1. Larutan TBS Tris Buffer Saline pH 6.3 Sebanyak 1,21 g Tris base dan 8,7 NaCl dilarutkan dalam 1000 mL aquades. Kemudian pH diatur sampai 6,3 menggunakan asam asetat glasial Mohan, 2003. 2. Penyiapan variat konsentrasi Natrium diklofenak sebagai kontrol positif Pembuatan larutan induk sebesar 10.000 ppm Natrium Diklofenak dengan pelarut metanol. Pembuatan larutan induk dilakukan dengan melarutkan 50 mg Natrium diklofenak dalam 5 mL metanol. Kemudian dilakukan pengenceran dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta larutan induk sehingga didapatkan seri konsentrasi 1.000, 100, dan 10 ppm. Selanjutnya dilakukan pengenceran dari larutan induk, yaitu:  1.000 ppm: Sebanyak 500 μL dari larutan induk ditambahkan dengan 4.500 μL metanol.  100 ppm: Sebanyak 50 μL dari larutan induk ditambahkan dengan 4.950 μL metanol.  10 ppm: Sebanyak 5 μL dari larutan induk ditambahkan dengan 4.995 μL metanol. 3. Penyiapan variat konsentrasi EPMS, APMS, dan senyawa hasil modifikasi sampel Pembuatan larutan induk sebesar 10.000 ppm EPMS, APMS, dan senyawa hasil modifikasi dengan pelarut metanol. Pembuatan larutan induk dilakukan dengan melarutkan 50 mg EPMS, APMS, dan senyawa hasil modifikasi dalam 5 mL metanol. Kemudian dilakukan pengenceran dari larutan induk sehingga didapatkan seri konsentrasi 1.000, 100, dan 10 ppm. Selanjutnya dilakukan pengenceran dari larutan induk, yaitu:  1.000 ppm: Sebanyak 500 μL dari larutan induk ditambahkan dengan 4.500 μL metanol.  100 ppm: Sebanyak 50 μL dari larutan induk ditambahkan dengan 4.950 μL metanol.  10 ppm: Sebanyak 5 μL dari larutan induk ditambahkan dengan 4.995 μL metanol. 4. Pembuatan BSA 0,2 wv Sebanyak 0,5 g BSA dilarutkan dalam Tris Buffer Saline TBS 250 mL pH 6,3 Williams et al., 2008.