Kromatografi Lapis Tipis TINJAUAN PUSTAKA
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan dideteksi Stahl Egon dalam Khoirunni’mah, 2012.
Diantara berbagai jenis teknik kromatografi, kromatografi lapis tipis adalah yang paling banyak digunakan untuk analisis
obat di laboratorium farmasi. Metode ini hanya memerlukan investasi kecil untuk perlengkapan dan menggunakan waktu yang
singkat untuk menyelesaikan analisis 15-60 menit, memerlukan jumlah cuplikan yang sangat sedikit kira-kira 0,1 g. Selain itu,
hasil palsu yang disebabkan oleh komponen sekunder tidak mungkin
terjadi, kebutuhan
ruangan minimum,
dan penanganannya sederhana Stahl Egon dalam Khoirunni’mah,
2012. Prinsip KLT yaitu perpindahan analit pada fase diam karena
pengaruh fase gerak. Proses ini disebut elusi. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran
ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efeisiensi dan resolusinya. Fase gerak yang dikenal sebagai
pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan ke atas ascending, atau
karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun descending Rohman, 2007.
Menurut Farmakope Indonesia IV, tatalaksana identifikasi senyawa dengan KLT adalah sebagai berikut: Totolkan larutan uji
dan larutan baku menurut cara yang tertera pada masing-masing monografi dengan jarak antara lebih kurang 1,5 cm dan lebih
kurang 2 cm dari tepi bawah lempeng, dan biarkan mengering tepi bawah lempeng adalah bagian lempeng yang pertama kali
dilalui oleh alat saat membuat lapisan pada waktu melapiskan zat penjerap. Beri tanda pada jarak 10 cm hingga 15 cm di atas titik
penotolan. Tempatkan lempeng pada rak penyangga hingga tempat penotolan terletak di sebelah bawah, dan masukkan rak ke
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam bejana kromatografi. Pelarut dalam bejana harus mencapai tepi bawah lapisan penjerap tetapi titik penotolan jangan sampai
terendam. Letakkan tutup bejana pada tempatnya dan biarkan sistem hingga pelarut merambat 10 cm hingga 15 cm di atas titik
penotolan, umumya diperlukan waktu lebih kurang 15 menit hingga 1 jam. Keluarkan lempeng dari bejana, buat tanda batas
rambat pelarut, keringkan lempeng di udara dan amati bercak mula-mula dengan cahaya ultraviolet gelombang pendek 254
nm dan kemudian dengan cahaya ultraviolet gelombang panjang 365 nm. Ukur dan catat jarak tiap bercak yang diamati.
Tentukan harga Rf untuk bercak utama. Jika diperlukan, semprot bercak dengan pereaksi tertentu, amati dan bandingkan
kromatogram zat uji dengan kromatogram baku pembanding Departemen Kesehatan, 1995.
Gambar 2.12 Skema Kromatografi Lapis Tipis Mufidah, 2014