UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kemudian disaring dengan kertas saring lalu dikeringanginkan. Pengecekan terhadap hasil reaksi dilakukan dengan menggunakan
KLT dengan perbandingan pelarut etil asetat – heksan 2:3
c. Esterifikasi Senyawa Hasil Reaksi Nitrasi
Sebanyak 500 mg senyawa hasil nitrasi dilarutkan dalam 50 mL 0,547 mol 1-butanol pro analisys dalam erlenmeyer sambil
diaduk menggunakan magnetic stirrer dan dipanaskan pada suhu 90
o
C hingga larut sempurna. Setelah itu ditambahkan 0,2 mL 4 mmol asam sulfat 98. Kemudian diiradiasi dengan
menggunakan microwave oven 300 watt selama 30 menit dalam erlenmeyer tertutup. Kemudian dilakukan pengecekan terhadap
hasil reaksi dengan menggunakan KLT dengan perbandingan pelarut 1 etil asetat : 4 heksan Indriyani, 2015.
3.3.2 Pemurnian dengan Kromatografi Kolom
Pemurnian senyawa hasil modifikasi dilakukan dengan menggunakan metode pemisahan kromatografi kolom. Sistem
kromatografi yang digunakan adalah kromatografi kolom fase normal, dimana silika gel 60 yang bersifat polar bertindak sebagai
fase diam. Pelarut yang digunakan adalah pelarut heksan 100 hingga heksan-etil asetat dengan perbandingan 9:1.
3.3.3 Identifikasi Senyawa a.
Identifikasi Organoleptis
Senyawa yang didapat baik senyawa murni asam p- metoksisinamat maupun senyawa hasil modifikasi kemudian
diidentifikasi warna, bentuk dan bau.
b. Pengukuran Titik Leleh
Senyawa murni asam p-metoksisinamat diidentifikasi titik lelehnya menggunakan alat apparatus melting point dan DSC.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta c.
Identifikasi senyawa menggunakan FTIR
Sedikit sampel padat kira-kira 1 – 2 mg, kemudian
ditambahkan bubuk KBr murni kira-kira 200 mg dan diaduk hingga rata. Kemudian sampel yang terbentuk diambil dan
kemudian ditempatkan dalam tempat sampel pada alat spektrofotometri inframerah untuk dianalisis Hidayati, 2012.
d. Identifikasi senyawa menggunakan GCMS
Kolom yang digunakan adalah HP-5MS 30 m x 0,25 mm ID x 0,25
μm; suhu awal 70 ºC selama 2 menit, dinaikkan ke suhu 285 ºC dengan kecepatan 20 ºCmenit selama 20 menit.
Suhu MSD 285 ºC. Kecepatan aliran 1,2 mLmenit dengan split 1:100. Parameter scanning dilakukan dari massa paling rendah
yakni 35 sampai paling tinggi 550 Umar et al., 2012.
e. Identifikasi senyawa menggunakan H
1
-NMR dan C
13
-NMR
Sedikit sampel padat kira-kira 10 mg, kemudian dilarutkan dalam pelarut bebas proton khusus NMR, setelah
dilarutkan kemudian dimasukkan ke dalam tabung khusus NMR untuk kemudian dianalisis.
3.3.4 Uji In Vitro Antiinflamasi Williams et al., 2008
a. Pembuatan Reagen untuk Uji Antiinflamasi
1. Larutan TBS Tris Buffer Saline pH 6.3 Sebanyak 1,21 g Tris base dan 8,7 NaCl dilarutkan
dalam 1000 mL aquades. Kemudian pH diatur sampai 6,3 menggunakan asam asetat glasial Mohan, 2003.
2. Penyiapan variat konsentrasi Natrium diklofenak sebagai kontrol positif
Pembuatan larutan induk sebesar 10.000 ppm Natrium Diklofenak dengan pelarut metanol. Pembuatan larutan induk
dilakukan dengan melarutkan 50 mg Natrium diklofenak dalam 5 mL metanol. Kemudian dilakukan pengenceran dari